Dalam Islam, donor darah dimasukkan sebagai tindakan terpuji karena terbilang membantu orang lain yang membutuhkan. Namun, bagaimana hukumnya ketika puasa Ramadan?
Pertanyaan tentang hukum donor darah ketika berpuasa umumnya diutarakan karena kekhawatiran proses injeksi (suntikan) dan keluarnya darah dapat membatalkan puasa.
Sesuai syariat Islam, puasa dapat batal jika kita memasukkan benda seperti makanan dan minuman atau obat ke dalam lubang-lubang di tubuh.
Selain memasukkan sesuatu, pertanyaan tentang hukum donor darah ketika puasa juga kerap dikaitkan dengan syariat tentang perempuan yang mengeluarkan darah ketika haid dilarang puasa.
Lantas, bagaimana sebenarnya penjelasan tentang hukum donor darah ketika berpuasa, apakah dalam hal ini darah hasil donor bisa disamakan dengan darah haid?
Hukum donor darah saat berpuasa
Menukil laman Palang Merah Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang donor darah saat berpuasa.
Menurut MUI, donor darah saat puasa tidak membatalkan puasa. Justru, tindakan mendonorkan darah dapat dipandang sebagai amal baik yang sangat dianjurkan.
Terkait dengan syariat perempuan haid dilarang berpuasa, MUI menjelaskan bahwa hukum tersebut tak dimaksudkan bahwa semua darah yang keluar dari tubuh akan membatalkan puasa.
Dasar hukum pelarangan haid pada perempuan terkait tentang kesucian, sementara donor tidak ada kaitannya dengan hal tersebut.
Sementara itu, menurut mayoritas ulama, proses donor dianggap tidak membatalkan puasa karena tidak ada aturan yang melarangnya.
Hal tersebut, misalnya, dapat dijelaskan melalui keterangan Syekh Manshur bin Yunus al-Bahuti ketika menjelaskan perbedaan hijamah (bekam) dan tindakan melukai tubuh lain dalam konteks puasa.
Melansir dari NU Online, al-Bahuti menjelaskan bahwa pelarangan donor darah ketika puasa tidak ada nash-nya dan tidak didukung qiyas (analogi) yang mapan.
Dalam Kassyaf al-Qina', al Bahuti menulis:
وَ (لَا) فِطْرَ (إنْ جَرَحَ) الصَّائِمُ (نَفْسَهُ أَوْ جَرَحَهُ غَيْرُهُ بِإِذْنِهِ وَلَمْ يَصِلْ إلَى جَوْفِهِ) شَيْءٌ مِنْ آلَةِ الْجَرْحِ (وَلَوْ) كَانَ الْجَرْحُ (بَدَلَ الْحِجَامَةِ) (وَلَا) فِطْرَ (بِفَصْدٍ وَشَرْطٍ وَلَا بِإِخْرَاجِ دَمِهِ بِرُعَافٍ) ؛ لِأَنَّهُ لَا نَصَّ فِيهِ وَالْقِيَاسُ لَا يَقْتَضِيهِ
“Dan tidak batal puasa bila orang yang berpuasa melukai dirinya atau dilukai orang lain atas izinnya dan tidak ada sesuatu apapun dari alat melukai yang sampai ke bagian tubuh bagian dalam, meski tindakan melukai sebagai ganti dari hijamah. Tidak pula membatalkan puasa disebabkan al-Fashdu (mengeluarkan darah dengan merobek otot), al-Syarthu (menyayat kulit untuk menyedot darah), dan mengeluarkan darah dengan mimisan. Sebab tidak ada nash (syariat) di dalamnya sedangkan metode qiyas tidak menuntutnya.” (Syekh Manshur bin Yunus al-Bahuti, Kassyaf al-Qina’, juz 2, hal. 320)
Persiapan sebelum donor darah
Jika memutuskan untuk mendonorkan darah ketika berpuasa, sejumlah persiapan tak boleh dilewatkan, berikut beberapa di antaranya:
1. Pentingnya asupan gizi
Mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka adalah persiapan penting bagi calon pendonor.
Makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks, protein, vitamin, dan mineral dapat membantu menjaga energi pendonor saat berpuasa.
Terutama pada saat sahur, penting bagi pendonor untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan cukup kalori yang akan bertahan sepanjang hari.
2. Manajemen hidrasi dan tidur
Selain asupan gizi, manajemen hidrasi juga sangat penting. Calon pendonor sebaiknya memperhatikan asupan cairan yang cukup saat sahur dan berbuka untuk mencegah dehidrasi.
Tidur yang cukup, minimal 7-8 jam, juga perlu diperhatikan untuk memastikan tubuh siap menjalani aktivitas donor.
Tidur yang baik berkontribusi pada pembentukan sel-sel darah dan pemulihan tubuh secara keseluruhan.
3. Tips untuk menjaga stamina
Mendonor dalam kondisi berpuasa memerlukan perencanaan yang tepat. Pendonor sebaiknya melakukan beberapa hal, seperti menjaga nutrisi yang seimbang, beristirahat sebelum hari donor, serta tetap aktif tanpa berlebihan.
Memastikan kondisi fisik yang optimal adalah kunci untuk mendonorkan darah saat puasa tanpa mengalami efek samping yang merugikan.
Dengan persiapan yang baik, donor darah dapat menjadi pengalaman yang positif dan membantu sesama tanpa mengganggu ibadah puasa.