Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina secara resmi memutuskan untuk memakzulkan Wakil Presiden Sara Duterte.
Dalam pemungutan suara yang diadakan, sebanyak 215 dari 306 anggota DPR memberikan dukungan untuk pengajuan impeachment.
Angka ini melebihi batas satu pertiga yang dibutuhkan untuk melanjutkan proses pemakzulan. Selanjutya, dokumen impeachment akan dikirimkan kepada Senat yang akan bertindak sebagai pengadilan.
Tuduhan terhadap Sara Duterte
Tudingan korupsi dan pemanfaatan dana
Sara Duterte yang merupakan putri mantan presiden Rodrigo Duterte menghadapi sejumlah tuduhan, termasuk penyalahgunaan dana publik yang dilaporkan mencapai 612,5 juta peso atau sekitar 10,5 juta dolar AS.
Tuduhan tersebut meliputi pemanfaatan dana intelijen dan ketidakmampuan Duterte dalam mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan.
Anggota DPR yang mendukung impeachment beranggapan bahwa tindakan Duterte tidak mencerminkan integritas yang seharusnya dimiliki oleh seorang pejabat publik.
Dugaan plot pembunuhan terhadap Presiden Marcos
Salah satu tuduhan paling mencolok terhadap Sara Duterte mencakup dugaan bahwa dia merencanakan untuk membunuh Presiden Marcos jika dirinya sendiri terancam.
Meskipun Duterte menyangkal tuduhan ini dan menyatakan bahwa pernyataannya diambil di luar konteks, ancaman tersebut telah memicu kekhawatiran mengenai keselamatan dan stabilitas pemerintah.
Baca Juga:AS Akan Relokasi Paksa Warga Palestina Keluar Jalur Gaza: Tuai Respon Keras Dari Para Pemimpin Dunia
Sejarah hubungan Duterte dan Marcos
Hubungan antara Sara Duterte dan Presiden Ferdinand Marcos Jr. diwarnai oleh kolaborasi politik pada pemilihan presiden 2022 lalu, dengan janji untuk membawa stabilitas dan persatuan.
Namun, setelah menjabat, hubungan tersebut mulai retak karena perbedaan agenda politik dan pendekatan yang diambil dalam pemerintahan.
Duterte dan Marcos memiliki perbedaan mencolok dalam kebijakan luar negeri, terutama mengenai hubungan dengan Amerika Serikat dan Cina. Duterte dikenal dengan kebijakannya yang lebih pro-Cina, sedangkan Marcos berusaha memperkuat hubungan dengan AS.
Marcos juga mengubah pendekatan terhadap permasalahan narkoba yang sebelumnya direspons dengan kekerasan pada masa pemerintahan Rodrigo Duterte.
Sebagai informasi, dinamika politik di Filipina sangat dipengaruhi oleh kekuatan dinasti politik.
Baik Duterte maupun Marcos merupakan bagian dari dua dinasti yang berpengaruh di negara tersebut, masing-masing telah mengukir sejarah panjang dalam pemerintahan.
Ketegangan yang berkembang antara keduanya mencerminkan pertempuran kekuasaan antara dua dinasti yang memiliki pandangan berbeda terhadap arah politik negara.
Dampak terhadap politik Filipina
Impeachment Sara Duterte memiliki konsekuensi signifikan menjelang pemilu mendatang. Hal ini berpotensi membentuk peta dukungan politik, di mana pendukung Marcos mungkin akan mendapatkan keuntungan, sedangkan dukungan terhadap Duterte diperkirakan akan mengalami penurunan.
Meskipun menghadapi tantangan, banyak pengamat percaya bahwa Sara Duterte masih memiliki potensi untuk berjuang kembali dalam politik Filipina. Strategi jangka panjang yang mungkin dilakukannya antara lain membangun basis pendukung dan mengatur kembali narasi politiknya.
Ke depannya, stabilitas pemerintahan Marcos mungkin akan diuji. Mengingat momentum politik yang ditimbulkan oleh impeachment ini, pemerintahan Marcos perlu bertindak hati-hati agar dapat menghindari keretakan lebih lanjut dalam koalisinya dan menghadapi tantangan dari lawan politik yang semakin kuat.