Advertisement

Dehidrasi untuk Tampilan Otot Hollywood: Aman atau Bahaya?

13 May 2025 18:18 WIB

thumbnail-article

Dehidrasi untuk Tampilan Otot Hollywood: Aman atau Bahaya? Sumber: istockphoto.

Penulis: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Artikel ini merupakan kerja sama antara Narasi dan Diet Partner. Seluruh informasi yang dimuat telah dikurasi oleh Rheinhard, S.Gz., Dietisien (Nutritionist).

------------------------------------------------------------------

Di dunia hiburan, penampilan fisik menjadi salah satu nilai plus yang sangat diperhatikan. Tak jarang, artis Hollywood melakukan berbagai metode ekstrem untuk mendapatkan tubuh yang tampak lebih kering, padat, dan terdefinisi. 

Salah satu teknik yang kerap disorot adalah dehidrasi—metode yang mengurangi kadar air tubuh demi menonjolkan otot. 

Namun, di balik hasil estetika yang diinginkan, terdapat risiko kesehatan yang signifikan. 

Artikel ini akan mengulas bagaimana dehidrasi dilakukan untuk mendapatkan tampilan otot yang "ideal", apa saja risikonya, dan mengapa praktik ini tidak direkomendasikan untuk kesehatan jangka panjang.

Mengapa Artis Hollywood Menggunakan Dehidrasi?

Banyak artis memilih untuk melakukan dehidrasi menjelang syuting adegan tanpa baju karena efeknya yang instan. Dengan menurunkan kadar air di bawah kulit, otot akan tampak lebih kering dan berdefinisi. Misalnya, pelatih Chris Hemsworth dan artis seperti Zac Efron pernah mengakui bahwa dehidrasi ekstrem membantu menciptakan tampilan otot yang lebih keras dan padat. 

Namun, meskipun hasilnya memuaskan secara visual, metode ini membawa konsekuensi serius bagi kesehatan tubuh.

Risiko Kesehatan dari Dehidrasi

Dehidrasi yang dilakukan untuk tujuan estetika, terutama secara ekstrem, memiliki beberapa risiko kesehatan yang harus diwaspadai:

1. Masalah Kardiovaskular

Dehidrasi menyebabkan volume darah menurun sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko takikardia, serangan jantung, bahkan gagal jantung.

2. Gangguan Fungsi Ginjal

Kekurangan cairan yang berkepanjangan dapat mengganggu fungsi ginjal, meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan dalam kasus berat, gagal ginjal. Ginjal memerlukan cukup air untuk menyaring limbah dan racun secara efektif.

3. Kram Otot dan Kejang

Ketidakseimbangan elektrolit akibat dehidrasi sering menyebabkan kram otot dan kejang, karena tubuh tidak memiliki cukup cairan untuk mendukung fungsi otot yang normal.

4. Disfungsi Kognitif

Dehidrasi juga dapat mempengaruhi fungsi otak, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, kebingungan, dan penurunan konsentrasi. Dalam kondisi ekstrem, bisa berujung pada pingsan atau gangguan neurologis lainnya.

5. Risiko Heat-Related Illnesses

Tanpa cukup cairan, tubuh menjadi rentan terhadap heat exhaustion dan heat stroke, terutama saat melakukan aktivitas fisik intens dalam kondisi panas.

Dampak Dehidrasi pada Kesehatan Jangka Panjang

Selain risiko yang terjadi secara langsung, dehidrasi ekstrem jika dilakukan berulang-ulang juga dapat menimbulkan efek jangka panjang:

• Gangguan Fungsi Ginjal Permanen

Kekurangan cairan secara terus-menerus bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang bersifat permanen, meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.

• Masalah Kardiovaskular

Dehidrasi kronis meningkatkan beban kerja jantung yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada pengembangan penyakit jantung dan hipertensi.

• Gangguan Kognitif dan Mood

Karena otak terdiri sekitar 75% air, kekurangan cairan dapat mempengaruhi fungsi kognitif, memori, dan mood secara keseluruhan.

• Kerusakan Kulit dan Penuaan Dini

Kulit yang tidak mendapatkan cukup hidrasi akan kehilangan elastisitasnya, membuatnya rentan terhadap keriput dan penuaan dini.

• Risiko Syok Hipovolemik

Dalam kasus dehidrasi berat, penurunan drastis pada volume darah dapat menyebabkan syok hipovolemik yang memerlukan penanganan medis segera.

Bagaimana Dehidrasi Membuat Otot Terlihat Lebih Padat?

Secara mekanisme, dehidrasi mengurangi jumlah air yang tersimpan di dalam dan di bawah kulit. Otot, yang secara normal terdiri dari sekitar 76% air, kehilangan volume karena redistribusi air dari ruang intraseluler ke ruang ekstraseluler. 

Dengan berkurangnya cairan subkutan, garis dan striasi otot menjadi lebih terlihat sehingga menciptakan efek tampilan otot yang lebih kering dan terdefinisi. Namun, perubahan ini bersifat sementara. Saat tubuh kembali terhidrasi, otot akan kembali ke kondisi normalnya.

Pertimbangan dan Alternatif yang Lebih Sehat

Walaupun dehidrasi dapat memberikan hasil estetika dalam jangka pendek, risiko kesehatan yang ditimbulkannya sangat besar. 

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan alternatif yang lebih aman dalam mencapai tujuan kebugaran, antara lain:

• Pendekatan Nutrisi Seimbang

Fokus pada pola makan yang sehat dan seimbang, serta program latihan yang tepat, jauh lebih aman untuk jangka panjang daripada metode ekstrem seperti dehidrasi.

• Hidrasi yang Cukup

Menjaga asupan cairan yang memadai sangat penting untuk mendukung fungsi organ, memperbaiki performa otot, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

• Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

Jika ingin mengubah tampilan fisik secara signifikan, konsultasikan dengan ahli gizi atau pelatih profesional yang bisa memberikan panduan yang aman dan berkelanjutan.

Dehidrasi mungkin tampak menarik bagi sebagian artis Hollywood sebagai cara instan untuk mendapatkan tampilan otot yang lebih terdefinisi. Namun, praktik ini membawa berbagai risiko serius mulai dari gangguan kardiovaskular, masalah ginjal, hingga disfungsi kognitif. 

Dampak jangka panjangnya pun dapat mengganggu kesehatan secara menyeluruh, sehingga tidak layak dijadikan metode rutin. 

Daripada mengorbankan kesehatan, sebaiknya fokus pada pendekatan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan kebugaran. Investasi pada pola hidup sehat, nutrisi seimbang, dan hidrasi yang cukup adalah kunci untuk tubuh yang tidak hanya tampak menarik, tetapi juga sehat dan bugar.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement