Ratusan pelajar dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Mempawah, Kalimantan Barat, melaksanakan aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes terhadap pihak sekolah. Mereka menuntut tanggung jawab terkait kelalaian dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) yang membuat mereka terancam gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Para siswa menyatakan kekecewaan mendalam, mengingat mereka telah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian dengan baik selama ini.
Kekecewaan yang ditampilkan dalam demonstrasi tersebut mencerminkan harapan yang hancur akibat kesalahan administratif oleh sekolah. Sikap siswa yang marah dan kecewa terlihat saat menyampaikan orasi dan tuntutan kepada pihak sekolah, menegaskan bahwa situasi ini harus mendapatkan perhatian serius.
Dampak kelalaian dalam data
Akibat kelalaian dalam pengisian data, sebanyak 115 siswa dari SMAN 1 Mempawah tidak dapat mengikuti SNBP 2025, yang merupakan kesempatan penting bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Prosedur pengisian data yang harus dilakukan dari Desember 2024 hingga Januari 2025 tidak terlaksana dengan baik, menyebabkan kegundahan dan rasa kehilangan dari para pelajar yang telah berusaha keras.
Ekspresi emosional siswa semakin meningkat seiring dengan ketidakpuasan terhadap penanganan kasus ini. Banyak siswa yang merasa kerja keras mereka sia-sia akibat kesalahan yang tidak dapat mereka kendalikan, menciptakan rasa dendam yang menyakiti dan terabaikan.
Tanggung jawab pihak sekolah
Pihak sekolah, melalui pengakuan seorang guru, mengakui bahwa kesalahan terjadi dalam proses pengisian data siswa. Dalam sebuah pernyataan, guru tersebut memohon maaf kepada siswa dan mengakui kelalaian mereka. Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak sekolah merencanakan kegiatan bimbingan belajar untuk memberi kesempatan kepada siswa yang terdampak mempersiapkan ujian SNBT sebagai alternatif.
Hal ini menjelaskan upaya pihak sekolah untuk memperbaiki kesalahan dan memberikan dukungan kepada siswa yang telah dirugikan. Namun, siswa merasa bahwa tindakan ini tidak cukup untuk menggantikan kehilangan kesempatan yang telah mereka tunggu selama ini.
Tanggapan dari dinas pendidikan
Dinas Pendidikan Kalimantan Barat merespon insiden ini dengan menyatakan kesedihan atas kegagalan sejumlah siswa dalam mengikuti SNBP. Menanggapi situasi, pihak dinas sedang berupaya untuk meminta perpanjangan waktu dari pihak pusat agar pengisian data dapat dilaksanakan kembali.
Di samping itu, Dinas Pendidikan juga berkomitmen untuk memberikan bimbingan belajar bagi siswa yang memenuhi syarat selama tiga bulan ke depan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi dampak dari kesalahan sebelumnya dan memberi peluang yang lebih baik bagi siswa dalam menempuh pendidikan tinggi.
Menghadapi tantangan ini, Dinas Pendidikan berencana untuk mengevaluasi prosedur dan sistem yang ada agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Mereka mengharapkan kerjasama dari semua pihak untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang adil dalam melanjutkan pendidikan.
Baca Juga:Rakyat Kesusahan Beli Gas LPG 3 KG, Dasco dan Bahlil Malah Saling Bantah Soal Peran Prabowo