Sikat gigi saat puasa merupakan topik yang banyak diperdebatkan. Faktanya, walau ada beda pendapat di antara ulama tentangnya, kebijaksanaan kita dapat membuatnya tak rumit.
Perdebatan tentang sikat gigi saat puanya umumnya terjadi lantaran ada kekhawatiran sikat gigi dapat membatalkan puasa.
Dalam syariat Islam, salah satu rukun puasa adalah tidak adanya zat yang masuk melalui mulut ke tenggorokan dan sampai ke perut.
Ketika gosok gigi menggunakan sikat dan pasta, sebagian kecil dari air dan pasta yang tertelan dikhawatirkan dapat tertelan.
Kekhawatiran tersebut sebenarnya valid. Kendati tak disengaja, sangat mungkin sebagian kecil air ketika berkumur dapat tertelan, sehingga menyalahi rukun puasa.
Menanggapi hal ini, para ulama berbeda pendapat, walau umumnya tak mengharamkannya.
Dalam mazhab Syafi'i dan Hambali, bersikat gigi ketika berpuasa tidak diharamkan, namun hukumnya makruh, yakni sebaiknya tidak dilakukan walaupun tidak berdosa jika melakukannya.
Dinukil dari NU Online, hal tersebut seperti yang disampaikan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zain sebagai berikut.
ومكروهات الصوم ثلاثة عشر: أن يستاك بعد الزوال
Artinya, “Hal yang makruh dalam puasa ada tiga belas. Salah satunya bersiwak setelah zhuhur,” (Lihat Nihayatuz Zein fi Irsyadil Mubtadi’in, Cetakan Al-Maarif, Bandung, Halaman 195).
Imam Nawawi dalam al-Majmu’, syarah al-Muhadzdzab, menjelaskan bahwa hukum sikat gigi ketika berpuasa tersebut ada karena jika ada material yang masuk ke tenggorokan, baik air, pasta gigi, atau bulu dari sikat gigi, maka puasanya batal.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka sikat gigi ketika berpuasa diberi hukum makruh.
لو استاك بسواك رطب فانفصل من رطوبته أو خشبه المتشعب شئ وابتلعه افطر بلا خلاف صرح به الفورانى وغيره
Artinya: Jika ada orang yang memakai siwak basah. Kemudian airnya pisah dari siwak yang ia gunakan, atau cabang-cabang (bulu-bulu) kayunya itu lepas kemudian tertelan, maka puasanya batal tanpa ada perbedaan pendapat ulama. Demikian dijelaskan oleh al-Faurani dan lainnya. (Abi Zakriya Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’, Maktabah al-Irsyad, Jeddah, juz 6, halaman 343)
Sementara itu, dalam mazhab Maliki dan Hanafi, sikat gigi boleh dilakukan tanpa ada larangan, asalkan dilakukan dengan hati-hati. Hal ini karena sikat gigi tidak sama dengan makanan atau minuman yang bisa membatalkan puasa.
Cara menjaga mulut tetap wangi ketika puasa
Walaupun sebagian ulama menjelaskan sikat gigi ketika berpuasa sebagai makruh, bukan berarti kita tidak perlu menjaga kebersihan mulut selama puasa.
Ada strategi-strategi tertentu yang bisa dilakukan untuk mencegah bau mulut ketika puasa, berikut beberapa di antaranya:
1. Sikat gigi setelah sahur dan buka
Waktu yang tepat untuk sikat gigi adalah secara rutin setelah sahur dan juga setelah berbuka puasa.
Setelah sahur, membersihkan mulut penting untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang mungkin tertinggal, sementara setelah berbuka, sikat gigi membantu mengangkat sisa makanan dan menyegarkan mulut setelah seharian berpuasa.
2. Menghindari waktu makruh sikat gigi
Seiring dengan anjuran untuk sikat gigi, sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui waktu-waktu yang dianggap makruh.
Menggosok gigi setelah waktu zuhur sampai saat menjelang buka sebaiknya dihindari sesuai dengan pandangan beberapa ulama.
3. Membersihkan rongga mulut secara saksama
Membersihkan rongga mulut tidak cukup hanya dengan menggosok gigi. Penting untuk menjaga kebersihan lidah dan area di antara gigi dengan menggunakan benang gigi.
Benang gigi sangat efektif dalam menghilangkan sisa-sisa makanan yang mungkin tidak bisa dijangkau dengan sikat gigi. Dengan cara ini, rongga mulut akan tetap bersih dan terhindar dari bakteri penyebab bau mulut.
4. Menggunakan mouthwash
Ketika menggosok gigi kala sahur dan berbuka, disarankan untuk menggunakan mouthwash tanpa kandungan alkohol.
Menggunakan mouthwash bisa membantu membersihkan sisa-sisa makanan yang tersisa di mulut setelah menyikat gigi, selain memberikan kesegaran pada mulut.
5. Memilih makanan yang sehat untuk gigi
Memperhatikan pola makan selama bulan puasa sangat penting dalam menjaga kesehatan gigi.
Pilihan makanan yang tinggi gula sebaiknya dihindari, sebab dapat menyebabkan pembusukan gigi dan penumpukan plak.
Sebaliknya, memilih makanan yang kaya akan vitamin dan mineral seperti buah dan sayur dapat memperkuat gigi dan gusi. Makanan yang renyah seperti wortel dan apel juga memiliki kemampuan membersihkan gigi secara alami saat dikunyah.
6. Meminum air putih harus cukup
Memenuhi kebutuhan cairan sangat penting bagi kesehatan mulut. Jika seseorang dapat meminum cukup air putih selama buka puasa hingga sahur, hal ini dapat merangsang produksi air liur yang membantu membersihkan mulut dan mengendalikan bakteri.
Dalam waktu tersebut, mengonsumsi minimal dua liter air putih adalah hal yang disarankan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
7. Hindari makanan penyebab bau mulut
Beberapa jenis makanan diketahui dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap, seperti jengkol, petai, dan makanan berbahan dasar bawang.
Konsumsi makanan ini sebaiknya diminimalisasi selama bulan puasa demi menjaga kesegaran mulut.
Menghindari makanan-makanan tersebut juga penting agar seseorang merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain selama menjalani ibadah puasa.