Bagi penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), puasa harus dilakukan secara benar agar tak kambuh di tengah hari.
GERD merupakan penyakit asam lambung kronis yang terjadi karena naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Jika terjadi, penderita akan mengalami ketidaknyamanan seperti rasa panas di dada, batuk kering, dan mulut yang terasa pahit.
Hal tersebut tentu akan mengganggu jalannya ibadah selama Ramadan. Oleh karenanya, perlu strategi yang tepat bagi penderita GERD agar puasa Ramadan lancar.
Berikut tips bagi penderita GERD agar puasa dapat tetap sehat dan lancar tanpa kambuh.
1. Memilih makanan yang tepat
Penderita GERD disarankan untuk meng konsumsi karbohidrat kompleks yang dapat membantu menjaga kestabilan asam lambung.
Makanan seperti nasi, roti gandum, dan oatmeal adalah pilihan yang baik. Selain memberikan energi yang tahan lama, karbohidrat kompleks ini juga membantu menjaga keseimbangan asam lambung, yang penting selama berpuasa.
Memilih sumber protein rendah lemak juga sangat penting. Penderita GERD dapat mempertimbangkan untuk mengonsumsi ayam tanpa kulit, ikan, tahu, dan tempe.
Selain memilih makanan yang tepat, sangat penting untuk menghindari makanan yang dapat memicu onset gejala GERD.
Makanan pedas, asam, berlemak tinggi, dan gorengan sebaiknya dihindari saat berbuka atau sahur. Minuman berkafein seperti kopi dan teh juga harus dibatasi, karena dapat merangsang produksi asam lambung yang tinggi.
2. Mengatur porsi dan waktu makan
Saat berpuasa, penting bagi penderita GERD untuk tidak terburu-buru saat makan. Mengunyah makanan perlahan dapat membantu meringankan kerja lambung dan mengurangi risiko kembung.
Selain itu, sebaiknya penderita menghindari makan sambil berbicara, karena hal ini dapat menyebabkan banyak udara masuk ke saluran cerna.
Penderita GERD juga dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil. Saat berbuka, sebaiknya mulai dengan mengonsumsi air putih dan kurma, lalu lanjutkan dengan makanan ringan sebelum menyantap hidangan utama.
Setelah makan, sebaiknya penderita GERD memberikan jeda sebelum berbaring atau tidur. Sebuah jeda waktu minimal 2 hingga 3 jam setelah makan dapat membantu makanan dicerna dengan baik.
3. Menjaga kebutuhan cairan tetap terpenuhi
Menghidrasi tubuh dengan baik sangat penting saat berpuasa. Penderita GERD disarankan untuk minum minimal 8 hingga 10 gelas air putih antara waktu sahur dan berbuka.
Pastikan untuk tidak minum terlalu banyak sekaligus; lebih baik membagi konsumsi cairan dalam beberapa kali minum.
4. Mengelola stres dan emosi
Stres dapat memicu peningkatan produksi asam lambung, sehingga penting untuk mengelola stres dengan baik.
Penderita GERD disarankan untuk melakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam, terutama menjelang berbuka puasa atau setelah salat.
Tidur yang cukup selama bulan Ramadan juga sangat penting. Penderita GERD perlu memastikan mereka mendapatkan tidur yang cukup, sekitar 6 hingga 8 jam per malam, untuk mendukung pemulihan fisik dan mental.
Kualitas tidur yang baik membantu menjaga keseimbangan hormon, yang pada gilirannya dapat membantu mencegah gejala GERD.
5. Mematuhi jadwal pengobatan
Bagi penderita GERD yang sedang dalam pengobatan, penting untuk mematuhi jadwal dan dosis obat yang telah diresepkan oleh dokter.
Jika gejala terasa tidak nyaman, penggunaan obat yang direkomendasikan dapat membantu mengurangi gejala.
Pengaturan waktu pemberian obat pun tidak kalah penting. Beberapa obat perlu dikonsumsi sebelum makan, sedangkan yang lain mungkin perlu diminum setelah makan. Mematuhi aturan ini dapat membantu efektivitas obat dan mengurangi kemungkinan terjadinya refluks asam.
6. Pahami tanda kambuhnya GERD
Penderita GERD perlu mengenali gejala awal refluks, seperti sensasi panas di dada (heartburn), nyeri saat menelan, atau mual. Memahami tanda-tanda ini akan membantu penderita mengelola gejala dengan lebih efektif dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Jika gejala muncul atau memburuk, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Penanganan dini dan tepat dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut yang dapat terjadi akibat GERD.