Proses donor darah dilakukan dengan mengambil sejumlah darah dalam tubuh kita untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Ketika melakukan donor darah, petugas akan mengambil darah sesuai dengan ketentuan demi memastikan pendonor tetap sehat kendati darahnya berkurang.
Proses pengambilan darah biasanya berlangsung cepat, sekitar 5 hingga 10 menit.
Petugas medis akan menggunakan jarum steril yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena di lengan untuk mengambil darah.
Sebelum proses ini dilakukan, pendonor akan menjalani pemeriksaan kesehatan awal untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat untuk mendonor darah.
Setelah darah diambil, alat pengambil darah akan disambungkan ke kantong khusus untuk penyimpanan.
Lantas, berapa banyak darah yang diambil ketika kita mendonorkannya kepada orang lain?
Jumlah darah yang diambil saat donor
Saat seseorang mendonorkan darah, jumlah darah yang diambil biasanya berkisar antara 450 hingga 500 mililiter.
Volume ini dianggap aman dan tidak membahayakan kesehatan pendonor. Pengambilan darah dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa prosesnya efisien dan minim risiko bagi pendonor.
Meskipun donor darah tidak mengubah keseimbangan darah secara signifikan, tubuh pendonor tetap bereaksi terhadap kehilangan darah.
Setelah pendonor memberikan darah, tubuh akan mulai memproduksi sel darah merah baru untuk menggantikan yang hilang.
Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis dan dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga semua kadar darah kembali ke normal.
Manfaat medis dari donor darah
Salah satu manfaat utama dari donor darah adalah peningkatan produksi sel darah merah.
Ketika seseorang mendonorkan darah, sumsum tulang akan terstimulasi untuk memproduksi sel darah merah baru.
Hal ini tidak hanya membantu individu untuk memperbaiki cadangan darah mereka, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, donor darah juga berkontribusi pada kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa donor darah secara rutin dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung dan memperlancar aliran darah.
Kegiatan ini dapat membantu menjaga kadar zat besi dalam darah tetap normal, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Tak hanya itu, tes kesehatan pra-donor juga bermanfaat untuk deteksi dini penyakit dalam tubuh.
Hal tersebut dikarenakan, tes pra-donor tidak hanya mencakup pemeriksaan tekanan darah, tetapi juga analisis sampel darah untuk mendeteksi adanya penyakit seperti hepatitis, HIV, dan penyakit menular lainnya.
Dengan cara ini, donor darah dapat berfungsi sebagai pemeriksaan kesehatan yang dapat memberikan informasi awal mengenai kondisi kesehatan seseorang.
Syarat dan ketentuan donor darah
Untuk menjadi pendonor darah yang layak, individu harus memenuhi beberapa kriteria.
Umumnya, pendonor harus berusia antara 17 hingga 60 tahun, dengan berat badan minimal sekitar 45 kilogram.
Kriteria ini ada untuk memastikan bahwa pendonor memiliki cadangan darah yang cukup untuk menggantikan darah yang diambil.
Kemudian, pendonor tidak boleh memiliki kondisi kesehatan tertentu yang dapat berisiko bagi mereka atau penerima darah. Misalnya, mereka yang menderita diabetes, penyakit jantung, atau penyakit menular tertentu tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darah.
Selain itu, pendonor harus dalam keadaan sehat dan tidak sedang dalam periode penyembuhan dari penyakit.
Efek samping umum setelah donor
Setelah mendonorkan darah, tubuh pendonor umumnya akan mengalami efek samping yang normal. Apa saja?
1. Reaksi Umum dan Pencegahannya
Setelah mendonorkan darah, beberapa pendonor mungkin mengalami gejala ringan seperti pusing, mual, atau kelelahan.
Reaksi ini umumnya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan istirahat, mengonsumsi cairan yang cukup, dan makanan bergizi.
Kendati demikian, pencegahan penting dilakukan dengan memastikan bahwa pendonor cukup makan dan beristirahat sebelum proses donor.
2. Penanganan komplikasi ringan
Jika pendonor mengalami komplikasi ringan, misalnya pusing atau reaksi nyeri di lengan tempat pengambilan darah, mereka dapat mengatasi kondisi ini dengan berbaring sambil mengangkat kaki untuk meningkatkan aliran darah ke otak.
Mengonsumsi cairan yang banyak juga disarankan untuk membantu mengembalikan tenaga.
3. Gejala yang perlu diwaspadai
Meskipun efek samping dari donor darah umumnya ringan, ada beberapa tanda bahaya yang perlu diperhatikan.
Jika setelah donor seseorang mengalami perdarahan terus menerus di lokasi bekas suntikan, nyeri hebat atau mati rasa, maka sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Mengawasi tanda-tanda ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada komplikasi serius yang terjadi setelah donor darah.