Ramai Dijadikan Syarat Penerima Bansos Oleh Dedy Mulyadi, Apa itu Vasektomi dan Prosedurnya yang Perlu Diketahui Publik?

2 May 2025 11:03 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi vasektomi. Sumber: Alomedika..

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Sedang ramai di media sosial vasektomi diadikan syarat oleh Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi sebagai syarat untuk menerima bantuan sosial (bansos). Topik ini tentu menuai pro dan kontra karena vasektomi, sebagaimana jenis kontrasepsi lainnya adalah hak yang seharusnya bisa diakses dengan pengetahuan yang cukup tanpa paksaan. Meski begitu, perbincangan soal vasektomi juga menyentuh hal paling mendasar soal definisi dan prosedurnya. Hal ini disebabkan pengetahuan kontrasepsi masyarakat Indonesia belum bisa diakses secara luas dan setara. Berikut adalah penjelasan tentang apa itu vasektomi berikut prosedur yang harus ditempuh jika ingin melakukannya.

Apa itu vasektomi?

Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi yang dirancang untuk pria dengan cara memutus saluran sperma dari testis. Proses ini menyebabkannya tidak ada sperma yang bercampur dengan air mani saat ejakulasi. Dengan demikian, vasektomi bertujuan utama mencegah kehamilan secara permanen. Selain itu, prosedur ini juga memberikan kontrol lebih bagi pria dalam merencanakan keluarga.

Vasektomi bekerja dengan cara menghentikan aliran sperma dari testis sebelum mencapai penis. Hal ini mencegah pembuahan yang terjadi jika sperma bertemu dengan sel telur. Prosedur ini semakin banyak diadopsi karena dianggap cukup aman dan efektif sebagai metode kontrol kelahiran jangka panjang.

Indikasi dan Kelayakan Pasien

Tidak semua pria menjadi kandidat untuk vasektomi. Kriteria yang sesuai meliputi pria yang telah mengambil keputusan untuk tidak memiliki anak lagi. Diskusi antara pasangan sebelum prosedur sangat penting agar keduanya sepakat dan memahami konsekuensi vasektomi. Vasektomi harus menjadi keputusan bersama, mengingat bahwa membuka kembali saluran sperma tidak selalu berhasil.

Sebagian besar dokter tidak menganjurkan vasektomi pada pria di bawah usia 30 tahun atau mereka yang belum memiliki anak. Selain usia, berbagai pertimbangan medis seperti adanya kelainan di organ reproduksi, gangguan perdarahan, atau penggunaan obat antikoagulan juga perlu diperhatikan.

Persiapan sebelum prosedur vasektomi

Pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh harus dilakukan sebelum penjadwalan vasektomi. Dokter akan menanyakan alasan melakukan vasektomi dan kesiapan pasien untuk menjalani prosedur tersebut. Penjelasan lengkap mengenai prosedur, risiko, dan langkah-langkah yang perlu diambil juga akan diberikan kepada pasien.

Pasien disarankan untuk mengikuti beberapa petunjuk menjelang prosedur, seperti tidak mengonsumsi obat pengencer darah, mencukur area genital, dan menjaga kebersihan alat kelamin. Selain itu, sangat disarankan untuk memiliki pengantar yang dapat mendampingi pasien saat menjalani vasektomi.

Proses pelaksanaan vasektomi

Proses vasektomi dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik oleh dokter spesialis urologi. Waktu pelaksanaannya umumnya berlangsung antara 10 hingga 30 menit. Prosedur ini dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik konvensional dan tanpa pisau.

Teknik konvensional

Dalam teknik konvensional, dokter akan memberikan anestesi lokal ke area skrotum, kemudian membuat beberapa sayatan kecil untuk mengakses saluran sperma. Saluran tersebut akan dipotong dan dijahit sehingga sperma tidak dapat melewati. Teknik ini dikenal sebagai metode yang lebih tradisional tetapi efektif.

Teknik tanpa pisau

Sedangkan teknik tanpa pemotongan saluran sperma dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk menjepit dan menutup saluran sperma tanpa membuat sayatan besar. Meskipun teknik ini terbilang lebih minim invasif, tingkat keberhasilan dan keefektifannya berbeda bila dibandingkan dengan teknik konvensional.

Perawatan pasca prosedur

Setelah vasektomi, pasien mungkin akan merasakan nyeri dan pembengkakan selama beberapa hari. Tindakan sederhana untuk mengurangi ketidaknyamanan ini meliputi penggunaan kantong es dan istirahat yang cukup. Penggunaan perban atau pakaian ketat juga disarankan untuk mendukung skrotum dan mengurangi bengkak.

Pasien diharapkan untuk menjaga kebersihan area bekas operasi dan tidak melakukan aktivitas berat selama beberapa hari. Sangat disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain hingga hasil pemeriksaan semen menunjukkan tidak adanya sperma, yang umumnya berlangsung beberapa bulan setelah prosedur.

Risiko yang mungkin terjadi

Meskipun vasektomi relatif aman, beberapa komplikasi dapat terjadi. Gejala umum yang mungkin dialami antara lain infeksi pada luka bekas pembedahan, nyeri berkepanjangan, atau bahkan hematoma. Pasien perlu waspada untuk mengenali gejala seperti demam tinggi, nyeri parah, atau keluarnya nanah dari area bekas operasi.

Langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan, mengikuti petunjuk dokter, dan melakukan pemeriksaan lanjutan setelah prosedur akan membantu meminimalisir risiko komplikasi. Kesadaran akan tanda-tanda komplikasi yang mungkin muncul sangat penting bagi kesehatan pasien pasca vasektomi.

Secara keseluruhan, vasektomi merupakan prosedur kontrasepsi yang aman dan efektif bagi pria yang telah memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi. Namun, pelaksanaan dan keputusan untuk menjalani prosedur ini harus dipertimbangkan dengan matang dan dilakukan setelah berkonsultasi dengan tenaga medis yang berwenang.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER