Umumnya, anak usia 4-6 bulan sudah dapat mengenali namanya sendiri. Namun, jika pada usia balita anak tak merespons panggilan, apakah orang tua harus khawatir?
Melihat anak tumbuh dan berkembang tentu jadi perhatian setiap orang tua. Tak jarang, hal tersebut membuat orang tua mudah khawatir jika ada tahapan perkembangan anak yang luput dilakukan anak.
Kemampuan anak untuk berkomunikasi merupakan salah satu tahapan yang penting dalam tumbuh kembang sang buah hati.
Kemampuan mereka untuk mendengar dan pada akhirnya berlatih berbicara adalah salah satu tahapan yang tak boleh luput diperhatikan.
Lantas, jika anak telah memasuki usia batita namun cenderung tak merespons saat dipanggil, apa yang mungkin terjadi, akankah ada kondisi medis tertentu yang perlu segera diatasi?
Apa yang perlu diperhatikan terkait kemampuan komunikasi anak?
Terkait kemampuan komunikasi anak, ada sejumlah indikator yang dapat menjadi panduan orang tua untuk menilai apakah ada gangguan perkembangan atau tidak pada sang buah hati.
Berikut beberapa indikator yang perlu diperhatikan ketika mencurigai adanya gangguan tumbuh kembang pada anak sejak dini.
1. Respons saat namanya dipanggil
Salah satu indikator utama yang perlu diperhatikan adalah respons anak ketika namanya dipanggil.
Pada usia 6 bulan, anak umumnya sudah mulai dapat mengenali namanya sendiri sehingga akan merespons ketika namanya dipanggil.
Jika anak tidak menunjukkan respons seperti menoleh, tersenyum, atau memberikan ekspresi wajah tertentu, maka orang tua perlu menaruh perhatian lebih pada anak.
Hal tersebut dikarenakan ketiadaan respons ketika anak dipanggil dapat jadi tanda akan adanya kondisi medis tertentu.
2. Kurangnya kontak mata saat berinteraksi
Kontak mata adalah bentuk komunikasi yang sangat penting dalam perkembangan sosial anak.
Anak yang kurang melakukan kontak mata saat berinteraksi dengan orang di sekitarnya dapat menunjukkan adanya keterlambatan dalam perkembangan sosial dan emosional.
Kontak mata biasanya mulai berkembang sejak bayi berusia 2-3 bulan dan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Jika kontak mata ini tidak terlihat, hal ini bisa menjadi tanda awal dari masalah perkembangan yang lebih serius.
3. Reaksi emosional yang minim terhadap rangsangan
Reaksi emosional yang minim atau bahkan tidak ada saat diajak bermain atau berinteraksi juga perlu menjadi perhatian.
Anak yang tidak menunjukkan ekspresi seperti tersenyum atau tertawa bisa jadi mengalami masalah dalam memahami rangsangan sosial.
Dalam konteks perkembangan anak, kurangnya reaksi emosional dapat mengindikasikan adanya hambatan dalam perkembangan psikologis anak.
Penyebab anak tidak merespons panggilan
Ada banyak kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab anak tak merespons panggilan.
Walaupun memang ada kemungkinan hal itu merupakan gejala kondisi medis tertentu, namun hal itu bukan satu-satunya alasan.
Berikut beberapa kemungkinan mengapa anak tak merespons panggilan namanya.
1. Fokus pada aktivitas lain yang menarik
Salah satu alasan mengapa anak tidak merespons saat dipanggil adalah karena mereka sedang fokus pada aktivitas lain yang menarik perhatian mereka.
Ketika anak terlibat dalam permainan atau kegiatan menarik, pendengarannya mungkin berkurang karena mekanisme otak yang mengarahkan perhatian pada satu sumber.
Dalam situasi ini, orangtua tidak perlu khawatir berlebihan karena ini adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak yang sedang mengeksplorasi lingkungan mereka.
2. Lingkungan bising yang menutupi suara
Lingkungan yang terlalu bising juga dapat membuat anak sulit untuk mendengar suara yang memanggilnya.
Jika anak sedang berada di tempat yang ramai dengan banyak suara, seperti acara keluarga atau tempat bermain, sulit bagi mereka untuk fokus pada satu suara.
Dalam kondisi seperti ini, pemanggilan nama mungkin tidak tertangkap oleh anak, dan ini bukan pertanda masalah perilaku atau perkembangan.
3. Kemungkinan gangguan pendengaran
Jika anak tidak merespons saat dipanggil dalam situasi tenang, mungkin ada indikasi gangguan pendengaran.
Masalah ini bisa disebabkan oleh infeksi, penumpukan kotoran telinga, atau kondisi lain yang mempengaruhi kemampuan pendengaran anak.
Memantau respons anak dalam berbagai situasi penting untuk menentukan apakah masalah pendengaran menjadi penyebab ketidakresponsifan mereka.
4. Tanda-tanda awal autisme yang patut diperhatikan
Salah satu risiko yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan anak mengalami kondisi perkembangan seperti autisme.
Tanda-tanda autisme, termasuk kurangnya respons saat dipanggil dan minimnya kontak mata, dapat mulai terlihat sejak usia dini.
Gejala ini, jika muncul bersamaan, menjadi alasan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli perkembangan anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Apa yang orang tua bisa lakukan?
Jika sang buah hati menunjukkan tanda-tanda tidak merespons panggilan saat usianya telah menginjak 6 bulan, ada sejumlah hal yang bisa orang tua lakukan. Berikut beberapa di antaranya.
1. Mengatur lingkungan agar lebih tenang
Salah satu cara efektif untuk mendukung anak yang kurang responsif adalah dengan menciptakan lingkungan yang lebih tenang.
Mengurangi kebisingan dan gangguan dari luar dapat membantu anak lebih fokus pada suara yang memanggilnya.
Pilihan tempat yang tenang untuk berkomunikasi dengan anak dapat membantu mengurangi distraksi dan meningkatkan kemungkinan anak untuk merespons.
2. Melakukan stimulasi menggunakan nama panggilan
Memberikan stimulasi yang tepat merupakan langkah penting dalam mendukung perkembangan anak.
Menggunakan nama panggilan anak dengan cara yang konsisten akan membantu anak mengenali nama mereka dan meningkatkan respons.
Dalam situasi interaksi, sering-seringlah memanggil nama anak agar mereka menjadi lebih terbiasa.
3. Konsultasi dengan dokter jika tidak ada perubahan
Jika setelah menerapkan berbagai langkah stimulasi, anak masih menunjukkan kurangnya respons, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli perkembangan anak.
Evaluasi menyeluruh dapat diperlukan untuk menentukan apakah ada masalah yang lebih serius yang mengganggu perkembangan anak.
Intervensi dini bisa sangat menentukan dalam mendukung kesehatan dan pertumbuhan anak dalam jangka panjang.