Fenomena FOMO ala Gen Z yang Tak Selalu Buruk

11 Sep 2024 11:32 WIB

thumbnail-article

freepik .

Penulis: Tasya Salsabilla Dirgantari

Editor: Indra Dwi Sugiyanto

FOMO atau Fear of Missing Out, merupakan istilah yang sudah sering kita dengar di media sosial. Tumbuh di era digital dengan akses internet yang mudah, membuat gen z sering dikaitkan dengan fenomena ini. Arti dari FOMO sendiri sebenarnya mengacu pada perasaan cemas atau takut tertinggal akan momen menyenangkan yang dialami oleh orang lain pada seorang individu.

Perasaan FOMO seperti ini, sering kali memang dipicu oleh intensitas penggunaan media sosial. Rasa takut ketertinggalan momen seperti tren baru, jadi hal yang paling sering dirasakan, karena pada dasarnya seseorang pasti ingin dirinya bisa diterima dan punya pengalaman yang sama dalam suatu kelompok atau circle pertemanan mereka, meski hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan dirinya.

Kini, dengan mudahnya informasi yang didapatkan dari media sosial, kita bisa mengetahui apa saja yang sedang tren atau viral. Setiap hari, pasti ada saja hal baru yang dapat menarik minat seseorang untuk mencoba melakukan sesuatu. Padahal, tanpa disadari terkadang mereka hanya ikut-ikutan saja, tanpa memikirkan manfaat dan risiko yang terjadi setelah melakukannya.

Ketika melihat seorang teman atau influencer di media sosial yang membagikan sebuah momen seru, biasanya akan ada banyak orang yang merasa ingin ikut juga ke dalam momen tersebut agar tidak tertinggal. Misalnya, seperti menonton konser musik penyanyi tertentu, membeli barang dan makanan yang sedang viral, hingga membuat unggahan video di TikTok dengan konsep atau sound tertentu, dan lain sebagainya. 

Namun dibalik itu semua, salah satu dampak negatif yang paling nyata dari fenomena FOMO ini adalah meningkatnya gangguan kecemasan atau stres di kalangan gen z. Ketika mereka terus-menerus membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain di media sosial, gen z sering kali merasa hidupnya tidak lebih bahagia dari orang lain. Selain itu, perasaan seperti ingin terus mengikuti tren yang tidak ada habisnya, juga dapat membuat mereka menjadi boros dan tingkat produktivitasnya menurun.

Pada gen z yang terlalu fokus dengan media sosial, mereka biasanya cenderung akan sulit menentukan prioritas dalam mengerjakan hal yang seharusnya diselesaikan, karena terlalu larut dalam perasaan FOMO. Dengan banyak menghabiskan uang pada hal yang kurang penting demi tren, masalah baru keuangan juga bisa muncul. Mereka bisa saja jadi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, demi menutupi gaya hidupnya yang tinggi.

Meski sering dikaitkan dengan dampak negatif, FOMO sebenarnya juga punya dampak positif. FOMO ternyata bisa dijadikan sebagai motivasi untuk pengembangan diri. Beberapa contoh Fenomena FOMO positif dalam pengembangan diri ala gen z yang saat ini banyak dilakukan diantaranya adalah berolahraga, mengikuti workshop, journaling, hingga belajar bahasa asing dan isu sosial politik negaranya.

Memahami dampak positif dari FOMO sendiri dapat dimulai dari misalnya, saat melihat orang lain mencoba hal baru atau mencapai kesuksesan, biasanya mereka yang memiliki growth mindset merasa akan terdorong ingin melakukan hal yang sama. Tentu, hal ini dapat memicu rasa semangat baru dan menjadi dorongan untuk orang lain agar bisa keluar dari zona nyaman.

Selain itu, FOMO juga dapat memperkuat hubungan sosial, baik secara offline maupun online. Rasa keinginan untuk tidak tertinggal, tentu membuat gen z lebih sering berinteraksi dengan orang lain. Sehingga, mereka jadi lebih aktif dalam mengikuti tren, menghadiri suatu acara, dan bergabung pada komunitas yang dapat memperluas jaringan pertemanan serta meningkatkan kualitas kehidupan sosialnya.

Dalam mengatasi dampak negatif dari FOMO, gen z perlu belajar untuk menghargai diri sendiri dan bersyukur atas apa yang mereka miliki. Beberapa tips yang dapat dilakukan diantaranya adalah bisa diawali dengan membatasi screen time pada media sosial dan fokus dengan aktivitas lain yang lebih produktif. Selain itu, dengan berusaha menemukan passion diri, kita nanti bisa tahu tujuan hidup yang lebih jelas dan tidak lagi mudah terpengaruh oleh tren yang sementara. Fenomena FOMO memang tak selalu buruk, namun JOMO (Joy of Missing Out), kebalikan dari FOMO juga sesekali kita perlukan agar hidup bisa jadi lebih tenang dan bahagia.

Topik:

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER