23 Februari 2023 11:41
Presiden Joko Widodo bersama Ketua DPR, Puan Maharani (dua kiri), Ketua MPR, Bambang Soesatyo (kanan), dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (dua kanan), menyaksikan putaran final balapan mobil listrik Formula E di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Jakarta, Sabtu (4/6/2022). ANTARA/Arif Ariadi
Penulis: Rahma Arifa
Editor: Akbar Wijaya
Presiden Jokowi semakin tidak segan-segan memunculkan nama-nama bakal calon presiden dan wakil presiden yang berniat maju di Pilpres 2024.
Lihatlah misalnya ketika Jokowi menghadiri acara perayaan hari lahir (harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Sriwijaya Hall Ice BSD City, Tangerang, Jumat (17/2/2023).
"Di sini hadir semua lho calon-calon presiden dan wakil presiden. Yang saya kenal ada Pak Prabowo, yang saya tahu juga ada juga Pak Erick Thohir, yang saya tahu juga ada Pak Sandiaga Uno, yang saya tahu juga ada Pak Mahfud MD, saya hampir lupa juga ada Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dan tentu saja ada Ketua Umum PPP," kata Jokowi saat itu.
Hal serupa juga terjadi ketika Jokowi menghadiri acara Pelantikan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (20/2/2023).
Kala itu Jokowi kembali menyinggung nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato, Erick Thohir, dan Prabowo Subianto sebagai nama-nama yang bakal masuk bursa capres-cawapres.
Bahkan jauh sebelum itu, sinyal dukungan Jokowi terhadap mereka yang akan maju di Pilpres 2024 juga diberikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sikap maupun gestur dukungan yang diberikan Jokowi tentu saja menarik dibaca secara politis. Paling tidak, mereka yang namanya dimunculkan dalam pemberitaan terbukti mendapatkan eksposur pemberitaan.
Namun pertanyaannya mengapa Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan nyaris tidak pernah menyebut nama Puan Maharani sebagai bakal capres-cawapres? Padahal Jokowi dan Puan tercatat pernah hadir dalam sejumlah forum yang sama.
Dalam acara Munas HIPMI, Senin (21/11/2022) lalu misalnya, Jokowi menghindar untuk mengbasen satu demi satu nama bakal capres-cawapres yang hadir. Padahal acara itu dihadiri Puan Maharani yang digadang-gadang akan diusung PDI Perjuangan di Pilpres 2024.
Jokowi berdalih:
"Saya tidak mau sebut siapa, tapi tadi secara blak-blakan menteri investasi sudah sampaikan, jadi saya nggak usah mengulang," imbuh Jokowi.
Menurut pengamat politik Ray Rangkuti keengganan Jokowi memunculkan nama Puan sebagai bakal capres-cawapres menunjukan ketidakharmonisan keduanya dalam politik.
“Puan kenapa tidak pernah disebut ini menjelaskan bahwa Jokowi betul-betul tidak mendukungnya sebagai capres atau cawapres,” kata Ray kepada Narasi, Rabu (20/2/2023).
Ray mengatakan gestur dan sikap politik Jokowi gamblang memperlihatkan ketidaksetujuan terhadap upaya menjadikan Puan kadidat Pilpres 2024. .
“Efeknya juga orang-orang di PDI Perjuangan ini melihat ‘kok Pak Jokowi ini tidak pernah menyebut Puan ya. Sementara nama-nama lain pernah disebut Jokowi’. Jadi Pak Jokowi ingin menunjukkan ya saya tidak mendukung Puan,” ujar Direktur Eksekutif Lingkar Madani tersebut.
Di sisi lain Ray juga berpandangan sikap Jokowi memunculkan nama-nama bakal capres-cawapres merupakan upaya mengaburkan dukungan politiknya kepada Ganjar Pranowo yang sebelumnya sangat kentara.
“Pak Jokowi itu menyebut banyak nama, tapi itu bagian dari bagian mencitrakan bahwa beliau netral,” kata Ray.
“Dan sampai sekarang nama Puan tidak pernah disebut, itu sudah syarat yang cukup terang-benderang bahwa Jokowi tidak mendukung Puan baik sebagai Capres ataupun Cawapres” ujarnya.
Menurut Ray sikap dan gestur Jokowi mendukung Prabowo juga bisa diterjemahkan sebagai upaya menyiapkan calon alternatif jika Ganjar gagal diusung PDI Perjuangan.
Jokowi pun kerap meluncurkan dukungan dan pujian yang diberikan Jokowi kepada Prabowo dalam berbagai kesempatan.
"Beliau tetap ke Ganjar. Cuman kalau Ganjar kesulitan dapat perahu, ya Jokowi menyiapkan Prabowo,” kata Ray.
KOMENTAR
Latest Comment