6 Cara Mengatasi Sakit Ulu Hati Tanpa Obat Saat Berpuasa

12 Mar 2025 19:03 WIB

thumbnail-article

Sakit ulu hati. Sumber: Freepik.

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Sakit ulu hati selama puasa sering kali menjadi keluhan yang umum dialami banyak orang. Beberapa penyebab umum yang dapat menimbulkan rasa nyeri di area ini termasuk peningkatan asam lambung, stres, serta pola makan yang tidak seimbang. Selama berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman dalam waktu yang cukup lama, yang bisa menyebabkan asam lambung meningkat.

Dalam konteks puasa, asam lambung sering kali dipicu oleh kurangnya makanan selama mungkin 12-14 jam. Ketika akhirnya makan pada waktu berbuka, makanan yang dikonsumsi dalam jumlah banyak atau makanan yang bersifat asam dapat menyebabkan rasa sakit. Gejala lainnya yang sering menyertai sakit ulu hati meliputi rasa panas atau terbakar di dada, mual, dan terkadang juga kembung.

Menggunakan kompres hangat

Salah satu metode yang efektif untuk meredakan sakit ulu hati adalah dengan menggunakan kompres hangat. Teknik kompres ini sederhana dan dapat dilakukan di rumah dengan mudah. Penggunaan suhu hangat dapat membantu menonaktifkan rasa sakit pada tingkat molekuler, memberikan efek penghilang rasa sakit yang alami.

Kompres dapat dilakukan dengan menggunakan botol kaca atau kantong kompres yang diisi dengan air hangat. Suhu air hangat sekitar 40 derajat Celsius dianggap ideal. Sebaiknya, kompres ditempatkan pada area ulu hati yang terasa sakit. Untuk menghindari luka akibat panas, lapisi kompres dengan kain. Cara ini bukan hanya mengurangi rasa sakit tetapi juga memberikan rasa nyaman pada tubuh.

Mengatur pola makan saat sahur dan berbuka

Pengaturan pola makan saat sahur dan berbuka sangat penting untuk menjaga kesehatan selama berpuasa. Memilih makanan yang bergizi dengan porsi yang seimbang dapat membantu menjaga keseimbangan asam lambung. Makanan yang kaya serat dan protein sebaiknya menjadi pilihan utama saat sahur untuk memastikan tubuh mendapatkan cadangan energi yang cukup.

Hindari makanan yang terlalu pedas, berlemak, atau mengandung bahan pengawet, karena ini dapat memperburuk kondisi lambung. Porsi yang berlebihan saat berbuka juga sebaiknya dihindari, sehingga tubuh tidak merasa tertekan dan asam lambung tidak meningkat secara drastis. Menghindari makanan yang menjadi pemicu, seperti makanan yang digoreng atau produk olahan, adalah langkah bijak untuk mencegah sakit ulu hati.

Posisi tubuh yang tepat setelah makan

Posisi tubuh setelah makan juga dapat berpengaruh terhadap rasa sakit di ulu hati. Banyak orang yang langsung rebahan setelah berbuka atau sahur, padahal hal ini dapat memicu asam lambung naik. Disarankan untuk tidak berbaring setidaknya selama 2 jam setelah makan untuk menghindari tekanan pada perut yang dapat memperparah keluhan.

Cara duduk yang baik setelah makan juga dapat membantu. Duduk tegak dan hindari posisi yang menekan perut untuk meminimalisir ketidaknyamanan. Aktivitas ringan, seperti berjalan kaki sebentar setelah makan, juga berguna untuk membantu proses pencernaan dan mencegah kenaikan asam lambung.

Memilih minuman yang tidak menyakitkan

Minuman yang dikonsumsi selama puasa sangat mempengaruhi kesehatan lambung. Minuman berkafein seperti kopi dan teh sebaiknya dikurangi, terutama saat berbuka dan sahur, karena dapat memperburuk nyeri ulu hati. Kafein dapat memicu kontraksi di saluran pencernaan dan meningkatkan keasaman lambung.

Sebagai alternatif, pilihlah minuman yang lebih aman seperti air putih atau air jahe hangat. Minuman ini tidak hanya menenangkan lambung tetapi juga membantu proses hidrasi yang penting selama puasa. Penting juga untuk menjaga hidrasi dengan cukup minum air antara berbuka dan tidur untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi ketika akan melanjutkan puasa di hari berikutnya.

Pentingnya mendapatkan pengobatan yang tepat

Jika sakit ulu hati terus berlanjut meski telah melakukan berbagai cara di atas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab pasti dan rekomendasi pengobatan yang sesuai.

Obat antasida sering kali direkomendasikan untuk menetralkan asam lambung dan dapat digunakan sesuai anjuran dokter. Namun, penting untuk mengonsumsinya pada waktu yang tepat untuk tidak membatalkan puasa. Sebaiknya, obat ini dikonsumsi tepat setelah berbuka atau sahur agar tidak mengganggu ketahanan puasa yang dijalani.

 

 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER