Film Pabrik Gula merupakan salah satu film yang akan mewarnai bioskop Indonesia pada saat Lebaran. Film ini banyak dinantikan oleh para penikmat film horor karena merupakan cerita horor yang diciptakan oleh Simpleman yang terkenal dengan film KKN di Desa.
Lalu, apa saja fakta menarik dibalik film Pabrik Gula ini. Simak penjelasan berikut.
1. Keterlibatan Sineas Kawakan Dalam Penggarapan Film Pabrik Gula
Film Pabrik Gula merupakan karya terbaru dari sineas Awi Suryadi, dengan skenario yang ditulis oleh Lele Leila. Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama, Arbani Yasiz dan Erika Carlina, dan direncanakan akan tayang pada libur Lebaran 2025. Keberadaan Lele Leila sebagai penulis naskah menambah ekspektasi penggemar, mengingat karyanya sebelumnya yang sukses seperti KKN di Desa Penari.
2. Kontroversi Poster Film Pabrik Gula
Poster dari Pabrik Gula telah menimbulkan kontroversi di masyarakat, sebagian besar karena penampilan visual yang dianggap terlalu vulgar. Publik memberikan protes terhadap konsep poster yang mendemonstrasikan adegan intim di dalam pabrik gula. Protes ini bahkan mendapatkan perhatian dari Lembaga Sensor Film (LSF), yang menyatakan bahwa poster tersebut belum dapat lulus sensor dan meminta agar dilakukan revisi.
LSF secara resmi meminta pihak produksi untuk meninjau kembali desain poster tersebut demi memenuhi standar yang diharapkan. Proses revisi ini diharapkan dapat memenuhi ekspektasi masyarakat sekaligus menjaga elemen sensitif dalam film.
3. Diangkat dari Utas Simpleman
Film Pabrik Gula terinspirasi dari cerita-cerita yang diangkat dari Simpleman, seorang penulis dan kreator konten yang terkenal dengan kisah-kisah horor. Menurut Lele Leila, karakteristik cerita Simpleman yang unik adalah kemampuannya untuk membuat alur cerita yang terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Dalam konteks pabrik gula, dia memperkenalkan elemen misteri yang sering dikaitkan dengan tempat tersebut.
4. Memadukan Unsur Horor dan Komedi
Lele Leila, sebagai penulis naskah, juga menambahkan bahwa film ini tidak hanya menceritakan horor, tetapi juga mengandung unsur komedi yang diharapkan dapat memberikan keseimbangan dan menjadikan film lebih menarik. Penelitiannya terhadap kisah nyata mengenai pabrik gula dan desakan untuk menampilkan elemen komedi menjadi kombinasi menarik yang akan disaksikan oleh penonton.
Pabrik Gula memiliki spektrum genre yang lebih luas, dengan penambahan elemen komedi yang merupakan hasrat terpendamnya. Hal ini memberikan penghayatan yang berbeda dan menjadikan proyek ini lebih menarik secara naratif.
5. Format IMAX Akan Hadir Juga
Awi Suryadi, sutradara film Pabrik Gula, menyatakan bahwa film ini hadir dalam format IMAX. Format ini jelas mempengaruhi tentang kamera, resolusi, dan hal lainnya yang bisa mendukung penyajian film ini di layar IMAX.
6. Mitos Pabrik Gula
Lele Leila menggambarkan proses kreatifnya dalam penulisan naskah Pabrik Gula dimulai dari riset lokasi. Dia mengungkapkan bahwa pabrik gula adalah hal yang tidak asing di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
Dia juga menyebutkan bahwa suaminya berasal dari Klaten, yang dekat dengan pabrik gula. Cerita horor seputar pabrik gula sangat menarik untuk diangkat, terutama karena anggapan umum bahwa pabrik tersebut sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan kisah misteri.
7. Lokasi Syuting yang Menghidupkan Cerita
Untuk dapat penggambaran yang mendetail lokasi syuting yang dipilih ada di Cirebon, Jawa Barat dan Klaten, Jawa Tengah. Proses syuting di Cirebon selama 8-9 hari, yang dilanjutkan di Klaten selama 3 minggu. Proses syuting di Klaten dilakukan di pabrik gula nonaktif.
Selain itu, dibutuhkan juga ladang tebu seluas 4 hektar. Di sini Awi Suryadi meminjam ladang milik petani untuk pengambilan gambar.