Advertisement

Apa Itu Sindrom Stevens Johnson? Ini Gejala yang Perlu Diketahui

27 June 2025 08:45 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi kondisi kulit penderita Sindrom Stevens-Johnson (SJS). Sumber: The Pharmaceutical Journey.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Warganet belakangan ramai menduga-duga soal penyakit apa yang tengah diderita mantan presiden Joko Widodo usai lawatannya ke Vatikan. Sejumlah orang meyakini bahwa Jokowi menderita Sindrom Stevens-Johnson. Apa itu?

Apa itu Sindrom Stevens-Johnson?

Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah kondisi medis serius yang ditandai dengan reaksi berat pada kulit dan selaput mukosa.

SJS biasanya merupakan reaksi terhadap penggunaan obat tertentu dan dapat dimulai dengan gejala yang menyerupai flu. Setelah itu, akan muncul ruam yang menyakitkan, lepuhan, dan pengelupasan kulit.

Kondisi ini dianggap sebagai keadaan darurat medis yang memerlukan perhatian dan perawatan segera di rumah sakit.

Penyebab timbulnya SJS

Sindrom Stevens-Johnson dapat dipicu oleh berbagai faktor, terutama penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat yang diketahui dapat memicu terjadinya SJS termasuk obat pereda nyeri, antibiotik, dan obat anti-gout seperti allopurinol.

Selain itu, infeksi virus juga dapat menjadi penyebab timbulnya SJS, terutama pada anak-anak. Faktor risiko seperti riwayat penyakit, kondisi imunologis, dan kondisi genetik juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami sindrom ini.

Gejala awal dan lanjut SJS

Gejala awal sindrom Stevens-Johnson seringkali mirip dengan gejala flu, termasuk demam, kelelahan, sakit tenggorokan, dan rasa perih di mata. Seiring waktu, gejala ini akan berkembang menjadi ruam merah atau keunguan yang menyebar ke seluruh tubuh dan disertai lepuhan di kulit serta area mukosa seperti mulut, mata, dan genital.

Penting bagi individu untuk memperhatikan perkembangan gejala, mengingat keterlambatan penanganan dapat menyebabkan komplikasi serius.

Pentingnya penanganan medis

Ketika diduga mengalami Sindrom Stevens-Johnson, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera menghubungi layanan medis atau pergi ke ruang gawat darurat.

Dokter akan menghentikan penggunaan obat yang dicurigai sebagai pemicu dan memulai pengobatan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Jenis pengobatan dapat mencakup pemberian cairan infus, obat pereda nyeri, serta terapi antibiotik jika terdapat infeksi. Tanpa perawatan yang tepat dan cepat, risiko komplikasi dapat meningkat secara signifikan.

Komplikasi yang mungkin terjadi

Sindrom Stevens-Johnson dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang serius jika tidak ditangani dengan benar. Beberapa risiko termasuk kerusakan organ, seperti paru-paru dan ginjal, serta infeksi yang dapat berujung pada sepsis.

Komplikasi mata seperti peradangan yang mungkin menyebabkan kehilangan penglihatan juga merupakan kemungkinan. Penanganan yang tidak memadai dapat mengakibatkan dampak jangka panjang pada kulit, seperti bekas luka atau masalah pertumbuhan rambut dan kuku.

Cara mencegah Sindrom Stevens-Johnson

Pencegahan sindrom Stevens-Johnson melibatkan penghindaran terhadap obat-obatan yang diketahui dapat memicu reaksi tersebut.

Individu dengan riwayat SJS atau memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi ini harus sangat berhati-hati saat menerima pengobatan baru.

Disarankan untuk menjalani tes alergi jika diperlukan, serta berdiskusi dengan dokter mengenai riwayat kesehatan pribadi dan keluarga untuk menghindari penggunaan obat yang dapat berisiko.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement