30 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Sumbar: Data Korban, Kerugian, dan Penanganan

11 Mar 2024 16:03 WIB

thumbnail-article

Tim petugas gabungan bersama warga mengevakuasi jasad seorang korban banjir-tanah longsor di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (8/3/2024). ANTARA/HO-BPBD Padang Pariaman/am.

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto melaporkan sebanyak 30 warga di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang melanda daerah itu.

"Bencana ini cukup masif karena mengakibatkan korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dikutip Antara di Padang, Senin (11/3/2024).

Selain korban jiwa, bencana hidrometeorologi juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur di Ranah Minang. Pemerintah setempat memperkirakan kerugian sementara mencapai Rp226 miliar lebih.

Menyikapi dampak bencana tersebut Presiden menginstruksikan BNPB merespons cepat kondisi yang terjadi di Tanah Air. Berdasarkan data instansi itu terdapat 12 kabupaten dan kota di Provinsi Sumbar yang terdampak banjir.

"Dari 12 kabupaten dan kota itu, lima di antaranya menetapkan status darurat," ujarnya.

Kelima daerah itu yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat.

"Kelima daerah ini terdampak bencana yang cukup masif dan besar," ucap Kepala BNPB.

Penyebab

Gubernur Provinsi Sumbar Mahyeldi mengatakan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Kemudian bencana hidrometeorologi juga akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.

Dari hasil pendataan di lapangan pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya.

Wilayah Kerusakan

Berdasarkan informasi dari Pusat Pusat Pengendalian Operasi (PUSDALOPS) BNPB, banjir dan atau longsor berdampak terhadap 10.150 keluarga atau 35.299 jiwa di wilayah Kota Padang.

Sedangkan di Kabupaten Padang Pariaman, dampak banjir dan atau tanah longsor menimpa 25.794 keluarga.

Di Kabupaten Padang Pariaman, banjir dan atau tanah longsor berdampak terhadap 800 keluarga atau sekira 2958 jiwa.

Di Kota Solok sebanyak 238 keluarga atau sekira 813 jiwa terdampak.

Di Kabupaten Limapuluh Kota sebanyak 24 keluarga atau 100 jiwa terdampak.

Di Kabupaten Agam sebanyak 36 keluarga atau sekira 144 jiwa terdampak.

Di Kabupaten Solok sebanyak 10 keluarga terdampak.

Di Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 31 keluarga terdampak.

Di Kabupaten Pasaman sebanyak 191 keluarga.

Dampak Kejadian banjir dan longsor memaksa warga untuk mengungsi. Di wilayah Kota Padang sebanyak 3.734 jiwa mengungsi, Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 29.483 keluarga atau sekira 76.178 jiwa mengungsi, dan Kabupaten Agam sebanyak 49 keluarga atau sekitar 209 jiwa mengungsi.

Kerugian Material

Kerugian material di wilayah Sumatera Barat terdiri dari 37.265 unit rumah terdampak, 666 rumah rusak, 3 unit rumah hanyut, 26 unit jembatan rusak, 45 unit ibadah terendam, 25 unit sekolah terendam, 13 titik ruas jalan terdampak, 2 unit irigasi rusak, 113 ha lahan terdampak, 300 m2 lahan pertanian terdampak dan 5 unit fasum terdampak.

Sementara itu informasi Petugas Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat, Gilang melalui sambungan telepon, Minggu (10/3). Upaya penanganan banjir dan longsor Tim Reaksi Cepat BPBD Sumatera Barat melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan intansi terkait. Petugas melakukan evakuasi warga yang terdampak. Wilayah yang sudah surut banjir segera dilakukan pembersihan.

“Untuk wilayah Kabupaten Padang Pariaman, akses jalan raya keluar masuk masyarakat ke desa Kotamenara tertutup longsor sepanjang 50 meter. Kabupaten Agam, kabupaten Pesisir, Kota Solok banjir berangsur surut, sedangkan Kabupaten Pesisir Selatan, dan kota Padang sebagian besar wilayah terdampak banjir masih digenangi air. Di Kabupaten Limapuluh Kota, banjir berangsur surut dan telah dilakukan pembersihan rumah dan fasilitas umum yang terendam," ujar Gilang.

 

Dapur Umum

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengoperasikan dapur umum di Pasar Barung-Barung Belantai, Pesisir Selatan (Pessel) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga terdampak bencana di sekitar kawasan tersebut.

"Pesisir Selatan menjadi salah satu fokus penanganan kita saat ini, karena dampak bencana yang cukup parah. Kebutuhan konsumsi warga dan penyaluran bantuan kita utamakan, termasuk dengan mendirikan dapur umum," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi di Padang, Minggu (10/3/2024).

Ia menjelaskan, pihaknya telah turun langsung meninjau sejumlah daerah yang terdampak bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan. Selain itu juga meninjau warga yang masih mengungsi karena rumah mereka mengalami kerusakan akibat bencana.

"Logistik terutama makanan dan air bersih menjadi kebutuhan mendesak. Karena itu kita turunkan tim dari Dinas Sosial Sumbar untuk membuka dapur umum guna melayani warga," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sumbar Syaifullah menyebutkan, pengoperasian dapur umum telah dimulai sejak Sabtu pagi di dekat Masjid Raya Pasar Barung-Barung Balantai.

Tim dapur umum lapangan (dumlap) dari Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) serta anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumbar telah mulai memasak dan menyalurkan makanan bagi warga terdampak banjir dan longsor.

"Berdasarkan arahan bapak gubernur, pagi ini kita sudah mulai memasak dan menyalurkan konsumsi kepada masyarakat dari dapur umum kita. Trip pertama masakan yang disalurkan itu sudah mencapai lebih dari 400 bungkus. Ini akan terus kita tambah sesuai dengan kebutuhan dan permintaan yang masuk," katanya.

Penyebaran konsumsi dari dapur umum Pemprov Sumbar, kata Syaifullah, akan dilakukan secara bertahap dan diusahakan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Karena itu, Dinsos Sumbar juga menurunkan dua unit mobil double gardan dan beberapa unit motor lapangan untuk mempercepat proses penjemputan/penyediaan bahan makanan serta proses pendistribusian makanan kepada masyarakat.

"Selain dapur umum, kita juga terus berkoodinasi dan siaga di gudang logistik Dinsos Sumbar, untuk melayani penyaluran bantuan bagi masyarakat. Komunikasi dengan pihak kementerian melalui balai, serta dengan berbagai pihak lain terus kita lakukan," katanya. *

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER