Saat bangun tidur di pagi hari, kita sering mendapati belekan atau tai mata di sudut mata kita. Tentu ini hal yang lumrah dialami semua orang. Namun, tahukah kamu apa yang menyebabkan reaksi tubuh seperti itu? Berikut Narasi rangkumkan penjelasan detail tentang penyebab mata belekan di pagi hari.
Penyebab umum mata belekan pagi hari
Akumulasi kotoran saat tidur
Mata belek di pagi hari sering kali disebabkan oleh akumulasi kotoran selama tidur. Selama tidur, aktivitas berkedip yang menghilangkan kotoran dari permukaan mata tidak terjadi, yang mengakibatkan penumpukan sisa-sisa lendir, minyak, sel-sel kulit mati, dan debu di sudut mata. Campuran ini, yang dikenal sebagai rheum, menjadi lebih terlihat ketika seseorang bangun tidur, sering kali dalam bentuk kerak atau kotoran yang mengganggu, dan berwarna kekuningan.
Kedipan memiliki peranan penting dalam menjaga kebersihan mata. Rata-rata, seseorang berkedip antara 14 hingga 178 kali per menit saat terjaga. Setiap kali seseorang berkedip, air mata yang dihasilkan akan membantu mengeluarkan kotoran dari permukaan mata dan membersihkannya. Air mata yang terdiri dari air dan lendir ini diproduksi secara terus-menerus untuk menjaga kelembapan mata. Oleh karena itu, saat tidur, kurangnya kedipan berdampak langsung pada kebersihan mata, menjadikan sisa kotoran terakumulasi, dan berujung pada belek saat bangun.
Proses pembuangan rheum
Proses pembuangan rheum terjadi selama aktivitas sehari-hari berkat kedipan mata yang terus-menerus. Air mata menggenangi mata dan menyaring kotoran serta sisa rheum yang dihasilkan saat tubuh melakukan aktivitas. Namun, ketika tidur, proses ini terhenti. Di samping itu, produksi air mata juga berkurang, menyebabkan meningkatkan kekeringan pada permukaan mata dan berujung pada penumpukan kotoran yang tidak terbuang.
Kondisi medis yang memengaruhi belekan
Infeksi bakteri dan gejala terkait
Di samping akumulasi normal, mata belekan bisa juga disebabkan oleh kondisi medis seperti infeksi bakteri. Infeksi bakteri dapat menyebabkan blepharitis, yang ditandai dengan peradangan di dasar bulu mata, sehingga menghasilkan belek yang tebal dan berwarna kuning. Gejala ini sering terjadi pada individu yang mengalami pilek atau flu, di mana produksi lendir dalam tubuh meningkat.
Konjungtivitis dan risiko penularannya
Selain infeksi bakteri, konjungtivitis atau peradangan pada selaput yang melapisi kelopak mata dan bagian depan mata juga dapat menyebabkan belekan yang berlebih. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau alergi, dan bisa menular. Ketika disebabkan oleh infeksi, belek mungkin muncul lebih banyak dan perlu diwaspadai agar tidak menular kepada orang lain.
Dampak penggunaan Lensa Kontak
Penggunaan lensa kontak yang tidak steril atau kadaluarsa merupakan penyebab umum dari munculnya belekan. Kontaminasi oleh bakteri atau protein dari air mata yang menumpuk pada lensa dapat menyebabkan iritasi dan peningkatan produksi belek. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan dan mengganti lensa sesuai petunjuk penggunaan.
Perbedaan tekstur dan warna belekan
Faktor yang memengaruhi tekstur
Tekstur belek yang muncul di sudut mata dapat bervariasi tergantung pada kondisi mata seseorang. Jika permukaan mata kering, belek cenderung memiliki tekstur yang kering atau berpasir. Sebaliknya, jika mata lebih lembap, belek yang terbentuk cenderung lebih lengket atau berlendir. Berbagai faktor seperti kelembapan, kesehatan mata, dan kebiasaan sehari-hari turut memengaruhi tekstur ini.
Hubungan kelembapan mata dengan belekan
Kondisi kelembapan mata sangat berpengaruh terhadap jenis belek yang terbentuk. Jika mata lebih banyak mengalami pengeringan, maka belek yang dihasilkan cenderung lebih sering kering dan berkerak. Namun, jika seseorang menjaga kelembapan mata dengan baik, belek bisa lebih berupa lendir atau cairan, yang lebih mudah dihilangkan.
Variasi warna pada kerak mata
Warna belek juga bisa bervariasi, biasanya berwarna kekuningan, tetapi bisa juga berwarna jernih atau bahkan berwarna hijau jika ada infeksi yang mendasarinya. Perubahan warna ini harus menjadi perhatian karena bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Baca Juga:Kenapa Saat Tertidur Orang Bernapas Dengan Mulut? Penyebab dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Tidur