Jumlah korban tewas akibat longsor di Gunung Kuda, Cirebon, Jawa Barat, semakin meningkat. Tercatat, hingga saat ini total korban yang meninggal mencapai 20 orang. Perkembangan tersebut diungkapkan oleh Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, setelah tim SAR gabungan berhasil menemukan satu jenazah pada siang hari di lokasi kejadian. Kejadian ini terjadi saat aktivitas penambangan galian C berlangsung, dan harapan untuk menemukan yang hilang masih ada di antara pihak berwenang.
"Baru saja ditemukan satu jenazah, sekarang sudah diidentifikasi di rumah sakit,” kata Imron Rosyadi, Bupati Cirebon
Setelah penemuan jenazah, tim SAR segera melakukan proses identifikasi di rumah sakit setempat. Imron menyebutkan bahwa salah satu jenazah yang ditemukan adalah Sudiono, seorang warga Dukupuntang yang berusia 51 tahun. Pengidentifikasian merupakan langkah penting untuk memastikan identitas dan membantu keluarga mendapatkan kepastian mengenai nasib anggota mereka yang hilang.
Meskipun jumlah korban tewas telah meningkat, upaya pencarian masih terus dilakukan. Masih terdapat lima korban yang belum ditemukan. Para petugas SAR mencurigai beberapa titik lokasi di mana korban mungkin tertimbun. Imron menegaskan bahwa tim akan bekerja tanpa batas waktu hingga seluruh korban berhasil ditemukan. Penggunaan teknologi, seperti anjing pelacak, diharapkan dapat mempercepat proses pencarian.
"Kami berharap semua korban segera bisa ditemukan. Tadi anjing pelacak menunjukkan empat titik yang dicurigai, mudah-mudahan itu membantu mempercepat pencarian," ujar Imron Rosyadi
"Tidak ada batas waktu. Tim akan terus bekerja sampai semuanya ditemukan," tambahnya
Tim SAR dan Proses Evakuasi
Tim SAR yang terlibat dalam proses evakuasi terdiri dari berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, Basarnas, dan relawan dari masyarakat. Kolaborasi ini memainkan peran krusial dalam pencarian dan evakuasi korban, mengingat banyaknya kendala yang harus dihadapi di lapangan. Dukungan dari berbagai elemen diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses pencarian.
Penggunaan teknologi modern dalam pencarian korban menjadi hal yang sangat penting. Tim SAR menerapkan metode yang memanfaatkan alat-alat canggih dan anjing pelacak untuk mendeteksi keberadaan korban yang tertimbun. Metode ini diharapkan dapat mempercepat identifikasi lokasi tanpa perlu menimbulkan lebih banyak risiko bagi tim evakuasi.
Tim SAR dihadapkan pada medan yang sangat berat dan risiko longsor susulan yang cukup tinggi. Hadi Rahmat, Pranata Ahli Humas BPBD Jawa Barat, mengungkapkan bahwa berbagai material longsoran menghalangi akses ke lokasi-lokasi di mana korban mungkin masih hidup. Oleh karena itu, tim evakuasi harus bekerja dengan ekstra hati-hati untuk menghindari risiko lebih lanjut.
Dampak kepada Keluarga Korban
Menyusul tragedi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memberikan bantuan kepada keluarga korban. Ini termasuk dukungan finansial dan psikologis untuk membantu mereka menghadapi kehilangan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memberikan rasa aman dan mempercepat pemulihan bagi mereka yang terkena dampak langsung dari bencana ini.
"Tadi pagi bersama pak gubernur, kami mengumpulkan keluarga korban. Anak-anak dari korban yang masih kecil akan disekolahkan," kata Imron.
Pemerintah kabupaten juga memberikan perhatian khusus kepada anak-anak korban, dengan program untuk menyekolahkan mereka yang masih kecil. Harapannya, anak-anak ini tidak hanya mendapatkan pendidikan yang layak tetapi juga dukungan emosional untuk mengatasi kehilangan orang tua mereka dalam tragedi ini.
Dalam situasi yang sulit ini, peran masyarakat dan relawan menjadi sangat penting. Banyak relawan yang datang untuk membantu pencarian dan memberikan dukungan moral kepada keluarga korban. Solidaritas masyarakat tampak jelas, mencerminkan kepedulian yang mendalam terhadap sesama dalam menghadapi kesedihan dan tantangan pasca-longsor.