Makna dan Lirik Lagu Kamis dari Hindia: Relevansinya Terhadap Isu Kemanusiaan

28 Feb 2025 17:33 WIB

thumbnail-article

"Kamis" dari Hindia. Sumber: Akun YouTube Hindia.

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Lagu "Kamis" oleh Hindia menangkap suara keras dari Ibu Sumarsih, seorang inisiator Aksi Kamisan yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan keadilan bagi korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Suara Ibu Sumarsih bukan hanya sekadar gambaran duka, tetapi juga representasi kekuatan dan keteguhan dalam menghadapi ketidakadilan. Melalui pesan yang disampaikan dalam lagu ini, pendengar diingatkan akan pentingnya menuntut keadilan di tengah situasi yang kerap mengabaikan hak-hak asasi individu.

Pentingnya pengungkapan kasus pelanggaran HAM dalam konteks lagu ini menjadi sangat relevan di Indonesia. Kisah perjuangan Ibu Sumarsih menyentuh banyak orang yang merasakan dampak serupa. Dalam setiap liriknya, terdapat narasi yang memperlihatkan betapa mendalamnya luka yang ditimbulkan oleh pelanggaran yang tidak terjawab. Dengan menggandeng suara beliau, Hindia membawa pendengar untuk merenungkan sejarah kelam yang menghantui negara ini, sekaligus menyerukan keberanian untuk bersuara demi keadilan.

Musik sebagai media berfungsi lebih dari sekadar hiburan. Dalam lagu "Kamis", Hindia berhasil mengolah pesan sosial yang kuat ke dalam melodi yang sederhana dan lirik yang provokatif. Pesan ini mengajak pendengar untuk tidak hanya mendengarkan, tetapi juga merasakan. Penggunaan narasi yang menyentuh hati dalam lirik memberikan nuansa yang dalam, membuat pendengar terhubung secara emosional dengan tema yang diangkat.

Isu kemanusiaan dalam lagu Kamis

Melalui liriknya, Hindia kembali mengingatkan pendengar akan berbagai peristiwa kelam dalam sejarah modern Indonesia, seperti tragedi Semanggi dan penembakan mahasiswa. Dengan memasukkan elemen-elemen sejarah, lagu ini mengajak pendengar untuk tidak melupakan peristiwa-peristiwa menyakitkan yang seharusnya menjadi pelajaran bagi generasi mendatang. Hal ini menciptakan rasa tanggung jawab bersama untuk mencegah terulangnya tragedi yang serupa.

Lirik dalam "Kamis" tidak hanya berbicara tentang kesedihan. Di balik nuansa duka, terdapat harapan untuk masa depan yang lebih baik. Hindia ingin menyampaikan pesan bahwa meskipun perjalanan menuju keadilan mungkin panjang dan penuh rintangan, terdapat cahaya harapan yang harus terus dijaga. Ini memberikan inspirasi bagi pendengar untuk terus berusaha dalam mencapai keadilan dan melawan ketidakadilan.

Lirik lagu "Kamis"

Berikut adalah rekaman suara Ibu Sumarsih yang juga menjadi lirik "Kamis."

Dan tidak akan ada orang yang rela anak yang dicintai ditembak atau dibunuh
Wawan itu anak yang menyenangkan
Hobinya membaca
Dia di kamar mandi pun selalu baca koran
Atau bawa komik atau buku
Kalau hari Sabtu, hari Minggu
Kami masak bersama-sama
Pada saat makan bersama itu, jam berapa pun makan malam bersama
Kami bercerita tentang keseharian
Dari pembicaraan yang sederhana, kami membicarakan masalah politik
Karena pada tahun '97-'98 masalah politik Indonesia semakin memanas
Setelah pembicaraan sampai kepada masalah politik, selalu ditutup dengan "Besok dimasakin apa?"
Karena pada tahun '98 itu demonstrasi dan hari ke hari semakin membesar
Tahun '98 terjadi tragedi kemanusiaan yang sudah diselidiki oleh Komnas HAM
Yaitu dalam berkas tragedi penembakan mahasiswa
Peristiwa Semanggi 1, Semanggi 2, Trisakti
Kemudian berkas kerusuhan 13-15 Mei '98
Dan berkas penghilangan paksa atau penculikan aktivis pro-demokrasi
Wawan mahasiswa Atma Jaya
Juga aktif di masyarakat dengan ikut anggota Tim Relawan untuk Kemanusiaan
Mengadvokasi korban 13, 15 Mei '98 sebagai anggota tim relawan kemanusiaan
Setiap Wawan datang ke rumah sakit yang diminta adalah obat-obatan untuk teman-temannya yang berdemonstrasi
Dan menurut kesaksian, pada tanggal 13 November hari Jumat itu, jam 10 pagi
Bersama enam orang temannya, Wawan menetralisir gas air mata di depan kampus Atma Jaya dengan menyemprotkan air hidran
Sekitar jam 3 sore, aparat masuk ke Atma Jaya
Ada korban yang jatuh, Wawan ngasih tahu
"Pak, itu ada korban. Boleh ditolong atau tidak?"
Tentara itu mengatakan, "Boleh, silakan"
Kemudian Wawan mengeluarkan bendera putih, dilambai-lambaikan
Tetapi pada saat Wawan akan mengangkat korban, justru Wawan ditembak
Banyak orang mengatakan dari pagi Wawan menggunakan ID card Tim Relawan untuk Kemanusiaan
Dan Wawan diautopsi oleh Dr. Budi Sampurno
Wawan meninggal dunia karena ditembak dengan peluru tajam standar militer di dada sebelah kiri mengenai jantung dan parunya
Dan menurut kesaksian juga bahwa Wawan ditembak oleh aparat di halaman kampusnya ketika sedang menolong seorang korban yang juga ditembak oleh aparat
Setelah Wawan meninggal dunia, hari Jumat 13 November '98 Wawan ditembak, hari Sabtu Wawan dimakamkan
Pulang dari makam ada wartawan bertiga begitu, di rumah sunyi
Kemudian saya bilang, "Saya akan berhenti bekerja
Saya tidak sanggup untuk bertemu dengan orang"
Saya sangat mencintai Wawan, kami sekeluarga mencintai Wawan
Tapi duka cita saya bertransformasi pada cinta terhadap sesama
Dengan memperjuangkan agar kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di Indonesia ini
Dipertanggungjawabkan sesuai dengan undang-undang yang berlaku
Yaitu Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM
Untuk mewujudkan agenda reformasi yang ketiga yang diperjuangkan oleh Wawan dan kawan-kawannya
Yaitu tegakkan supremasi hukum
Bagi saya, warna hitam bukan lambang duka cita tetapi lambang keteguhan
Jangan yang ada hanya korban, tetapi pelakunya tidak ada

 

 

 

 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER