23 September 2022 19:09 WIB
Penulis: Ani Mardatila
Editor: Akbar Wijaya
Presiden Iran menyebut di Amerika Serikat juga banyak warga mati karena polisi tapi gak diusut.
Demonstrasi atas meninggalnya Masha Amini masih terjadi di puluhan kota di Iran. Tak jarang aksi para demonstran diwarnai bentrok dengan aparat keamanan.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengancam akan menindak tegas para demonstran yang membuat kerusuhan.
"Ada kebebasan berekspresi di Iran ... tetapi tindakan kekacauan tidak dapat diterima," kata Raisi pada Kamis, (22/9/2022).
Raisi telah memerintahkan agar penyebab kematian Amini diselidiki. Sebelumnya polisi menyebut Amini meninggal karena serangan jantung, sedangkan pihak keluarga dan demonstran meyakini perempuan itu mengalami kekerasan sebelum kematiannya.
Sebuah rekaman CCTV yang beredar di media sosial menunjukkan Amini terjatuh di dalam sebuah ruangan yang berisi banyak orang tanpa terlihat adanya kekerasan.
Pengawal Revolusi Iran meminta pengadilan mengadili para pengunjuk rasa yang menyebarkan berita palsu atau desas-desus terkait kematian Amini.
"Kami telah meminta pengadilan untuk mengidentifikasi mereka yang menyebarkan berita palsu dan rumor di media sosial serta di jalan dan yang membahayakan keselamatan psikologis masyarakat dan untuk menangani mereka dengan tegas," kata kelompok itu.
Dilaporkan dari situs berita Iran, Kementerian Intelijen Iran pun akan menganggap semua yang hadir dalam demonstrasi berarti telah melakukan tindakan ilegal, dan siapa pun yang ambil bagian akan menghadapi tuntutan.
Sementara itu, Kelompok hak asasi Kurdi Hengaw memposting video di mana terdengar suara tembakan selama protes dan menuduh pasukan keamanan "menggunakan senjata berat dan semi-berat terhadap warga sipil" di kota barat laut Oshnavieh, dikutip dari Reuters.
Namun, meski ada berbagai himbauan agar menghentikan unjuk rasa, para demonstran di Teheran dan kota-kota lain malah membakar kantor polisi dan kendaraan, tampaknya tak ada tanda-tanda kemarahan mereka meredam.
Departemen Keuangan AS mengatakan pada Kamis (22/9), bakal memberikan sanksi kepada “polisi moral” negara itu, serta tujuh pemimpin organisasi keamanan Iran yang dikatakan, “secara rutin menggunakan kekerasan untuk menekan pengunjuk rasa damai dan anggota masyarakat sipil Iran, pembangkang politik, aktivis hak-hak perempuan, dan anggota komunitas Baha'i Iran”.
“Mahsa Amini adalah seorang wanita pemberani yang kematiannya dalam tahanan Polisi Moralitas merupakan tindakan brutal lainnya oleh pasukan keamanan rezim Iran terhadap rakyatnya sendiri,” kata Menteri Keuangan Janet Yellen dalam sebuah pernyataan dilaporkan Al Jazeera.
“Kami mengutuk tindakan tidak berbudi ini dalam istilah yang paling keras dan menyerukan kepada pemerintah Iran untuk mengakhiri kekerasannya terhadap perempuan dan tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap kebebasan berekspresi dan berkumpul.”
Raisi merasa beberapa pemerintah Barat yang menaruh perhatian ihwal kematian Masha Amini ini punya standar ganda.
Ia menyentil soal kematian-kematian di Amerika Serikat yang sama-sama disebabkan karena bergesekan dengan polisi tetapi tak ditangani dan dicari penyebabnya.
"Setiap hari di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, kita melihat pria dan wanita tewas dalam bentrokan dengan polisi, tetapi tidak ada kepekaan tentang penyebab dan penanganan kekerasan ini," katanya.
KOMENTAR
Latest Comment