Doa kunci pembuka ijabah Allah Swt. dapat diamalkan bagi kita yang memiliki keinginan dan hajat yang ingin dicapai.
Sebagai hamba, keinginan yang kita punyai dalam hidup ini hanya dapat tercapai atas izin dan rida Allah Swt.
Oleh karenanya, berdoa sebagai salah satu cara untuk mendapatkan rida Allah Swt. untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Tentu saja, keinginan yang kita dimiliki harus sesuai dengan syariat dan tidak melanggar ajaran Allah Swt. agar mendapatkan rida dan berkah.
Doa sendiri adalah bentuk senjata bagi orang yang beriman dan bentuk penghambaan kepada Allah Swt. untuk meminta pertolongan kepada Tuhan.
Berikut adalah doa kunci pembuka ijabah Allah Swt. yang dikutip dari laman NU Online.
Doa kunci pembuka ijabah Allah
Doa berikut ini dapat diamalkan sebagai upaya meraih ijabah Allah Swt.:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Allâhumma innî as’aluka bi annî asyhadu annaka antallâhu, lâ ilâha illâ antal ahadus shamad, alladzî lam yalid wa lam yûlad, wa lam yakullahû kufuwan ahad.
Artinya, “Tuhanku, aku memohon (pertolongan) kepada-Mu. Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah. Tiada tuhan selain Engkau Yang Maha Esa, tempat bergantung yang tiada melahirkan dan tiada dilahirkan, serta tiada apapun yang menyamai-Nya.”
Doa kunci pembuka ijabah Allah yang dikutip oleh Imam An-Nawawi
Selain doa di atas, doa yang diajarkan Imam An-Nawawi berikut ini juga dapat diamalkan untuk meraih ijabah Allah Swt.:
وروينا في سنن أبي داود والترمذي والنسائي وابن ماجه، عن بريدة رضي الله عنه أن رسول الله (صلى الله عليه وسلم) سمع رجلا يقول: اللهم إني أسألك بأني أشهد أنك أنت الله لا إله إلا أنت الأحد الصمد الذي لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد. فقال: لقد سألت الله تعالى بالاسم الذي إذا سئل به أعطى، وإذا دعي أجاب
Artinya, “Kami diriwayatkan di Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Buraidah RA bahwa seuatu ketika Rasulullah mendengar salah seorang sahabatnya berdoa dengan lafal, ‘Allâhumma innî as’aluka bi annî asyhadu annaka antallâhu, lâ ilâha illâ antal ahadus shamad, alladzî lam yalid wa lam yûlad, wa lam yakullahû kufuwan ahad.’ Rasulullah SAW lalu menyambutnya, ‘Kau telah memohon kepada Allah dengan nama (agung) yang mana Dia akan memberikan karunia-Nya bila diminta dengan nama tersebut, dan Dia akan mengijabah seseorang yang berdoa memanggil-Nya dengan nama tersebut,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 336).