Penulis: Ani Mardatila
Editor: Akbar Wijaya
Kucing menjadi hewan peliharaan favorit banyak orang. Jika kamu satu di antaranya, mungkin kamu pernah menyapa dan mengajak ngobrol kucingmu. Bagaimana reaksi mereka?
Jika kamu dicuekin itu belum tentu berarti mereka tak mengerti apa yang sedang kamu sampaikan.
Dalam serangkaian eksperimen terhadap 16 kucing rumahan, para peneliti menemukan bahwa kucing bisa membedakan cara berbahasa pemiliknya ditujukan kepada siapa.
Kucing yang diajak bicara dengan cara "khas" akan bereaksi dengan bermacam cara: diam, menggerakkan ekor, mengedipkan mata, atau mengedutkan telinga.
Sebaliknya, jika pemilik berbicara dengan cara manusia para kucing bisa merasakan bahwa ucapan itu tidak ditujukan untuk mereka.
"Eksperimen ini merupakan yang pertama dalam hal mengeksplorasi bagaimana kucing merespons ucapan yang diarahkan ke kucing dengan ucapan yang diarahkan ke manusia," tulis Carly Cassela dalam Sciencealert mengutip penelitian di Animal Cognition.
Mirip dengan anjing, peneliti menemukan kucing dapat membedakan antara ucapan yang ditujukan pada manusia dan ucapan yang secara khusus ditujukan kepada mereka.
Namun penting digarisbawahi kemampuan ini hanya berlaku khusus kepada pemilik.
“Apa yang kami temukan adalah bahwa kucing dapat membedakan antara ucapan yang secara khusus ditujukan hanya kepada mereka oleh pemiliknya dibanding ucapan sama ke mereka yang ditujukan kepada manusia lain,” kata Charlotte de Mouzon pada Senin (24/10/2022), penulis utama penelitian dikutip Gizmodo.
Temuan menunjukkan kucing rumah dewasa yang tidak terbiasa dengan orang asing hanya belajar untuk menguraikan nuansa ucapan pemiliknya.
Kedekatan hubungan kucing-manusia, dengan kata lain, mungkin didasarkan pada pengalaman ketimbang preferensi bawaan suara manusia.
Para peneliti membuat tiga skenario dalam penelitian ini. Semuanya melibatkan kucing yang mendengarkan suara yang sudah direkam sebelumnya dari pemiliknya atau wanita asing.
Untuk menetapkan dasar akurat dalam membaca reaksi mereka, kucing mendengarkan tiga rekaman suara yang identik, kemudian suara yang berbeda atau perubahan nada untuk rekaman keempat, lalu kembali ke rekaman awal untuk yang kelima.
Jika perilaku kucing berubah saat merespons rekaman keempat dan berubah kembali saat merespons rekaman kelima, itu menunjukkan bahwa kucing dapat membedakan suara-suara.
Dalam skenario pertama, kucing mendengarkan suara pra-rekaman orang asing memanggil mereka dengan nama mereka, lalu suara pemiliknya, lalu kembali ke suara orang asing itu.
Sepuluh dari 16 kucing mengalami peningkatan perilaku yang nyata seperti menggerakkan telinga mereka ke arah suara, pupil melebar, atau sekadar bergerak secara umum ketika mereka mendengar suara pemiliknya, perilaku tersebut berkurang ketika suara orang asing kembali diperdengarkan.
Dalam skenario kedua, kucing mendengarkan pemiliknya mengucapkan kalimat yang ditujukan kepada manusia lain, lalu satu rekaman di mana pemiliknya berbicara dengan jelas kepada mereka.
Dan yang ketiga, mereka mendengarkan orang asing melakukan hal yang sama. Ketika kucing mendengar pemiliknya menggunakan "cat talk", tim melihat perubahan perilaku pada 10 dari 16 kucing (10 ini termasuk delapan kucing yang bereaksi jelas dalam percobaan pertama).
Tetapi intensitas perilaku kucing tetap sama ketika mereka mendengar suara dari orang asing, bahkan setelah orang asing beralih ke "cat talk".
“Ini bukti lebih lanjut yang menunjukkan bahwa ada keterikatan antara kucing dan manusia. Dan saya pikir itu penting untuk diingat, karena selama beberapa dekade, kita telah berpikir bahwa kucing adalah makhluk yang sangat mandiri, bahwa mereka hanya menginginkan makanan dan tempat tinggal, dan bahwa mereka tidak peduli dengan manusia,” kata de Mouzon.
“Fakta bahwa mereka menunjukkan reaksi khusus terhadap cara khusus kita berbicara dengan mereka artinya, menurut saya, kita adalah sesuatu yang lebih dari sekadar penyedia makanan di dunia mereka.”
KOMENTAR
Latest Comment