Rasa kurang percaya diri pada anak bisa menganggu perkembangan mereka. Hal ini dikarenakan rasa kurang PD erat berkaitan dengan rasa tertekan.
Kerap kali, kebiasaan pola asuh yang anak-anak dapatkan menjadi penyebab mengapa mereka tumbuh jadi anak yang kurang percaya diri.
Salah satu pola asuh yang tak tepat tersebut adalah sikap orang tua yang terlalu keras dalam mendidik.
Pendekatan yang terlalu otoriter dapat mengurangi rasa percaya diri pada anak, karena mereka menjadi takut untuk melakukan kesalahan.
Akibatnya, anak menjadi ragu menghadapi tantangan baru atau berpartisipasi dalam aktivitas yang memerlukan interaksi sosial, sehingga menghambat pengembangan kepribadiannya.
Membandingkan anak dengan teman sebayanya atau bahkan saudara kandung juga dapat menyebabkan perasaan inferior.
Ketika anak merasa tidak sebaik teman-teman mereka dalam hal tertentu, rasa percaya diri mereka pun turun.
Perbandingan ini menciptakan lingkungan di mana anak merasa terus-menerus di bawah bayang-bayang orang lain, yang berdampak negatif terhadap pandangan mereka tentang diri sendiri.
Ciri-ciri anak kurang percaya diri
Jika sikap kurang percaya diri terdapat pada anak, maka anak-anak cenderung memiliki beberapa karakteristik berikut:
1. Mudah menyerah pada tantangan
Anak yang tidak percaya diri cenderung cepat menyerah ketika menghadapi tantangan.
Mereka tidak yakin akan kemampuan diri sendiri dan mungkin menganggap bahwa usaha mereka tidak akan membuahkan hasil.
Ketidakberdayaan ini terlihat saat mereka menghentikan aktivitas hanya setelah menghadapi sedikit kesulitan.
2. Sering berkomentar negatif tentang diri
Anak dengan kepercayaan diri rendah biasanya sering berkomentar negatif tentang diri mereka.
Pernyataan seperti "Aku tidak bisa melakukan ini" atau "Tidak ada yang menyukaiku" menunjukkan bahwa mereka kurang percaya pada kemampuan diri sendiri.
Sikap ini dapat menghambat mereka dari mencoba hal-hal baru atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
3. Menghindari interaksi sosial
Anak-anak yang tidak percaya diri sering kali menghindari interaksi sosial. Mereka merasa canggung dan tidak nyaman saat berhadapan dengan orang baru atau dalam situasi sosial.
Kecenderungan untuk menyendiri dan menghindari kontak mata saat berbicara dengan orang lain menjadi tanda bahwa mereka tidak merasa percaya diri.
Cara mengatasi rasa tidak percaya diri pada anak
Berikut beberapa cara untuk mengatasi rasa tidak percaya diri pada anak.
1. Sediakan waktu berkualitas bersama anak
Menghabiskan waktu berkualitas dengan anak merupakan langkah penting dalam membangun kepercayaan diri mereka.
Melalui interaksi yang positif, anak akan merasa didukung dan diperhatikan. Aktivitas seperti bermain, belajar bersama, atau sekadar berbicara tentang pengalaman mereka dapat memperkuat hubungan emosional dan membantu anak merasa lebih aman dan percaya diri.
2. Validasi dan dukung perasaan mereka
Penting bagi orang tua untuk memvalidasi perasaan anak. Mengakui dan menerima perasaan anak tanpa menghakimi dapat membantu mereka merasa diterima.
Orang tua perlu mendengarkan keluh kesah anak dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi kecemasan atau ketakutan yang mereka rasakan.
3. Berikan dorongan untuk mengambil keputusan
Mengajarkan anak bagaimana mengambil keputusan sendiri sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Saat anak diberi kesempatan untuk memilih, baik itu makanan, pakaian, atau aktivitas yang ingin diikuti, mereka belajar untuk bertanggung jawab atas pilihan mereka.
Dukungan dan dorongan dalam pengambilan keputusan akan membantu mereka merasa lebih berdaya.
4. Ajari anak untuk menghargai diri sendiri
Mengajarkan anak untuk menghargai diri sendiri sangat penting dalam membangun rasa percaya diri.
Orang tua dapat membantu anak memahami pentingnya mengakui kelebihan dan prestasi mereka, serta menghargai usaha yang telah dicurahkan.
Ajarkan anak untuk berbicara positif tentang diri mereka dan memperkuat keyakinan bahwa mereka memiliki nilai.
5. Fokus pada kelebihan dan bakat anak
Salah satu cara efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri anak adalah dengan membantu mereka mengenali kelebihan dan bakat yang dimiliki.
Dorong anak untuk mencoba berbagai aktivitas dan hobi yang sesuai dengan minat mereka.
Dengan memberi mereka ruang untuk mengeksplorasi dan mengenali potensi diri, rasa percaya diri anak akan tumbuh.
6. Dorong partisipasi dalam aktivitas sosial
Anak-anak perlu dilibatkan dalam kegiatan sosial untuk mengembangkan kepercayaan diri.
Mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam kelompok, tim olahraga, atau kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu mereka belajar berinteraksi dengan orang lain.
Keterlibatan dalam aktivitas ini memberi mereka kesempatan untuk membuat teman dan membangun keterampilan sosial yang esensial.
7. Orang tua jadi teladan
Orang tua berperan sebagai teladan bagi anak-anak mereka. Dengan menunjukkan sikap positif dan percaya diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari, orang tua dapat memengaruhi cara pandang anak terhadap diri mereka sendiri.
Sikap yang optimis dan rasa percaya diri yang ditunjukkan oleh orang tua akan menjadi inspirasi bagi anak.
8. Menghindari panggilan negatif
Pemanggilan dengan kata-kata negatif dapat merusak rasa percaya diri anak. Hindari penggunaan istilah yang menyudutkan, seperti "malas" atau "bodoh."
Sebaliknya, fokuslah pada perilaku positif dan beri dorongan saat anak melakukan hal-hal baik.
Proses ini membantu anak merasa lebih dihargai dan memperbaiki pandangannya terhadap diri sendiri.
9. Memberikan pujian yang konstruktif
Pujian yang diberikan oleh orang tua haruslah konstruktif dan spesifik. Alih-alih hanya memberikan pujian umum, orang tua bisa memuji usaha dan kemajuan yang dicapai anak.
Misalnya, memuji kekuatan anak dalam belajar atau mendorong mereka saat menghadapi kesulitan akan membantu membangun rasa percaya diri secara bertahap.