Apa Itu Haji Ifrad? Ini Dalil dan Tata Cara Pelaksanaanya

17 Jul 2024 09:07 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi ibadah haji. (Sumber: Pexels/Konevi)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Haji ifrad adalah salah jenis pelaksanaan haji berdasarkan urutan pelaksanaan haji dan umrah di Tanah Suci.

Meskipun periode ibadah haji setiap tahunnya terjadi dalam tiga bulan—yakni bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah—namun pelaksanaan rukun haji sebenarnya hanya memerlukan waktu beberapa hari saja.

Oleh karenanya, jemaah haji biasanya akan melengkapi rukun haji yang bersifat wajib dengan ibadah umrah yang bersifat sunah.

Jika ditilik dari waktu pelaksanaan haji dan umrah dalam periode tersebut, dikenal tiga jenis haji, yakni ifrad, qiran, dan tamattu. 

Ketiga jenis haji tersebut memiliki aturan masing-masing sesuai dengan kapan umrah dilakukan, apakah sebelum, ketika, atau sesudah haji. Aturan yang menyertai pelaksanaan ketiga jenis haji tersebut dapat berbeda, meskipun tidak mengubah rukun haji.

Secara umum pengertian haji ifrad adalah mendahulukan ibadah haji terlebih dahulu, kemudian menjalankan umrah. Artinya, ibadah umrah dilakukan belakangan, setelah ibadah haji telah selesai dilakukan.

Hukum melaksanakan haji ifrad adalah sunah, yang artinya dianjurkan bagi jemaah haji untuk melaksanakan haji dengan cara ini karena merupakan cara yang dilakukan oleh Rasulullah saw..

Dalil pelaksanaan haji ifrad terdapat dalam hadis Rasulullah saw.yang berasal dari 'Aisyah ra., ketika ia berkata,

"Kami keluar bersama Rasulullah saw. pada tahun ketika beliau melaksanakan haji Wada'. Di antara kami ada yang berihram untuk umrah, berihram untuk umrah dan haji (haji qiran), dan ada pula yang berihram untuk melaksanakan haji saja. Sementara Rasulullah berihram untuk haji. Adapun yang berihram untuk haji atau yang berihram dengan menggabungkan antara haji dan umrah, maka mereka tidak bertahallul hingga pada hari Nahar (tanggal 10 Zulhijah)." (HR Bukhari dan Muslim)

Apa itu haji ifrad?

Mengutip laman Baznas, kata "ifrad" berasal dari bahasa Arab yang berarti "memisahkan" atau "menyendiri". Oleh karenanya, dalam hal ini, haji ifrad berarti memisahkan ritual ibadah haji dari ibadah umrah. 

Jika ditilik dari pelaksanaannya, haji ifrad menjadi satu-satunya jenis ibadah haji yang tidak rukun haji dan umrah dilakukan dalam waktu yang berbeda, yakni melaksanakan haji hingga selesai baru kemudian melakukan umrah.

Hal tersebut berbeda dengan jenis haji lainnya. Haji qiran, misalnya, merupakan pelaksanaan haji yang bersamaan dengan umrah, sehingga menggabungkan niat haji dan umrah dalam satu ihram.

Sementara haji tammatu, meskipun dilakukan dengan berumrah dahulu sebelum berhaji, namun pelaksanaan umrah dilakukan setelah masuk periode haji (Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah), sehingga waktu pelaksanaannya dianggap masih tercampur.

Selain berbeda dalam hal tercampur atau tidaknya niat haji dan umrah, haji ifrad juga berbeda dengan dua jenis haji lainnya dalam hal denda dam.

Haji ifrad menjadi satu-satunya jenis haji yang tidak mewajibkan denda berupa penyembelihan kambing sebagai dam. Hal ini berbeda dengan dua jenis haji lainnya, yakni tamattu dan qiran, yang mengharuskan pembayaran dam.

Tata cara pelaksanaan haji ifrad

Masih mengutip dari laman yang sama, berikut adalah tata cara pelaksanaan haji ifrad:

1. Niat dan ihram

Jemaah memulai ihram dengan niat melaksanakan ibadah haji saja dari miqat (tempat memulai ihram). Setelah itu diikuti dengan memakai pakaian ihram dan mematuhi larangan-larangan selama ihram.

2. Tawaf qudum

Setibanya di Masjidilharam, jemaah melakukan tawaf qudum (tawaf selamat datang).

3. Wuquf di Arafah

Pada tanggal 9 Zulhijah, jemaah berkumpul di Arafah untuk melakukan wuquf hingga terbenam matahari.

4. Mabit di Muzdalifah

Setelah Maghrib di Arafah, jamaah bergerak menuju Muzdalifah untuk mabit (bermalam) dan mengumpulkan kerikil untuk jumrah.

5. Mabit di Mina

Dari Muzdalifah, jamaah menuju Mina untuk melontar jumrah (melontar kerikil ke tiga tugu). Pada hari Nahr (10 Dzulhijjah), jamaah melontar Jumrah Aqabah dengan tujuh kerikil.

Setelah melontar jumrah, jemaah kemudian melakukan kurban dan tahallul awal dengan mencukur rambut.

6. Tawaf ifadah dan sai

Setelah kembali ke Masjidilharam, jemaah melakukan tawaf ifadah, yang diikuti dengan sai antara Shafa dan Marwah.

7. Tahallul dan mabit di Mina

Setelah tawaf ifadah dan sai, jemaah kembali ke Mina untuk melanjutkan mabit selama dua atau tiga malam dan melontar tiga jumrah setiap hari.

8. Tawaf wada

Sebelum meninggalkan Makkah, jemaah melakukan tawaf wada sebagai tawaf perpisahan.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER