Artikel ini merupakan kerja sama antara Narasi dan Diet Partner. Seluruh informasi yang dimuat telah dikurasi oleh Rheinhard, S.Gz., Dietisien (Nutritionist).
------------------------------------------------------------------
Setiap wanita mengalami menstruasi, tetapi tidak semua memahami bagaimana siklus ini bekerja dan bagaimana pengaruhnya terhadap tubuh serta keseharian mereka.
Dengan memahami empat fase dalam siklus menstruasi, wanita dapat lebih mudah mengenali perubahan hormon, mengelola gejala, dan menjaga kesehatan reproduksi dengan lebih baik. Yuk mari kita lebih mengenali tubuh kita sebagai wanita lebih dalam.
Mari, simak penjelasannya!
1. Fase Menstruasi (Hari 1-5): Waktunya Detoksifikasi Tubuh
Fase menstruasi adalah tahap awal dari siklus, yang ditandai dengan luruhnya lapisan dalam rahim akibat tidak adanya kehamilan. Selama fase ini, tubuh mengeluarkan darah, lendir, dan jaringan rahim yang tidak terpakai.
Apa yang Terjadi?
• Pada fase ini, produksi hormon estrogen dan progesteron menurun drastis.
• Sehingga terjadi kontraksi pada rahim, yang menyebabkan nyeri haid atau kram.
• Biasanya kadar energi cenderung lebih rendah dibandingkan fase lainnya. Makanya sering kali wanita merasa lemas atau letih pada fase ini
Bagaimana Cara Mengelolanya?
• Nutrisi: Bisa dengan konsumsi makanan kaya zat besi (bayam, daging merah, kacang-kacangan) untuk menggantikan darah yang hilang.
• Hidrasi: Perlu juga untuk minum air yang cukup untuk menghindari dehidrasi dan mengurangi kembung.
• Istirahat: Jika tubuh terasa lelah, beri waktu istirahat lebih banyak dan hindari aktivitas berat.
2. Fase Folikular (Hari 6-14): Masa Produktivitas dan Persiapan Ovulasi
Setelah menstruasi selesai, tubuh memasuki fase folikular, di mana hormon estrogen mulai meningkat. Pada fase ini, tubuh wanita akan mempersiapkan sel telur untuk ovulasi dengan menebalkan dinding rahim.
Apa yang Terjadi?
• Folikel dalam ovarium mulai berkembang, salah satunya akan menjadi matang dan siap untk dilepaskan.
• Lalu, hormon estrogen meningkat, memberikan efek positif pada suasana hati dan energi.
• Pada fase ini, kulit sering kali tampak lebih cerah dan bercahaya.
Bagaimana Cara Mengelolanya?
• Pola Makan: Pada fase ini, dianjurkan untuk konsumsi protein tinggi seperti telur, ikan, dan kacang-kacangan untuk mendukung pertumbuhan sel telur.
• Olahraga: Ini adalah waktu terbaik untuk olahraga intens seperti High-Intensity Interval Training (HIIT) atau angkat beban karena energi sedang tinggi.
• Kesehatan Mental: Momen ini bisa dioptimal untuk dengan memanfaatkan mood yang lebih baik untuk menyelesaikan tugas-tugas penting dan lebih produktif.
3. Fase Ovulasi (Hari 14-16): Puncak Kesuburan
Fase ovulasi terjadi saat sel telur dilepaskan dari ovarium dan siap untuk dibuahi. Ini adalah momen di mana kemungkinan terjadinya kehamilan paling tinggi.
Apa yang Terjadi?
• Terjadi peningkatan kadar hormon luteinizing hormone (LH) dan estrogen memicu pelepasan sel telur.
• Kemudian, suhu basal tubuh meningkat sedikit.
• Lalu, libido atau sebuah gairah seksual akan meningkat karena dorongan alami tubuh untuk bereproduksi.
Bagaimana Cara Mengelolanya?
• Pola Makan: Saat memasuki fase ini, disarankan untuk konsumsi lemak sehat seperti alpukat dan ikan salmon untuk mendukung keseimbangan hormon.
• Perhatikan Tanda Ovulasi: Lendir serviks menjadi lebih jernih dan elastis, menandakan tubuh sedang dalam masa subur.
• Perencanaan Kehamilan: Jika ingin hamil, ini adalah waktu terbaik untuk mencoba. Jika tidak, gunakan kontrasepsi yang sesuai.
4. Fase Luteal (Hari 17-28): Waktu Persiapan atau Premenstruasi
Setelah ovulasi, tubuh memasuki fase luteal. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar progesteron akan meningkat untuk mempersiapkan tubuh menghadapi menstruasi berikutnya.
Apa yang Terjadi?
• Progesteron meningkat, menyebabkan retensi cairan yang membuat tubuh terasa lebih berat.
• Gejala PMS (Premenstrual Syndrome) seperti perubahan mood, jerawat, dan nyeri payudara dapat muncul.
• Jika tidak ada kehamilan, kadar hormon menurun, memicu menstruasi kembali.
Bagaimana Cara Mengelolanya?
• Kurangi Garam dan Kafein: Mungkin tidak selalu signifikan, tapi setidaknya sedikit membantu mengurangi gejala saat siklus menstruasi, seperti rasa kembung dan rasa nyeri payudara.
• Olahraga Ringan: Yoga dan meditasi dapat membantu mengurangi stres dan mood swing.
• Suplemen Magnesium dan Vitamin B6: Bisa membantu mengurangi gejala (Premenstrual Syndrome) PMS seperti nyeri dan perubahan suasana hati.
Mengapa Penting untuk Memahami Siklus Menstruasi?
Mengetahui bagaimana tubuh wanita bekerja dalam setiap fase dapat memberikan banyak manfaat, seperti:
• Mengelola Gejala PMS: Wanita bisa menyesuaikan pola makan dan aktivitas untuk mengurangi ketidaknyamanan.
• Mendeteksi Gangguan Menstruasi: Siklus yang terlalu pendek, panjang, atau tidak teratur bisa menjadi tanda masalah kesehatan seperti PCOS atau gangguan hormonal lainnya.
• Membantu Perencanaan Kehamilan: Mengetahui kapan masa subur dapat meningkatkan peluang kehamilan atau membantu memilih kontrasepsi yang tepat.
• Optimasi Energi dan Produktivitas: Dengan memahami kapan energi sedang tinggi atau rendah, Wanita bisa merencanakan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
Menstruasi bukan hanya tentang keluarnya darah setiap bulan, tetapi juga sebuah siklus yang memengaruhi kesehatan fisik, mental, dan emosional. Dengan memahami keempat fase menstruasi, Wanita bisa lebih peka terhadap tubuh sendiri dan mengambil langkah-langkah tepat untuk menjaga kesehatan.
Jadi, jangan abaikan siklus Anda—kenali, pahami, dan optimalkan keseharian Anda dengan lebih baik!
Bagikan artikel ini agar lebih banyak wanita yang memahami tubuh mereka!