Kritik Panda Nababan Soal Gibran Anak Ingusan Dinilai Pengamat Juga Menyasar ke Jokowi

7 Juli 2023 21:07 WIB

Narasi TV

Gibran Rakubuming Raka berkuda bersama Prabowo Subianto/ Antara

Penulis: Dzikri N. Hakim

Editor: Akbar Wijaya

Politikus Senior PDI Perjuangan Panda Nababan menyebut Gibran Rakabuming Raka belum pantas maju sebagai kontestan Pilpres 2024. Dia menilai putra sulung Presiden Jokowi itu masih harus banyak belajar di dunia politik sebelum menjadi cawapres.

"Gibran anak ingusan kok, gimana? Nanti anak itu besar kepala, masih belajar dulu lah," kata Panda dalam diskusi berjudul “Jokowi Masih Hitung-Hitung, Kompori Prabowo dan Ganjar?” di kanal Youtube Total Politik, Senin (26/6/2023).

Panda menilai Gibran masih butuh proses panjang di dunia politik. Ia juga menyebut apabila Gibran maju di Pilpres 2024 itu sama saja dengan menormalisasi politik dinasti.

"Dia butuh proses seperti bapaknya, panjang. Nggak langsung ujug-ujug kayak gitu, kayak dinasti aja," katanya.

Panda mengatakan Gibran harus sering mendekatkan diri ke rakyat sebagaimana yang dilakukan Jokowi.

Sementara, Gibran menanggapi santai pernyataan Panda. Walikota Solo itu bahkan menyatakan rasa terima kasih pada seniornya itu.

"Ya terima kasih untuk masukannya dari para senior partai. Saya memang perlu banyak belajar seperti yang dikatakan Pak Panda selaku senior partai," kata Gibran di Balai Kota Solo, Kamis (29/6/2023).

Gibran juga tidak meminta Panda untuk datang menemuinya di Solo. Ia menilai hal yang disampaikan seniornya itu merupakan masukan kepadanya sebagai politikus muda.

"Nggak usah lah [datang ke Solo]. Nggak boleh perintah ke senior. Pokoknya makasih masukannya, terutama senior partai," ucapnya.

Jangan Mentang-Mentang

Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin mengatakan pernyataan Panda Nababan yang menyebut Gibran sebagai ‘orang baru dalam dunia politik’ merupakan hal yang wajar.

Sebab, menurutnya hal itu memang sesuai dengan realita yang ada. Ia juga mengatakan bahwa usia Gibran belum cukup untuk maju sebagai cawapres.

“Jadi jangan mentang-mentang dia anak Presiden [Jokowi] main loncat-loncat aja jadi cawapres, jadi wajar jika Panda Nababan selaku seniornya di PDIP mengkritik keras dia soal itu,” kata Ujang kepada Narasi, Senin (3/7/2023).

Ujang mengatakan rekam jejak Gibran berbeda dengan Jokowi. Ia menyebut sebelum maju menjadi capres di Pilpres 2024 Jokowi telah menjabat dua periode sebagai Wali Kota Solo, lalu sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Nah, Gibran ini kan jadi wali kota aja belum tuntas, belum beres, kita mesti lihat dulu rekam jejak dan prestasinya seperti apa,” tuai Ujang.

Sekaligus Kritisi Jokowi

Ujang menilai pernyataan Panda bukan hanya kritik kepada Gibran tapi juga Jokowi dan keluarganya. Ia setuju demokrasi di Indonesia tidak boleh diwarnai politik dinasti.

Terlebih, uji materi soal batas usia cawapres juga bisa dinilai publik sebagai sesuatu yang diakomodir oleh pihak Gibran maupun Jokowi untuk memuluskan langkahnya menjadi cawapres.

“Oleh karena itu, apa yang disampaikan Panda Nababan saya melihatnya itu juga sebagai kritikan bukan hanya kepada Gibran, tapi kepada keluarganya Jokowi, terutama kepada Jokowi itu sendiri,” kata Ujang.

Tak Sampai Ganggu Relasi

Namun demikian Ujang juga menyebut, kritik yang disampaikan Panda tidak akan memperburuk relasinya dengan Gibran, maupun Jokowi. Lantaran, menurutnya, Gibran sendiri menyambut positif kritik yang dilontarkan oleh Panda Nababan selaku senior PDI Perjuangan.

“Dan itu juga telah dikonfirmasi sendiri oleh gibran ya saat diwawancara oleh media, di banyak televisi juga, bahwa dia menerima masukan itu, kritikan itu dan [Gibran] memang harus banyak belajar,” jelas Ujang.

Selain itu, Ujang menilai Gibran masih terlalu jauh kapasitasnya untuk maju sebagai cawapres. Pasalnya masih banyak faktor yang belum bisa dipenuhi oleh Putra sulung Jokowi, di antaranya: perihal batas umur, prestasi, dan rekam jejak.

“Ya, saya sih melihatnya, karena bagaimanapun Gibran juga belum pantas umurnya, jejak prestasinya belum jelas, lalu track recordnya juga belum. Maka kalau untuk menjadi cawapres itu menjadi sesuatu yang terlalu ketinggian,” ucapnya.

Ia menyarankan, sebaiknya Gibran bersabar, sembari memperluas pengalaman politiknya sedikit demi sedikit sebelum memasuki arena pilpres.

“Ya mestinya dia sabar lah, tunggu dua periode [walikota], tunggu cukup umur dulu, nunggu berpengalaman dulu; nunggu berprestasi dulu. Kalau bisa jadi Walikota dua periode, jadi Gubernur dulu, tidak ujug-ujug jadi cawapres,” katanya.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR