Advertisement

Gudang Garam Tak Lagi Membeli Tembakau Temanggung, Apa Alasannya?

18 June 2025 19:15 WIB

thumbnail-article

Rokok Gudang Garam Sumber: Facebook/ PT Gudang Garam Tbk..

Penulis: Kitin Aprilia

Editor: Kitin Aprilia

PT Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, membuat pernyataan resmi terkait keputusan untuk tidak membeli tembakau dari Kabupaten Temanggung pada tahun 2025.

Keputusan ini dinyatakan pada 10 Juni setelah mempertimbangkan penurunan penjualan rokok yang tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Bupati Temanggung, Agus Setyawan, menyatakan bahwa keputusan ini adalah konsekuensi langsung dari kondisi pasar yang tidak kondusif.

“Kami kemarin visit industri dalam rangka ingin menanyakan lagi apakah beli tembakau Temanggung apa tidak, ternyata 2025 masih tidak beli,” terang Agus pada Senin (16/6/2025).

Kondisi serupa sebenarnya telah terjadi pada tahun 2024. Pada tahun itu produsen rokok dari Kediri ini sudah tidak membeli tembakau dari Temanggung.

Pertimbangan utama dari keputusan PT Gudang Garam adalah kelebihan persediaan tembakau yang sudah ada. Manajemen perusahaan menginformasikan bahwa stok bahan baku tembakau saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi selama empat tahun ke depan. Dengan situasi ini, membeli tembakau baru tidak menjadi prioritas.

Selain itu, Agus juga menyatakan bahwa penurunan penjualan rokok pun menjadi salah satu alasannya. Proyeksi ke depan untuk PT Gudang Garam tampak suram, mengingat tren penurunan penjualan yang berkelanjutan. Perusahaan pun harus menyesuaikan strategi dan operasi mereka untuk bertahan di pasar yang semakin sulit.

Persaingan di Pasar Rokok

Penyebab lain yang tak kalah pentingnya dalam berhentinya Gudang Garam membeli tembakau dari Temanggung adalah penjualan rokok di Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut data terkini, penjualan rokok mengalami penurunan lebih dari 10 persen pada tahun lalu. Penurunan ini tidak hanya berdampak negatif bagi produsen rokok, tetapi juga berimplikasi signifikan terhadap sektor pertanian yang bergantung pada produksi tembakau.

Penyebab utama terjadinya penurunan penjualan adalah meningkatnya harga rokok akibat kenaikan cukai yang diberlakukan oleh pemerintah. Kebijakan ini memaksa konsumen untuk beralih ke produk rokok yang lebih murah, serta makin meningkatnya konsumsi rokok ilegal. Dengan semakin maraknya produk ilegal, daya beli konsumen terhadap produk rokok resmi berkurang yang memperparah kondisi pasar.

Dampak dari maraknya rokok ilegal sangat signifikan. Hal ini tidak hanya merugikan produsen rokok yang taat pajak, tetapi juga mengurangi pendapatan negara dari cukai rokok. Ketidakadilan dalam persaingan ini mendorong perdebatan tentang perlunya penegakan hukum yang lebih ketat terhadap perdagangan produk ilegal.

Situasi Tembakau di Temanggung

Kabupaten Temanggung dikenal sebagai salah satu pusat produksi tembakau di Indonesia dengan produksi tahunan mencapai antara 9.000 hingga 10.500 ton. Penutupan pembelian oleh Gudang Garam secara signifikan akan mempengaruhi keberlangsungan hidup para petani tembakau di daerah tersebut.

Komoditas tembakau dari Temanggung sering menjadi bahan baku utama untuk pabrik-pabrik besar, sehingga keputusan ini membuat para petani khawatir tentang masa depan pendapatan mereka. Meskipun beberapa perusahaan rokok kecil menyatakan minat untuk membeli tembakau Temanggung, hal ini tidak akan mencukupi untuk menggantikan kehilangan permintaan dari Gudang Garam.

Saat ini Kabupaten Temanggung masih bertahan meski sudah tak ada pembelian dari Gudang Garam karena beberapa perusahaan rokok lain masih menunjukkan minat, seperti Djarum.

“Djarum sekitar empat ribu ton kurang lebih. Beberapa pabrik kecil sudah ada yang menyatakan beli,” terang Agus.

Temanggung mampu menghasilkan kurang lebih 10.000 ton tembakau setiap tahunnya. Angka yang sangat besar jika mengingat ada banyak daerah yang juga menghasilkan tembakau dalam jumlah besar, seperti Wonosobo, Kendal, Magelang, dan Boyolali.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement