Drama "When Life Gives You Tangerines" menjadi topik hangat di media sosial. Bercerita tentang kisah seorang gadis bernama Ae-sun yang bercita-cita menjadi seorang penyair. Dalam hidupnya, dia bertemu dengan Gwan-sik yang begitu menyayanginya dan selalu menjaganya. Namun, kisah cinta mereka tak mudah. Saat menikah, banyak sekali rintangan menjadi bagian dari perjalanan keduanya.
Berikut ini beberapa fakta menarik dari drama "When Life Gives You Tangerines".
1. Kolaborasi Perdana di Layar Kecil
"When Life Gives You Tangerines" menandai kolaborasi perdana antara IU dan Park Bo Gum dalam dunia akting.
Keduanya merupakan nama besar dalam industri hiburan Korea dan dikenal sebagai aktor dengan berbagai proyek sukses sebelumnya. Chemistry yang terjalin di antara mereka terlihat jelas, menciptakan daya tarik utama yang membuat banyak penggemar menantikan drama ini.
Interaksi yang tulus dan mendalam antara karakter Ae-sun yang diperankan IU dan Gwan-sik yang diperankan Park Bo Gum memberikan elemen emosional yang kuat dalam kisah ini.
Dengan kehadiran dua bintang besar, drama ini menjanjikan penampilan yang berkualitas. Penonton berharap dapat melihat perkembangan karakter yang ditampilkan oleh kedua aktor berbakat ini sepanjang serial, memberikan kedalaman pada cerita romansa yang diusung.
2. Latar Belakang Budaya dan Sejarah
Drama ini berlatar di Pulau Jeju pada tahun 1950-an, periode yang penuh dengan tantangan budaya patriarki. di masyarakat Korea pada waktu itu, wanita memiliki akses yang sangat terbatas untuk mendapatkan pendidikan dan sering kali terpaksa untuk berkontribusi secara ekonomi melalui pekerjaan tradisional seperti haenyeo (perempuan penyelam).
Karakter Ae-sun mencerminkan semangat pemberani di mata masyarakat yang konservatif. Ia berjuang untuk cita-citanya menjadi penyair meskipun terhalang oleh norma-norma sosial yang ada.
Drama ini menggambarkan dengan jelas bagaimana perempuan pada masa itu berusaha melawan keterbatasan yang ditemui dalam hidup mereka, menjadi sinyal perubahan sosial yang secara bertahap mulai terjadi.
3. Kepopuleran Drama "When Life Gives You Tangerines
"When Life Gives You Tangerines" telah berhasil menduduki peringkat pertama di Netflix, memperoleh popularitas yang luar biasa dalam waktu singkat. Drama ini berhasil menarik perhatian penonton di berbagai negara, termasuk Korea Selatan, Hong Kong, Indonesia, dan Singapura, berkat alur ceritanya yang unik dan emosional.
Respon positif dari penonton dan para kritikus pun semakin memperkuat posisi drama ini di dunia hiburan. Drama ini mendapatkan rating tinggi di berbagai platform film, dengan banyak yang memuji kualitas produksi dan naskah yang ditulis oleh Lim Sang-choon, pelopor yang sebelumnya dikenal melalui karyanya di "When the Camellia Blooms".
4. Unsur Emosional dalam Cerita
Kisah cinta yang mendalam antara Ae-sun dan Gwan-sik menjadi inti dari drama ini, diwarnai dengan berbagai tantangan yang harus mereka hadapi.
Salah satu adegan yang paling diingat adalah aksi terjun cinta Gwan-sik, yang mencerminkan pengorbanan dan ketulusan cintanya terhadap Ae-sun. Aksi dramatis ini semakin menjadikan cerita lebih menarik dan menggugah emosi penonton.
Kutipan-kutipan yang muncul dalam dialog juga memberikan sentuhan mendalam dalam narasi. Misalnya, ketika Ae-sun dihadapkan pada pilihan sulit antara impian dan realitas hidupnya, kutipannya: “Musim semi bagi mereka bukanlah musim untuk bermimpi, tetapi musim untuk menyerah pada impian,” menjadi ungkapan yang menyentuh hati. Hal ini menambah kedalaman pada karakter dan hubungan yang dibangun sepanjang alur cerita.
Baca Juga:Menyusuri Lokasi Syuting Drama When Life Gives You Tangerines dengan Berbagai Keindahannya
5. Orang-orang di Balik Layar yang Berbakat
Sutradara Kim Won-suk yang merupakan sutradari dari drama-drama populer seperti My Mister dan Signal merupakan orang yang berada di balik layar drama "When Life Gives You Tangerines". Kemampuannya dalam menghadirkan emosi di dalam drama garapannya, membuat orang-orang memiliki ekspetasi tinggi.
Drama ini juga menggandeng penulis naskah drama Lim Sang-choon yang sebelum sukses dengan When the Camellia Blooms. Dia memiliki kemampuan menuliskan kisah romantis dengan latar sosial yang membangun konflik.
6. Mengangkat Isu Budaya Patriaki
Karakter Ae-sun dalam drama "When Life Gives You Tangerines" menunjukkan bagaimana seorang wanita diposisikan dalam sebuah pernikahan pada masa itu.
Pada tahun 1950-an budaya patriaki sangat kental dalam masyarakat Korea sehingga sangat terlihat bagaimana seorang wanita diperlakukan di dalam keluarga.
Keterbatasan akses pendidikan untuk perempuan pun sangat tampak di dalam drama ini. Bahkan ada adegan di dalam drama tersebut yang menunjukkan ketika suami istri pun makan di meja yang berbeda karena budaya patriaki tersebut.