Gempa Bogor 10 April 2025: Dampak Guncangan dan Kerusakan yang Terjadi

11 Apr 2025 18:55 WIB

thumbnail-article

Tim BPBD Kota Bogor melakukan asesmen lokasi rumah rusak akibat gempa bumi di Kelurahan Cilendek Barat, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/4/2025). Sumber: ANTARA/HO-BPBD Kota Bogor.

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Pada malam hari, tepatnya pada tanggal 10 April 2025 pukul 22.16 WIB, Kota Bogor, Jawa Barat, diguncang oleh gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,1. Pusat gempa terletak di daratan sekitar 2 kilometer tenggara Kota Bogor dengan kedalaman hanya 5 kilometer. Gelombang seismik yang dihasilkan cukup kuat, dan guncangannya dirasakan di wilayah sekitarnya, termasuk Kabupaten Bogor dan Depok.

Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini termasuk dalam kategori gempa dangkal yang terjadi akibat aktivitas Sesar Citarik. Karakteristik dari gempa ini merupakan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip), yang menunjukkan adanya pergeseran pada lapisan kerak bumi.

BMKG mencatat ada empat gempa susulan setelah gempa berkekuatan M 4,1 di Bogor. Jawa Barat. Hal ini disampaikan oleh Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.

"Hingga pagi ini 11 April 2025 pukul 6.00 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Bogor telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak 4 kali," kata Daryono dalam keterangannya, Jumat (11/4/2025).

Dampak guncangan terhadap masyarakat

Guncangan gempa dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI, di mana getaran terasa nyata dalam rumah, mirip dengan sensasi saat truk besar berlalu. Sejumlah lokasi mengalami dampak yang cukup signifikan dari gempa ini, dengan laporan penguatan kode peringatan untuk masyarakat.

Laporan yang diterima dari berbagai sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut mengakibatkan kerusakan pada sejumlah bangunan. Terdapat laporan kerusakan berupa atap yang ambruk, dinding yang retak, dan bahkan beberapa rumah yang ambruk seluruhnya. Lokasi yang paling parah terdampak mencakup Kelurahan Muarasari, Bondongan, hingga Rancamaya.

Sebelum getaran gempa datang, warga di berbagai lokasi melaporkan adanya suara dentuman keras. Ini menjadi fenomena yang menarik perhatian, di mana warga merasa terkejut oleh suara sebelum guncangan terjadi. Mereka menganggap bahwa suara gemuruh ini merupakan pertanda akan terjadinya gempa, meskipun belum ada sistem yang dapat memprediksi dengan akurat kapan hal tersebut terjadi.

Tanggapan pemerintah dan BPBD

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, segera mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Dia menekankan pentingnya kesigapan warga dalam menghadapi situasi darurat dan mematuhi protokol yang telah ditetapkan oleh otoritas setempat.

“Kepada seluruh warga, saya mengimbau untuk mengantisipasi apabila terjadi gempa susulan. Sejauh ini, saya telah menerima laporan mengenai kerusakan ringan di beberapa kantor dinas. Harapannya, tentu tidak terjadi kerusakan yang sedang maupun berat di sekitar Kota Bogor,” ucap Dedie kepada awak media pada Jumat (11/04).

Setelah terjadi gempa, BPBD setempat langsung melakukan penanganan darurat. Tim tanggap darurat diturunkan untuk mengevaluasi kondisi di lapangan, melakukan pemantauan, dan mendata kerusakan. Evaluasi tersebut penting untuk memastikan keselamatan warga dan untuk merencanakan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan pasca-gempa.

Badan Geologi juga turut serta dalam memantau situasi. Mereka memberikan informasi terkait status Gunung Gede yang terdekat dengan lokasi gempa, memastikan bahwa tidak ada aktivitas abnormal yang terpantau. Kehadiran tim dari Badan Geologi diharapkan dapat memberikan rekomendasi teknis untuk langkah-langkah yang harus diambil oleh pemerintah setempat dalam menghadapi kemungkinan gempa di masa mendatang.

Aktivitas seismik pasca gempa

Hingga tanggal 11 April 2025, BMKG mencatat adanya empat kali aktivitas gempa susulan dengan kekuatan yang bervariasi. Gempa susulan dengan magnitudo 1,9 hingga 1,7 terjadi dalam rentang waktu yang berdekatan dengan kejadian utama. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat kemungkinan terjadinya gempa susulan.

Direktur BMKG menjelaskan bahwa gempa susulan adalah hal yang umum terjadi setelah gempa utama. Aktivitas seismik ini disebabkan oleh proses penyesuaian kembali pada lapisan kerak bumi yang telah terganggu akibat guncangan sebelumnya. Meskipun gempa susulan biasanya memiliki magnitudo yang lebih kecil, warga diingatkan untuk tetap berwaspada.

BMKG dan pihak terkait merekomendasikan agar masyarakat tidak panik, tapi harus tetap waspada terhadap informasi resmi. Di sisi lain, pemerintah diharapkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan melakukan edukasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah menghadapi bencana gempa. Pengetahuan ini dapat membantu masyarakat dalam melindungi diri dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi akibat bencana alam di masa depan.

 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER