Kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) adalah kemampuan untuk memahami, menafsirkan, mendemonstrasikan, mengendalikan, mengevaluasi, dan menggunakan emosi untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain secara efektif dan konstruktif.
Kecerdasan emosional yang baik dapat membantu kita dalam membangun hubungan yang lebih kuat di ranah pribadi maupun profesional.
Beberapa ahli bahkan menyebut kecerdasan emosional lebih penting daripada kecerdasan intelektual (IQ) dalam kaitannya untuk meraih kesuksesan.
Dilansir dari Verywell Mind, ada empat komponen atau level dari kecerdasan emosional, yaitu:
- Memahami emosi. Langkah pertama dalam memahami emosi adalah dengan memahaminya secara akurat, termasuk melalui tanda-tanda nonverbal seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
- Bernalar dengan emosi. Level ini melibatkan penggunaan emosi untuk mendorong pemikiran dan aktivitas kognitif.
- Memahami emosi. Emosi yang kita rasakan dapat memiliki beragam arti sehingga harus dipahami secara jelas penyebab dan maknanya.
- Mengelola emosi. Mengatur emosi dan memberikan respon yang tepat serta menanggapi emosi orang lain merupakan aspek penting dalam pengelolaan emosi.
Mengapa kecerdasan emosional penting?
Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang sukses tidak selalu merupakan orang yang paling pintar secara akademis. Kecerdasan intelektual atau IQ saja tidak cukup untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.
Sebagai contoh, IQ memang bisa membantu kita dalam mengerjakan soal ujian. Namun, kita juga membutuhkan kecerdasan emosional (EQ) untuk membantu mengelola stres dan emosi ketika menghadapi ujian tersebut.
Cara meningkatkan kecerdasan emosional
Tidak seperti IQ yang merupakan bawaan lahir, EQ dapat terus dilatih dan dikembangkan.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sosial dan emosional:
- Mendengarkan
Untuk bisa memahami emosi orang lain, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memperhatikan. Luangkan waktu untuk mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.
Selain ucapan lisan, bahasa tubuh juga dapat membawa banyak makna. Anda juga perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin berkontribusi terhadap emosi tersebut.
- Berempati
Langkah selanjutnya adalah menempatkan diri pada posisi orang lain untuk benar-benar memahami sudut pandang orang tersebut. Lakukan latihan dengan membayangkan bagaimana perasaan Anda ketika berada di situasi orang lain.
Latihan seperti ini dapat membantu Anda membangun pemahaman emosional terhadap situasi tertentu serta mengembangkan keterampilan emosional yang lebih kuat dalam jangka panjang.
- Refleksi
Terakhir, kemampuan bernalar dengan emosi merupakan bagian yang sangat penting dari kecerdasan emosional. Pertimbangkan bagaimana emosi Anda akan memengaruhi keputusan dan perilaku Anda. Pertimbangan emosi ini juga perlu dilakukan ketika Anda menyikapi sikap orang lain.
Tanyakan kepada diri Anda, mengapa seseorang bisa merasa seperti ini? Adakah faktor tidak terlihat yang mungkin berkontribusi terhadap perasaan itu? Apa perbedaan emosi Anda dengan emosi mereka?
Dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda mungkin akan lebih mudah memahami peran emosi terhadap cara orang berpikir dan berperilaku.