Jokowi menegaskan bahwa setiap pertemuannya dengan Prabowo tidak pernah melibatkan obrolan politik yang serius. Selama wawancara dengan Najwa Shihab, Jokowi menyatakan bahwa mereka hanya melakukan komunikasi ringan. Dia mengklaim bahwa tidak ada agenda politik di balik pertemuan tersebut, yang menunjukkan hubungan bersahabat antar keduanya. Melalui penegasannya, Jokowi berupaya memisahkan status pribadi dan politik mereka, menegaskan bahwa pertemuan tersebut lebih kepada interaksi sosial ketimbang diskusi strategis.
"Engga (ikut cawe-cawe) saya kan di Solo. Kalau ketemu bicara ringan saja," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan Najwa Shihab
Kegiatan sosial yang mereka lakukan memberi kesan bahwa dua pemimpin ini dapat berkomunikasi dengan baik meskipun memiliki latar belakang yang berbeda. Hal ini mencerminkan kesesuaian pandangan antar pemimpin, di mana mereka sepakat untuk menghormati posisi masing-masing tanpa campur tangan yang terlalu jauh dalam politik. Dengan cara ini, Jokowi berusaha meyakinkan publik bahwa kehadirannya dalam kehidupan politik Prabowo setelah masa jabatannya bukanlah langkah untuk mencampuri urusan pemerintahan.
"Saya tidak memberi masukan. Nanti dikira intervensi dan cawe-cawe. Beliau pemimpin saat ini yang sangat baik," kata Jokowi.
Catatan Pertemuan Pasca-Jabatan Jokowi
Pertemuan terakhir antara Jokowi dan Prabowo terjadi dalam suasana yang tidak resmi, yaitu di acara pernikahan putra salah seorang politisi. Dalam konteks ini, interaksi antar keduanya lebih bersifat sosial, yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbincang tanpa tekanan dari isu politik. Mereka menggunakan momen tersebut untuk mendiskusikan berbagai hal, termasuk arti dan pemahaman tentang 'cawe-cawe', yang menjadi istilah populer bagi keterlibatan yang tidak resmi dalam politik.
Dialog santai ini menunjukkan bahwa keduanya masih menjaga hubungan baik, memungkinkan mereka untuk terlibat dalam diskusi yang lebih bersifat personal dan informal. Melalui komunikasi ini, Jokowi menegaskan kembali bahwa meskipun dia telah mengakhiri masa jabatannya, ikatan sosial yang telah terjalin tetap kuat tanpa mengharuskan mereka untuk berkolusi dalam ranah politik formal.
Penilaian Jokowi terhadap Prabowo
Dalam memberikan penilaian terhadap kepemimpinan Prabowo, Jokowi menunjukkan sikap positif. Dia memuji kualitas kepemimpinan Prabowo di era pimpinannya, dengan menyebut Prabowo sebagai pemimpin yang baik. Melalui hasil survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas, terungkap tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja kabinet Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka yang mencapai 80,9 persen. Hal ini menandakan bahwa kebijakan yang diambil Prabowo mendapatkan respons baik dari masyarakat.
"Sangat baik tapi sebetulnya tak perlu angka. Baik dari kebijakan-kebijakan makan bergizi gratis diterima di masyarakat. Lalu penghapusan hutang UMKM itu sangat bagus. Penerimaan masyarakat baik," kata Jokowi
Jokowi menekankan bahwa ada kebijakan-kebijakan yang diterima baik oleh publik, seperti program makanan bergizi gratis dan penghapusan utang UMKM. Poin ini mencerminkan harapannya agar kebijakan-kebijakan tersebut berdampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat. Penilaian ini memberikan sinyal bahwa meskipun mereka berasal dari latar belakang politik yang berbeda, keduanya masih memiliki keterikatan dalam tujuan memajukan bangsa.
Silaturahmi dengan Menteri Kabinet
Jokowi juga menyoroti pentingnya silaturahmi dengan beberapa menteri dari kabinet saat masih menjabat. Dalam pandangannya, pertemuan yang sering terjadi hanya sebatas interaksi sosial, tanpa ada nuansa politik yang menyertainya. Di antara menteri yang sering berkunjung, ada beberapa nama yang mencolok, termasuk Menteri Kesehatan dan Menteri Koperasi. Pertemuan-pertemuan ini lebih bersifat saling berbagi informasi dan pengalaman sebagai bagian dari hubungan kerja yang sudah terbina sebelumnya.
Tetapi, aktivitas silaturahmi ini juga menunjukkan bahwa meskipun Jokowi tidak lagi memegang jabatan resmi, pengaruhnya masih dapat dirasakan di kalangan menteri tersebut. Tindakan ini menggambarkan hubungan yang positif antara Jokowi dan Prabowo, di mana hubungan sosial antar mereka dapat menurunkan tensi politik dan menciptakan ruang dialog yang lebih konstruktif. Selain itu, melalui interaksi ini, Jokowi juga dapat memberikan pandangan atau saran sebagai senior, namun tidak terkesan sebagai suatu tekanan atau intervensi.
Dengan demikian, hubungan Jokowi dan Prabowo mencerminkan dinamika politik yang kompleks di Indonesia. Walaupun mereka memiliki perbedaan politik, interaksi yang terjalin tetap mengedepankan nilai-nilai persahabatan dan dialog yang konstruktif. Hal ini menciptakan harapan bagi masyarakat akan stabilitas dan kemajuan di dunia politik tanpa ada keterikatan kepentingan yang saling mengikat di masa mendatang.