Advertisement

Bukan Hanya Penghias Perayaan Imlek, Ini Sejarah dan Makna Lampion

22 January 2025 10:24 WIB

thumbnail-article

Antara .

Penulis: Elok Nuri

Editor: Elok Nuri

Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa, untuk tahun ini jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025. Umumnya perayaan Imlek identik dengan dekorasi warna merah dan emas, salah satunya yang terdapat dalam lapion.

Lapion sendiir bukan hanya sekedar penghias dan peramai perayaan Tahun Baru Imlek, melainkan terdapat filosofi dan sejarah yang menarik untuk diulik. Berikut Narasi akan membahas lebih jauh sejarah dan makna lampion pada perayaan Imlek.

Sejarah Lampion dalam Tradisi Imlek

Lampion telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Tionghoa sejak zaman Dinasti Han, yang berlangsung dari tahun 206 SM hingga 220 M. Pada periode ini, masyarakat menciptakan lampion sebagai alat untuk melindungi lilin dari tiupan angin.

Lampion ini awalnya terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti bambu, jerami, atau kayu, yang dilapisi dengan kertas untuk menjaga api lilin tetap menyala.

Seiring berjalannya waktu, fungsi lampion berkembang. Pada awalnya, lampion hanya digunakan sebagai alat penerang. Namun, pada masa Dinasti Tang (618-907 M), lampion mulai berfungsi sebagai ornamen dalam berbagai festival dan perayaan.

Masyarakat menggunakan lampion tidak hanya untuk penerangan, tetapi juga sebagai elemen dekoratif dalam acara-acara penting, termasuk perayaan Tahun Baru Imlek.

Lampion juga memiliki peran penting dalam ritual keagamaan. Di kalangan umat Buddha, lampion dipakai sebagai simbol penghormatan kepada Buddha.

Ritual ini terjalin dalam tradisi seiring dengan perkembangan kepercayaan masyarakat Tionghoa, yang menggabungkan berbagai praktik keagamaan dengan tradisi budaya.

Selain itu, lampion memiliki peran penting dalam kegiatan sembahyang yang dilakukan setiap tanggal 15 dalam bulan pertama kalender lunar.

Sembahyang dengan menggunakan lampion pada hari-hari tertentu, kemudian menjadi asal-usul dari perayaan Festival Lampion, yang diadakan menjelang perayaan Imlek, dan terus dipertahankan hingga saat ini

Lampion juga berkaitan erat dengan ancaman bencana jahat. Dalam budaya Tionghoa, terdapat keyakinan bahwa lampion mampu mengusir kekuatan jahat yang simbolisnya terwakili oleh makhluk bernama Nian. Nian digambarkan sebagai binatang buas yang menimbulkan terror bagi penduduk desa.

Lampion bukan hanya sebuah dekorasi; ia juga merupakan simbol harapan bagi masyarakat Tionghoa. Cahaya yang terpancar dari lampion melambangkan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.

Pada malam Tahun Baru Imlek, lampion-lampion ini memberi harapan bagi setiap individu untuk mengusir kegelapan di masa lalu dan menyambut kebahagiaan yang baru.

Makna Simbolis Lampion Imlek

Warna merah pada lampion melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa memajang lampion berwarna merah di rumah akan membawa keberuntungan serta rezeki bagi penghuni rumah tersebut.

Hal ini disebabkan karena warna merah juga dianggap sebagai simbol kebahagiaan dan kesuksesan.

Sebagai tambahan pada makna keberuntungannya, lampion juga dipandang sebagai alat pengusir kekuatan jahat. Masyarakat percaya bahwa dengan menggantung lampion di depan rumah, mereka dapat menghindari ancaman dan kejahatan.

Lampion juga berfungsi sebagai simbol kebersamaan dalam keluarga. Dalam banyak tradisi Tionghoa, lampion dihias dan dipasang bersama-sama oleh anggota keluarga, menciptakan ikatan dan kenangan dalam perayaan bersama.

Kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan antar anggota keluarga tetapi juga menyatukan mereka dalam semangat perayaan dan harapan akan tahun yang lebih baik.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement