Arti Nama Paus Leo XIV dan Makna di Balik Pemilihannya

9 May 2025 11:20 WIB

thumbnail-article

Kardinal Robert Francis Prevost yang terpilih sebagai Paus baru dengan nama Paus Leo XIV. Sumber: YouTube/Vatican News.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Kardinal Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus baru berdasarkan konklaf pada Kamis (8/5/2025) sore waktu Vatikan. Ia memilih nama Paus Leo XIV sebagai nama kepausannya.

Paus Leo XIV mengukir sejarah sebagai paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat dan juga dari Ordo Agustinus sejak abad ke-15. Ia dikenal dekat dengan mendiang Paus Fransiskus dan telah bertahun-tahun mengabdi sebagai misionaris di Peru.

Pemilihan nama kepausan biasanya menandakan arah yang hendak diambil oleh Paus terkait. Lantas, apa arti nama Paus Leo XIV, dan apa makna di balik pemilihannya?

Arti nama Paus Leo XIV

Nama Leo pernah digunakan oleh dua Paus terdahulu yang memiliki reputasi kuat, yakni Paus Leo I (Leo Agung) dan Paus Leo XIII. Kedua paus ini dikenal akan kontribusinya yang besar terhadap Gereja. Biasanya, Paus terpilih menggunakan nama yang sama dengan pendahulunya sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi yang luar biasa.

Paus Leo I, misalnya, berhasil menghadapi ancaman serangan dari Attila, raja Hun, dengan diplomasi yang luar biasa. Sementara itu, Paus Leo XIII dikenal sebagai pelopor ajaran sosial modern yang menekankan keadilan bagi pekerja dan perlunya melindungi hak-hak manusia, terutama dalam konteks perubahan sosial di abad ke-19.

Pemilihan nama Leo XIV melambangkan harapan yang tinggi bagi Gereja Katolik untuk memprioritaskan isu-isu sosial yang mendesak dan mengedepankan suara yang kuat dalam sistem sosial yang kompleks. Hal ini menunjukkan komitmen Prevost untuk menjembatani tradisi Gereja dengan tantangan zaman modern.

Warisan Paus Leo I dan Leo XIII

Paus Leo I yang menjadi pemimpin umat Katolik di abad ke-5 terkenal karena ketegasan dan keberaniannya dalam mempertahankan integritas Gereja saat menghadapi ancaman dari luar. Keberaniannya membujuk Attila untuk mundur dari Roma adalah contoh nyata dari kepemimpinan yang penuh keberanian. Ia tidak hanya dihormati sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai pemikir yang mengukuhkan ajaran dasar Gereja.

Di sisi lain, Paus Leo XIII, yang menjabat dari 1878 hingga 1903, merupakan penggagas ajaran sosial Katolik yang lebih modern. Melalui ensiklik Rerum Novarum, ia mengangkat tema keadilan sosial dan hak-hak pekerja pada awal Revolusi Industri, mengajak umat Katolik untuk memperhatikan masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh banyak orang.

Dokumen Rerum Novarum menjadi tonggak penting dalam ajaran sosial Gereja, membentuk dasar pemikiran untuk banyak ensiklik sosial yang muncul kemudian. Warisan ini tidak hanya berpengaruh pada Gereja, tetapi juga dalam masyarakat secara umum dan menjadi pedoman untuk mencapai kesejahteraan serta keadilan sosial.

Proses pemilihan Paus Leo XIV

Pemilihan Paus Leo XIV berlangsung dalam konklaf yang cukup ketat dengan beberapa putaran suara. Kardinal dari berbagai negara berkontribusi dalam menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin baru Gereja Katolik.

Terpilihnya Paus yang baru ditandai dengan asap putih yang membubung dari atap Kapel Sistina, tempat berlangsungnya konklaf. Vatikan kemudian mengumumkan "Habemus Papam" yang artinya "kita memiliki seorang Paus" dari balkon Basilika Santo Petrus, yang disambut oleh sorak sorai ribuan umat.

Respons umat Katolik dan masyarakat dunia terhadap terpilihnya Paus Leo XIV sangat positif. Banyak yang mengharapkan kepemimpinan yang berani dan progresif, sejalan dengan nama yang dipilihnya. Dia dipandang sebagai sosok yang dapat melanjutkan semangat keterbukaan dan perhatian terhadap isu-isu sosial yang diusung oleh pendahulunya, Paus Fransiskus.

Arah kebijakan kepemimpinan

Dalam pidato pertamanya, Paus Leo XIV menekankan pentingnya keadilan sosial, mencerminkan komitmennya untuk memperhatikan mereka yang terpinggirkan dan berjuang melawan ketidakadilan. Ini adalah penegasan bahwa Gereja tidak akan duduk diam di tengah perubahan sosial yang sangat dinamis.

Dengan perkembangan teknologi dan globalisasi yang pesat, tantangan yang dihadapi Gereja juga semakin kompleks. Paus Leo XIV diharapkan dapat membawa perspektif baru dalam mengatasi isu-isu modern, termasuk dampak kecerdasan buatan dan ketimpangan ekonomi.

Paus Leo XIV diharapkan dapat melanjutkan semangat dan warisan Paus Fransiskus, yang dikenal karena keberpihakannya kepada orang-orang miskin dan komitmennya untuk membawa suara mereka ke dalam agenda Gereja. Dengan langkah ini, diharapkan Gereja Katolik dapat menjadi lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan umat di era modern.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER