Film Indonesia berjudul Air Mata Buaya atau Crocodile Tears berhasil melalui seleksi untuk berpartisipasi dalam Shanghai International Film Festival (SIFF) ke-27 yang akan berlangsung dari tanggal 13 hingga 23 Juni 2025.
Keberhasilan ini disambut dengan antusiasme tinggi, mengingat festival ini merupakan salah satu ajang film bergengsi di Asia.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Shanghai Berlianto Situngkir mengekspresikan kebanggaan atas pencapaian ini serta harapan untuk membawa lebih banyak karya film Indonesia ke pentas internasional. Ia menyatakan bahwa keikutsertaan Air Mata Buaya adalah penghargaan bagi film Indonesia, yang dapat meningkatkan visibilitas dan kualitas perfilman Tanah Air di mata dunia.
Kisah remaja dan hubungan ibu-anak
Air Mata Buaya merupakan filmyang disutradarai oleh Tumpal Tampubolon dan diproduseri oleh Mandy Marahimin. Film ini mengangkat tema nyata dan emosional yang berkisar pada hubungan seorang remaja laki-laki dengan ibunya yang overprotektif.
Cerita berfokus pada konflik yang muncul ketika sang remaja mulai mengenal cinta dan menjelajahi dunia luar, sebuah proses yang membuat ibunya merasa resah dan khawatir kehilangan kendali atas anaknya.
Melalui kisah mereka, film berupaya menggambarkan tidak hanya tantangan generasi muda dalam menghadapi dunia luar, tetapi juga dinamika hubungan antara ibu dan anak yang sering kali kompleks dan emosional.
Potensi kolaborasi dengan industri film China
Kehadiran Air Mata Buaya di SIFF 2025 juga menjadi langkah penting untuk meningkatkan kolaborasi antara Indonesia dan China di bidang perfilman. Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia Gunawan Paggaru menyebut China sebagai pasar besar yang potensi kerja samanya sangat erat dengan Indonesia.
"Kami menyadari pentingnya memperluas akses pasar. Karena itu, kami mengundang para mitra dari Tiongkok untuk berkolaborasi dengan sineas kami, menjelajahi lanskap kami, terlibat dengan penonton kami, dan menjadi bagian dari masa depan bersama yang kita bangun melalui sinema, untuk masa depan budaya dan industri yang hebat," ujarnya dilansir dari Antara.
Ia mengidentifikasi kesamaan kultur sebagai satu alasan mengapa kerjasama ini dapat berkembang dengan baik, sehingga memungkinkan kedua negara untuk saling menguntungkan dalam industri film.
Penekanan pada promosi film Indonesia di Tiongkok diharapkan dapat mendorong sineas lokal untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan selera penonton di pasar yang semakin global ini.
Festival film bergengsi di Asia
Shanghai International Film Festival merupakan salah satu festival film paling bergengsi di Asia, dan merupakan satu-satunya festival Kategori A yang diakui oleh Federasi Internasional Asosiasi Produser Film (FIAPF).
Pada tahun 2025, festival ini berhasil menarik lebih dari 3.900 film dari 119 negara untuk mendaftar, dengan lebih dari 400 film yang akan diputar di 48 lokasi di sekitar Shanghai.
Dewan juri tahun ini dipimpin oleh sutradara legendaris Giuseppe Tornatore dan terdiri dari anggota juri internasional yang terkenal. Melalui partisipasi di SIFF, harapan terhadap masa depan industri film Indonesia semakin meningkat, seiring dengan upaya menggali potensi kreatif yang dapat menjadikan film Indonesia lebih diakui di kancah internasional.