14 Agustus 2022 17:08 WIB
Penulis: Berlian Rahmy
Editor: Akbar Wijaya
Johnson & Johnson (J&J) akan menghentikan produksi dan penjualan bedak bayi berbahan dasar talcum powder atau talc di seluruh dunia pada 2023.
Sebagai gantinya perusahaan akan mereformulasi bedak berbahan dasar talc ke bahan dasar tepung jagung atau maizena.
“Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portofolio bedak bayi berbasis tepung jagung (maizena)," tulis pernyataan resmi perusahaan pada Kamis (11/8).
J&J menghadapi sekitar 38 ribu tuntutan hukum dari konsumen yang mengklaim bedak bayi berbahan talc mereka terkontaminasi asbestos dan karsinogen yang bisa memicu kanker.
Akibat tuntutan itu, sejak 2020 perusahaan telah menarik produk seluruh produk mereka di Pasar Amerika Serikat dan Kanada.
Keputusan Johnson & Johnson menarik seluruh produk bayinya tak lepas dari tuntutan hukum seorang wanita bernama Darlene Coker. Pada 1999 Coker terkena kanker ovarium tanpa mengetahui apa penyebabnya.
Ia lantas menyewa jasa pengacara swasta Herschel Hobson untuk menyelidiki. Dari sana terungkap Coker menggunakan produk J&J pada kedua anaknya.
Pengacara Hobson pun menyimpulkan penyebab kanker yang diidap Coker adalah paparan karsinogen dari bedak talc J&J. Keduanya pun menuntut perusahaan kosmestik tersebut.
Namun Coker dipaksa mencabut tuntutannya karena tidak memiliki cukup bukti. Terlebih, J&J menyanggah dengan keras mengklaim bahwa produk bedak bayinya aman.
Reuters melaporkan perusahaan pernah melakukan beberapa kali tes berbeda pada periode tahun 1972-1975. Setidaknya, tiga hasil menunjukan adanya paparan asbestos pada produk bedak talc-nya.
Bahkan, dari tiga uji sampel tersebut, salah satunya dilaporkan terkontaminasi asbestos “cukup tinggi”. Kendati demikian, J&J tidak melaporkan temuan ini ke badan obat dan makanan (FDA) di Amerika.
Bagaimana Talc dan Asbestos Saling Berkaitan?
Talc atau talcum sebenarnya sudah biasa digunakan pada produk bedak bayi, karena berbahan dasar ringan, lembut dan netral. Bahkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun merekomendasikan untuk memilih bedak bayi berbahan dasar talc.
Talc merupakan mineral yang didapat dari endapan di dalam tanah. Namun, tidak hanya talc yang ditemukan di dalam tanah. Asbestos pun kerap ditemukan dan mengontaminasi talc.
Asbestos menjadi produk yang benar-benar tidak boleh ditemukan dalam produk makanan, obat, dan kosmetik. Paparannya berbahaya dan bisa sebabkan kontaminasi.
38 ribu gugatan hukum yang dialamatkan ke J&J membuat anak perusahaan yang menangani produk bedak bayi berbahan dasar talc kolaps.
Anak usaha J&J, LTL Management dideklarasi bangkrut sejak Oktober 2021. J&J mengatakan bangkrutnya anak perusahaan ini disebabkan karena harus memberi kompensasi bagi para penggugat.
Dilaporkan bahwa perusahaan sudah mengeluarkan biaya USD 3,5 miliar untuk menyelesaikan vonis yang dihadapi perusahaan. Bahkan membayar ganti rugi terhadap salah satu dari 22 wanita senilai lebih dari USD 2 miliar.
Catatan internal perusahaan, kesaksian pihak perusahaan, dan bukti-bukti lainnya menunjukkan selama lebih dari satu dekade sejak tahun 1971 hingga di awal tahun 2000, bedak bubuk berbahan talc J&J teruji positif mengandung sejumlah kecil asbestos.
KOMENTAR
Latest Comment