Apa Itu Tes Potensi Akademik yang Digadang-gadang sebagai Pengganti Ujian Nasional?

21 Apr 2025 06:36 WIB

thumbnail-article

Mendikdasmen Abdul Mu’ti saat melakukan sesi tanya jawab dengan media. ANTARA/Hana Kinarina. .

Penulis: Kitin Aprilia

Editor: Kitin Aprilia

Ujian Nasional (UN) yang sudah sejak lama dijadikan standar evaluasi kelulusan siswa telah dihapus pada tahun 2021. Penghapusan tersebut didasari pada terbitnya Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan.

Namun, pada tahun 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berencana mengembalikan sistem ujian evaluasi ini dengan menggunakan tes pengganti, yaitu Tes Kemampuan Akademik (TKA).

TKA ini akan diterapkan terlebih dahulu pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada November tahun ini. Lalu selanjutnya akan diterapkan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) pada tahun berikutnya, tahun 2026.

Berita ini cukup menggemparkan dan menimbulkan berbagai respon dari masyarakat. Banyak yang menyatakan tidak mengenal sistem TKA sehingga hal ini dirasa memberatkan siswa. Lalu, apa itu TKA dan apa perbedaannya dengan UN? Mari simak penjelasan berikut.

Apa itu TKA?

Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah sistem evaluasi baru yang diperkenalkan untuk menggantikan Ujian Nasional (UN) di Indonesia. Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan akademik siswa tanpa menimbulkan tekanan seperti yang biasanya dialami siswa saat menghadapi ujian kelulusan.

TKA bertujuan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh mengenai kebolehan siswa di berbagai bidang akademik.

Berdasarkan informasi yang tersedia, ada beberapa perbedaan mendasar antara TKA dan UN.

TKA tidak bersifat wajib dan tidak menjadi syarat kelulusan. Sebaliknya, UN sebelumnya digunakan sebagai parameter kelulusan yang membuat banyak siswa merasa tertekan. Oleh karena itu, TKA diharapkan dapat menghilangkan stigma negatif yang melekat pada proses evaluasi pendidikan.

Tujuan utama pelaksanaan TKA adalah untuk memfasilitasi pemetaan potensi akademik siswa dan mendukung proses seleksi masuk ke perguruan tinggi. Hasil TKA dapat memberikan nilai tambah bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ciri-Ciri TKA yang Berbeda dari UN

TKA memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari UN. Salah satunya adalah status TKA yang tidak wajib dan opsional. Siswa yang tidak mengikuti TKA masih dapat lulus dari sekolah tanpa mempengaruhi ijazah mereka. Ini merupakan perubahan signifikan dari UN yang mengharuskan keikutsertaan siswa untuk kelulusan.

Selanjutnya, TKA juga akan digunakan sebagai salah satu tolok ukur dalam seleksi perguruan tinggi. Hasil dari tes ini akan dipertimbangkan dalam jalur prestasi penerimaan mahasiswa baru, memberikan peluang lebih bagi siswa berprestasi. Dengan demikian, siswa dapat mengambil langkah strategis dalam merencanakan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

Penerapan TKA juga akan dilakukan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyediakan sistem evaluasi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Alasan Pergantian UN ke TKA

Penggantian UN dengan TKA ini terjadi karena beberapa alasan signifikan, berikut penjelasannya.

Pertama, sistem UN dianggap menyebabkan tekanan berlebihan pada siswa. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menjelaskan bahwa istilah "ujian" dapat membawa pengaruh traumatis pada siswa, sehingga perlu ada perubahan.

Kedua, dampak negatif dari sistem UN sebelumnya juga menjadi alasan penting. Siswa berfokus pada hasil ujian tanpa memperhatikan proses pembelajaran yang lebih holistik. Ini menciptakan budaya belajar yang tidak sehat sehingga nilai menjadi satu-satunya tolok ukur keberhasilan.

Ketiga, adanya keuntungan lain dari penerapan TKA, yakni memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka tanpa rasa takut gagal. Dengan adanya TKA, siswa diharapkan dapat lebih fokus pada pemahaman kompetensi akademik, tidak hanya sekadar mengejar nilai ujian.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER