Enam Hal yang Membatalkan Wudu, Lengkap dengan Dalilnya

23 Jul 2023 17:07 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi wudu. (Sumber: Freepik)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Wudhu menjadi bagian dari syarat sahnya salat dan ibadah lainnya, oleh karenanya sebagai umat muslim diwajibkan untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan wudu.

Wudu juga bagian dari cara umat Islam mensucikan diri dari hadas kecil, dalam sebuah hadis juga ditegaskan bahwa wudu menjadi bagian dari syarat sahnya salat. Rasulullah SAW bersabda:

لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاَةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

Artinya: "Allah tidak menerima shalat salah seorang kamu bila berhadas sampai ia berwudu." (HR Bukhari)

Hal yang membatalkan wudu

Berikut adalah perkara yang membatalkan wudu, disarikan dari kitab Matan al-Ghoyatu wat Taqrib karangan Abi Suja dan keterangan Ibnu Qasim al-Ghazi dalam Fathul Qaribul Mujib yang dilansir dari NU Online.

1. Keluarnya sesuatu dari kemaluan

Perkara pertama yang membatalkan wudhu adalah keluarnya sesuatu dari  kemaluan depan (qubul) maupun belakang (dubur) seperti darah haid, air mani, madzi, buang air besar, kencing, ataupun kentut

Penjelasan tersebut berdasar pada firman Allah Swt. surah Al-Maidah ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qumtum ilaṣ-ṣalāti fagsilū wujūhakum wa aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥū biru'ūsikum wa arjulakum ilal-ka‘bain(i), wa in kuntum junuban faṭṭahharū, wa in kuntum marḍā au ‘alā safarin au jā'a aḥadum minkum minal-gā'iṭi au lāmastumun-nisā'a falam tajidū mā'an fa tayammamū ṣa‘īdan ṭayyiban famsaḥū biwujūhikum wa aidīkum minh(u), mā yurīdullāhu liyaj‘ala ‘alaikum min ḥarajiw wa lākiy yurīdu liyuṭahhirakum wa liyutimma na‘matahū ‘alaikum la‘allakum tasykurūn(a).

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.”

Batalnya wudu juga dijelaskan dalam sebuah hadis yang diceritakan oleh Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim berikut:

 عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لايقبل الله صلاة أحدكم إذا أحدث حتى يتوضأ فقال رجل من أهل حضر موت ماالحدث ياأباهريرة؟ قال: فساء أو ضراط 

Artinya: “Abu Hurairah bercerita bahwa Rasulullah saw. bersabda: ‘Allah tidak menerima salat kamu sekalian apabila (kamu) dalam keadaan hadas hingga kamu berwudu.’  Kemudian seorang Hadramaut bertanya kepada Abu Hurairah: ‘Apakah hadas itu?’ Abu Hurairah menjawab: ‘Kentut (yang tidak bersuara) dan kentut yang bersuara.’”

2. Tidur

Selanjutnya hal yang dapat membatalkan wudu adalah tidur karena dapat menghilangkan kesadaran, dalam sebuah hadis dijelaskan:

فَمَنْ نَامَ فَلْيَتَوَضَّأْ

Artinya: “Barangsiapa yang tidur maka berwudhulah,” (HR. Abu Dawud).

Sementara dalam keterangan lain tidur bisa tidak membatalkan wudu kecuali posisi duduk menetap seperti duduknya orang bersila. 

Hal tersebut merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan diceritakan oleh sahabat Ali berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : وكاء السه العينان, فمن نام فاليتوضأ

Artinya: “Rasulullah saw. berkata “pengendali dubur (tempat keluarnya kotoran dari jalan belakang) adalah kedua mata, oleh karena itu barang siapa tidur hendaklah ia berwudu.” 

3. Hilangnya akal sebab mabuk atau pingsan

Kehilangan akal karena mabuk, gila, atau pingsan juga menjadi salah satu perkara yang dapat membatalkan wudu. 

Hal tersebut didasarkan pada hadis di atas, bahwa tanpa kesadaran, kita tidak mengetahui apa saja yang kita lakukan, dan bisa jadi melakukan hal yang membatalkan wudu.

4. Bersentuhan dengan yang bukan mahramnya

Bersentuhan dengan yang bukan mahramnya tanpa penghalang juga dapat membatalkan wudu, keterangan ini merujuk pada firman Allah Swt dalam surah Al-Maidah ayat 6 sebagaimana dijelaskan di atas.

5. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan

Menyentuh kemaluan sendiri ataupun orang lain dengan telapak tangan dapat membatalkan wudu. Hal ini didasarkan atas dalil berikut:

رَوَى اْلخَمْسَةُ وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِىْ ، عَنْ بِسْرَةْ بِنْتِ صَفْوَانْ رَضِيَ الله عَنْها : اَنّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلَا يُصَلِّيَ حَتَّى يَتَوَضَّاءَ .

Artinya: “Dalam sebuah hadis yang dishahihkan oleh Imam Tirmidzi dari Bisrah binti Shafwan r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda: Barang siapa yang memegang zakarnya janganlah melakukan shalat hingga ia berwudhu.”

6. Menyentuh lubang dubur

Menyentuh lubang dubur sama halnya dengan perkara sebelumnya, bagi siapapun yang menyentuh lubang dubur dengan menggunakan bagian telapak tangan atau jari jemari maka wudunya akan batal.

Baik itu punya sendiri atau orang lain dan yang yang disentuh masih hidup maupun sudah mati, anak kecil atau dewasa, menyentuhnya secara sengaja atau tidak sengaja, atau kelamin yang disentuh telah terputus.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER