Paus Fransiskus Wafat, Bagaimana Umat Katolik Memilih Pemimpin Mereka Lewat Konklaf

23 Apr 2025 00:25 WIB

thumbnail-article

Foto Paus Fransiskus tengah dipegang seseorang. (Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane) .

Penulis: Rizal Amril

Editor: Rizal Amril

Pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus, wafat pada Senin (21/4/2025) di Vatikan, Roma, Italia. Pasca meninggalnya sang pemimpin tertinggi, umat Katolik akan segera melakukan prosesi pemilihan Paus baru.

Paus pemilik nama asli Jorge Mario Bergoglio tersebut wafat pada usia 88 tahun setelah mengalami stroke.

Wafatnya Paus Fransiskus tersebut menandai berakhirnya 12 tahun masa bakti sang Paus pertama asal Amerika Latin.

Sebelumnya, Paus Fransiskus terpilih sebagai Paus Gereja Katolik ke-266 pada 13 Maret 2013. Kala itu, ia terpilih untuk menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri.

Dalam tradisi gereja Katolik, pergantian Paus tersebut dilakukan melalui metode khusus bernama konklaf kepausan (papal conclave).

Bagaimana tata cara prosesi konklaf kepausan tersebut?

Apa itu konklaf kepausan dalam tradisi Katolik?

Menukil ensiklopedia Britannica, konklaf kepausan adalah sidang yang dilakukan gereja Katolik untuk memilih Paus ketika posisi tersebut kosong, baik dikarenakan Paus sebelumnya mengundurkan diri atau meninggal dunia.

Nama "konklaf" sendiri berasal dari istilah Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci". Istilah tersebut dipilih karena prosesi sidang konklaf dilakukan secara tertutup di Kapel Sistina di Vatikan dan hanya bisa diikuti para kardinal terpilih.

Dalam sejarahnya, kerahasiaan sidang tersebut dilakukan untuk menunjukkan keseriusan gereja dan memastikan keputusan para kardinal diberikan tanpa tekanan.

Dalam sidang tertutup dan rahasia tersebut, para kardinal yang jadi peserta akan memilih paus baru dengan pemungutan suara. Namun, kardinal yang bisa memberikan suara hanyalah mereka yang berusia kurang dari 80 tahun.

Umumnya, sidang konklaf kepausan tersebut akan diikuti oleh sekitar 120 orang kardinal sebagai pesertanya.

Prosesi konklaf kepausan dilakukan

Bertempat di Kapel Sistina Vatikan, para kardinal yang jadi peserta konklaf akan melakukan prosesi pemilihan Paus yang baru melalui sejumlah tahap sebagai berikut.

1. Dimulai setelah pemakaman Paus

Menukil Britannica, konklaf umumnya dimulai pada hari ke-15 hingga ke-20 setelah kematian sang Paus.

Selain menunggu pemakaman Paus selesai dilakukan, waktu tersebut juga dibutuhkan untuk melakukan persiapan.

Tak hanya mempersiapkan tempat, waktu tersebut juga digunakan sebagai waktu untuk mempersiapkan kedatangan para kardinal yang akan menjadi peserta sidang konklaf.

2. "Mengunci" para kardinal dalam kapel

Proses pemilihan kemudian akan dimulai setelah para kardinal "dikunci" di dalam Kapel Sistina. Prosesi "penguncian" kardinal tersebut dikenal sebagai extra omnes, yang berarti semua orang yang bukan kardinal pemilih harus meninggalkan ruangan.

Dalam kondisi ini, mereka harus meninggalkan semua bentuk komunikasi dengan dunia luar untuk memastikan fokus yang maksimal pada pemilihan.

Sebelum masuk ke dalam Kapel Sistina, para kardinal tersebut juga diwajibkan untuk bersumpah untuk merahasiakan proses pemilihan Paus baru yang bakal dilakukan.

3. Pemungutan suara dan prosesi pengumuman

Setiap hari selama konklaf berlangsung, kardinal akan memberikan suara hingga empat kali.

Sementara itu, untuk memilih Paus baru, diperlukan suara mayoritas dua pertiga dari kardinal yang hadir.

Nantinya, hasil pemungutan suara akan diumumkan secara simbolis melalui asap dari cerobong Kapel Sistina: asap hitam menandakan bahwa belum ada keputusan, sementara asap putih menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.

Prosesi setelah Paus baru terpilih

Setelah terpilih, Paus baru memiliki tradisi memilih nama yang akan digunakannya selama masa kepemimpinannya.

Nama ini sering kali dipilih untuk menghormati Paus sebelumnya atau untuk mencerminkan nilai dan misi yang ingin diterapkannya.

Setelah nama dipilih, pengumuman kepada publik dilakukan. Paus baru muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan secara resmi mengucapkan kata "Habemus Papam" yang berarti "Kita memiliki seorang Paus".

Momen ini tidak hanya menjadi momen perkenalan, tetapi juga merupakan kesempatan bagi Paus untuk menyampaikan pesan pertamanya kepada dunia, menyampaikan harapan, visi, dan komitmen untuk melayani Gereja dan umatnya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER