22 September 2022 13:09 WIB
Penulis: Ani Mardatila
Editor: Akbar Wijaya
Kematian Masha Amini jadi pemicu kekesalan warga Iran yang kecewa dengan buruknya kondisi ekonomi.
Kematian Masha Amini (22 tahun) usai ditangkap polisi karena melanggar aturan berhijab memantik amarah rakyat Iran di berbagai kota.
Demonstrasi diwarnai bentrok dengan aparat keamanan terjadi setidaknya di 50 kota Iran.
Reuters melaporkan hingga Rabu (21/9/2022), setidaknya ada delapan nyawa yang melayang selama demonstrasi berlangsung, termasuk tiga di antaranya berasal dari aparat keamanan.
Video Masha Amini terbaring koma di rumah sakit beredar di media sosial.
Polisi mengatakan perempuan berusia 22 tahun itu meninggal karena jatuh sakit terkena serangan jantung.
"Sejak dipindahkan ke kendaraan dan juga di lokasi (stasiun), tidak ada kontak fisik dengannya."
Namun, para demonstran dan aktivis kebebasan di Iran yakin betul Amini koma lantaran dihajar aparat kepolisian saat berada dalam tahanan.
Pihak keluarga Amini meyakini hal yang sama. Mereka bercerita Amini tidak punya persoalan medis dan mendapat informasi dari saksi mata bahwa Amini dihajar di mobil polisi setelah penangkapannya.
Amnesty International meminta penyebab kematian Amini diselidiki sebagai perbuatan kriminal:
"... tuduhan penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya dalam tahanan, harus diselidiki secara kriminal ... Semua agen dan pejabat yang bertanggung jawab harus menghadapi keadilan."
Hukum Syarian Islam Iran yang berlaku sejak revolusi 1979, mewajibkan perempuan menutup rambut dan mengenakan pakaian panjang yang longgar untuk menyamarkan bentuk tubuh mereka.
Orang yang melanggar akan mendapatkan teguran publik, denda, atau penangkapan seperti yang dialami Amini.
Namun kematian Amini menjadi titik balik atas aturan ini.
Hari Selasa (20/9/2022) yang bertepatan dengan "Hari Jilbab dan Kesucian Nasional", para aktivis perempuan Iran turun ke jalan dan menyerukan agar semua perempuan membuka kerudung mereka di depan umum.
Aksi mereka beredar luas di media sosial dengan tagar #No2Hijab yang menjadi topik popular selama berhari-hari di Twitter.
Masha Amini terbaring di rumah sakit.
Pengawas internet Netblocks di Iran melaporkan sejak Senin malam, ada gangguan dan pemblokiran akses ke dua jejaring sosial yang tersisa di negeri para mullah itu: Instagram dan WhatsApp.
Bahkan ada laporan di beberapa wilayah jaringan internet diputus demi meredam eskalasi kemarahan demonstran.
Menteri Telekomunikasi, Issa Zarepour, seperti dikutip oleh kantor berita resmi Irna mengakui hal ini.
"Pembatasan sementara di beberapa tempat dan pada beberapa jam".
Pada 2019, pemerintah menutup internet selama sekitar satu minggu untuk meredam protes paling berdarah dalam 40 tahun sejarah Republik Islam tersebut.
Demonstrasi terkait kematian Amini bertumpang tindih dengan protes para guru, pensiunan, pekerja dan pegawai pemerintah yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Mereka sebal lantaran upah yang tidak dibayar, uang pensiunan yang rendah, dan meroketnya harga pangan.
"Ini seperti menuangkan bahan bakar ke api. Orang-orang sudah marah karena inflasi yang tinggi dan kenaikan harga. Mereka sangat frustrasi," kata seorang mantan pejabat pemerintah Iran dikutip Reuters.
KOMENTAR
Latest Comment