Artikel ini merupakan kerja sama antara Narasi dan Diet Partner. Seluruh informasi yang dimuat telah dikurasi oleh Rheinhard, S.Gz., Dietisien (Nutritionist).
------------------------------------------------------------------
Pernahkah Anda merasa tidak bisa berhenti makan meskipun sudah kenyang? Atau makan dengan sangat cepat hingga merasa tidak nyaman? Jika iya, bisa jadi Anda mengalami binge eating disorder (BED). Gangguan makan ini bukan sekadar kebiasaan buruk, melainkan kondisi serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Dalam dunia diet dan nutrisi, binge eating disorder sering kali tidak disadari karena dianggap sebagai "makan terlalu banyak" biasa. Namun, BED memiliki pola unik yang membedakannya dari sekadar makan berlebihan. Artikel ini akan membantu Anda memahami BED lebih dalam, mulai dari gejala, penyebab, hingga dampaknya pada kesehatan.
Apa Itu Binge Eating Disorder?
Binge Eating Disorder (BED) adalah gangguan makan yang ditandai dengan episode makan berlebihan dalam waktu singkat dengan perasaan kehilangan kontrol. Tidak seperti bulimia, penderita BED tidak melakukan kompensasi atau ‘pengembalian’ makanan seperti memuntahkan makanan atau olahraga berlebihan setelah makan.
BED bukan hanya masalah pola makan, tetapi juga gangguan psikologis yang dipicu oleh berbagai faktor, termasuk stres, emosi, dan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh.
Tanda dan Gejala BED yang Perlu Anda Waspadai
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami BED. Beberapa tanda yang bisa menjadi indikator antara lain:
• Makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, bahkan saat tidak lapar.
• Merasa kehilangan kendali saat makan dan sulit berhenti.
• Makan dengan sangat cepat hingga perut terasa tidak nyaman.
• Makan secara diam-diam karena malu dengan jumlah makanan yang dikonsumsi.
• Merasa bersalah, jijik, atau depresi setelah makan berlebihan.
Jika Anda sering mengalami gejala-gejala di atas, penting untuk mengenali bahwa ini bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi bisa menjadi gangguan makan yang serius.
Mengapa Binge Eating Bisa Terjadi?
Tidak ada satu penyebab pasti dari BED, tetapi ada beberapa faktor utama yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini:
1. Faktor Psikologis: Stres, kecemasan, depresi, dan trauma dapat menjadi pemicu utama.
2. Riwayat Diet Ketat: Orang yang sering melakukan diet ketat lebih rentan mengalami BED karena tubuh dan pikiran menjadi terobsesi dengan makanan.
3. Genetik dan Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga dengan gangguan makan, risiko mengalami BED bisa meningkat.
4. Citra Tubuh yang Negatif: Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dapat mendorong seseorang untuk makan secara emosional.
5. Faktor Lingkungan: Tekanan sosial, budaya, dan kebiasaan makan dalam keluarga juga dapat berkontribusi terhadap munculnya BED.
Dampak BED Terhadap Kesehatan
Binge eating disorder tidak hanya memengaruhi berat badan, tetapi juga kesehatan secara keseluruhan. Beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi akibat BED antara lain:
1. Obesitas dan Penyakit Kronis
BED sering kali dikaitkan dengan obesitas karena asupan kalori yang tinggi tanpa kontrol. Ini meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti:
• Diabetes tipe 2
• Hipertensi
• Kolesterol tinggi
• Penyakit jantung
2. Gangguan Pencernaan
Makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti:
• Gastritis
• Sindrom iritasi usus
• Asam lambung naik
3. Masalah Mental dan Emosional
Penderita BED sering mengalami perasaan malu, bersalah, dan depresi setelah makan berlebihan. Ini bisa memperburuk kondisi mental dan menyebabkan lingkaran setan di mana seseorang makan untuk mengatasi stres, tetapi kemudian merasa bersalah dan stres setelahnya.
Cara Mengatasi Binge Eating Disorder
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami BED, kabar baiknya adalah kondisi ini bisa diatasi dengan perawatan yang tepat. Berikut beberapa pendekatan yang dapat membantu secara medis:
1. Terapi Psikologis
• Cognitive Behavioral Therapy (CBT): Membantu mengubah pola pikir negatif terkait makanan dan meningkatkan kesadaran diri.
• Interpersonal Therapy (IPT): Fokus pada perbaikan hubungan sosial yang dapat berpengaruh pada pola makan.
• Dialectical Behavior Therapy (DBT): Membantu mengelola emosi dan mengembangkan strategi mengatasi stres tanpa menggunakan makanan.
2. Pengobatan
Beberapa obat seperti antidepresan atau lisdexamfetamine (Vyvanse) dapat digunakan dalam kasus tertentu, tetapi harus dalam pengawasan dokter. Jadi dianjurkan untuk melakukan pengobatan setelah melakukan konsultasi dengan dokter.
3. Konsultasi Gizi
Dietitian atau ahli gizi dapat membantu mengembangkan pola makan yang sehat, memperbaiki hubungan dengan makanan, dan mengurangi kebiasaan makan berlebihan. Jadi bisa lakukan konsultasi gizi juga apabila diperlukan.
4. Perubahan Gaya Hidup
• Hindari diet ketat yang bisa memicu binge eating.
• Kelola stres dengan cara sehat seperti meditasi atau olahraga.
• Buat jadwal makan teratur agar tubuh tidak mengalami kelaparan ekstrem.
Mengambil Kendali Atas Pola Makan Anda
Binge eating disorder adalah kondisi yang serius tetapi bisa dikelola dengan pendekatan yang tepat. Dengan mengenali gejala sejak dini, memahami penyebabnya, dan mencari bantuan tenaga profesional dapat menjadi langkah awal yang penting.
Ingat, kesehatan Anda lebih dari sekadar angka di timbangan—ini tentang keseimbangan fisik dan mental yang harus dijaga.
Jika Anda merasa memiliki tanda-tanda BED, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau psikolog. Pastinya. Anda tidak sendirian dalam perjalanan ini, dan masih ada banyak dukungan yang bisa membantu Anda untuk kembali ke pola makan yang lebih sehat dan terkendali.