Kiluan Negeri: Harmoni Laut, Hutan, dan Harapan dari Ujung Selatan Lampung

30 Apr 2025 21:16 WIB

thumbnail-article

Teluk Kiluan Sumber: Landmark Teluk Kiluan.

Penulis: Advertorial

Editor: Advertorial

Terletak di tepian Teluk Kiluan, Desa Kiluan Negeri—atau yang biasa disebut Pekon Kiluan—menyimpan kisah alam dan kehidupan yang begitu memesona. Desa ini berada di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, dan membentang seluas lebih dari 2.100 hektare. Bagian pesisirnya saja mencapai 323 hektare, menyuguhkan panorama laut tropis yang tenang dan dikelilingi semilir angin dari Samudra Hindia.

Di balik air laut yang jernih dan ombak yang bersahabat, Kiluan Negeri adalah rumah bagi ekosistem hutan asli seluas 59 hektare. Beruang, kukang, simpai, dan berbagai spesies burung liar menjadikan hutan ini lebih dari sekadar latar pemandangan, tetapi juga penjaga keseimbangan alam.

Di Balik Tenangnya Laut, Ada Perjuangan Masyarakat

Dihuni lebih dari 1.600 jiwa, Kiluan Negeri berdiri di antara pesona alam dan realitas keterbatasan. Mayoritas warganya adalah petani dan nelayan yang menggantungkan hidup dari hasil bumi dan laut. Sayangnya, 652 jiwa dari mereka tercatat sebagai penduduk miskin. Di tengah keindahan alamnya, terselip perjuangan ekonomi yang terus berlangsung.

Dengan jumlah usia produktif mencapai hampir 1.000 orang, potensi sumber daya manusia dari kawasan ini sangatlah besar. Namun, pendidikan masih menjadi tantangan. Mayoritas warga hanya lulusan SD dan akses ke pendidikan tinggi masih sangat terbatas. Begitu pula dengan kesehatan—hanya tersedia satu puskesmas pembantu, beberapa posyandu, dan satu praktik bidan mandiri. Ketika sakit, sebagian warga terpaksa harus menempuh perjalanan ke luar desa demi mendapatkan layanan medis yang lebih memadai.

Budaya yang Beragam, tapi Tantangan Tetap Sama

Warga Kiluan Negeri berasal dari berbagai latar belakang seperti Lampung, Bali, dan  Sunda. Keragaman ini menjadi kekuatan sosial yang unik, tetapi belum cukup untuk mengatasi persoalan klasik seperti pengelolaan sampah dan saluran drainase yang belum memadai. Selain itu, limbah rumah tangga dan sampah wisata juga mencemari laut yang menjadi penopang kehidupan masyarakat.

Surga Wisata yang Masih Alami

Namun dibalik itu semua, Teluk Kiluan memiliki potensi wisata yang luar biasa  sebagai salah satu spot terbaik untuk menyaksikan lumba-lumba liar yang menari di pagi hari. Pulau Kelapa, Laguna Gayau, Pantai Batu Candi, Karang Bolong, dan pasir putihnya menyuguhkan keindahan panorama laut yang tak terlupakan. Bagi wisatawan yang ingin tinggal lebih lama, desa ini punya 34 homestay yang siap menyambut.

Menjawab Potensi dengan Kolaborasi

Kiluan Negeri bukan hanya butuh perhatian, tapi juga aksi nyata. Program Bakti BCA hadir untuk menjawab berbagai kebutuhan desa ini: mulai dari pengembangan infrastruktur dan aksesibilitas, peningkatan pelayanan kesehatan, hingga pemberdayaan UMKM dan konservasi ekosistem laut.

Melalui program seperti literasi keuangan, pelestarian penyu, mitigasi bencana laut, serta pengembangan pariwisata dan pertanian yang berkelanjutan, masyarakat diharapkan tak hanya memiliki kualitas hidup lebih baik—tapi juga tumbuh dan berkembang tanpa harus meninggalkan akar dan alamnya—menjadikan Kiluan Negeri bukan hanya tempat untuk dikunjungi, tetapi juga untuk dilestarikan.

Genera-Z Berbakti, Inovasi dan Perubahan untuk Kiluan Negeri

Bakti BCA menggagas “Genera-Z Berbakti” – inovasi terbaru bagian dari Program Desa Bakti BCA yang dibuka untuk seluruh mahasiswa di Indonesia. Genera-Z Berbakti membuka pendaftaran proposal pengabdian masyarakat di situs resmi bca.id/generazberbakti hingga 2 Mei 2025.

Program ini bertujuan untuk menelurkan ide inovasi terbaik yang diseleksi dari proposal para mahasiswa. Penjurian akan dilaksanakan pada akhir Mei 2025 dan finalis dengan proposal terbaik akan diseleksi oleh tiga panelis, yaitu Najwa Shihab, Nicholas Saputra, dan Prof Yohanes Surya. Kelompok terbaik akan mendapatkan pendanaan, bimbingan, dan bootcamp sebelum mewujudkan inovasinya untuk Kiluan Negeri.

 

Topik:

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER