Dua pucuk senjata api dan satu granat ditemukan oleh warga saat membersihkan lahan pertanian di Aceh Timur. Penemuan tersebut terjadi pada tanggal 18 Maret 2025, dan kemudian senjata tersebut diserahkan kepada pihak TNI. Komandan Kodim 0104/Aceh Timur, Letkol Inf Tri Purwanto, mengonfirmasi bahwa barang-barang tersebut merupakan peninggalan dari masa konflik yang berlangsung lama di daerah tersebut. Penemuan ini menunjukkan bahwa sisa-sisa konflik masih dapat ditemukan di masyarakat meskipun situasi sudah jauh lebih damai.
"Seluruh barang tersebut merupakan peninggalan masa konflik yang ditemukan oleh warga saat membuka lahan pertanian di desanya, sebelum akhirnya memutuskan untuk menyerahkannya kepada pihak TNI," kata Purwanto kepada wartawan, Senin (14/4/2025).
Proses penyerahan senjata ke TNI
Warga menemukan senjata memilih untuk menyerahkannya secara sukarela kepada TNI, tanpa adanya paksaan. Hal ini berkat pendekatan humanis yang dilakukan oleh prajurit TNI di wilayah tersebut. Dalam upaya mendukung program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), hubungan yang baik dengan masyarakat dibangun melalui komunikasi dan pendekatan yang persuasif. Serma Fahri Solisin dari Koramil Langsa Timur termasuk di antara prajurit yang aktif berinteraksi dengan masyarakat, sehingga menciptakan rasa saling percaya yang memungkinkan penyerahan senjata dilakukan dengan kesadaran penuh.
Jenis senjata yang diserahkan
Senjata yang diserahkan terdiri dari satu pucuk senjata api jenis Sten Mitraliur, satu pucuk senjata api jenis revolver, serta satu granat tangan aktif dengan jenis nanas. Selain itu, terdapat juga empat butir amunisi kaliber 9 mm, dan enam butir amunisi kaliber 3.2 mm. Keberagaman jenis senjata dan amunisi ini menunjukkan besarnya risiko yang ada di sekitarnya, dan pentingnya penyerahan senjata-senjata ini untuk mencegah kemungkinan penyalahgunaan di kemudian hari.
Imbauan untuk masyarakat
Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Niko Fahrizal, mengimbau agar masyarakat yang masih menyimpan senjata sisa konflik untuk segera menyerahkannya kepada pihak berwenang. Dia menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, serta menjelaskan bahwa senjata yang tidak terkontrol dapat menimbulkan bahaya, terutama jika jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab. Penyerahan senjata ini menunjukkan itikad baik dari masyarakat dan juga merupakan langkah proaktif untuk mengurangi potensi konflik di daerah tersebut.
Keberhasilan penyerahan senjata ini tidak hanya mencerminkan upaya menjaga keamanan, tetapi juga membangun kepercayaan antara masyarakat dan TNI, yang merupakan aset penting dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di Aceh. Sejak dilaksanakannya program serupa, jumlah senjata yang diserahkan masyarakat kepada Kodam Iskandar Muda telah mencapai 24 pucuk, yang menandakan respons positif dari komunitas.