Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa pada pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan para rektor tidak ada pembahasan mengenai demonstrasi mahasiswa.
“Tidak disampaikan, jadi tadi tidak dibahas secara khusus,” ungkap Brian kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/4/2025). Pernyataan ini menanggapi pertanyaan terkait dengan isu demonstrasi bertajuk 'Indonesia Gelap' yang sebelumnya ramai diperbincangkan di kalangan mahasiswa.
Pembicaraan berlangsung di Istana Negara dengan periode diskusi yang diisi dengan berbagai isu strategis, terutama seputar pengembangan pendidikan dan kemandirian nasional.
Brian mengatakan bahwa pertemuan ini lebih berfokus pada pembahasan tentang kemandirian dan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan tenaga kerja yang berkualitas. Hal tersebut dianggap esensial untuk mencapai target besar dalam pengembangan bangsa.
"Namun tadi yang saya sampaikan bahwa ke depan ini potensi Indonesia ini sangat besar. Mari kita manfaatkan potensi yang besar ini, sehingga kita siap untuk membangun kemandirian," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menekankan kepada para rektor agar senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan inovasi teknologi yang dapat mendukung kemandirian nasional. Ia berharap rektor dapat mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap menghadapi tantangan ke depan.
“Ditargetkan para rektor menyiapkan SDM-SDM terbaik untuk menghasilkan,” jelas Brian, merujuk pada harapan Prabowo agar SDM yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tidak kalah dengan potensi yang dimiliki Indonesia.
Para rektor diharapkan tidak hanya fokus pada penyampaian ilmu, tetapi juga pada membangun karakter dan integritas para mahasiswa. Kemandirian dalam SDM menjadi tujuan utama agar Indonesia bisa bersaing di tingkat global.
Prabowo mengajak para rektor untuk terus menghasilkan lulusan yang unggul.
"Dan tadi diharapkan para rektor menyiapkan SDM-SDM terbaik untuk menghasilkan. Sehingga kita jangan sampai nanti potensi ini kembali tidak optimal karena SDM kita tidak siap," kata Brian.
Mendikti Saintek juga menyampaikan harapan Prabowo mengenai penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagai aspek penting untuk kemajuan bangsa. Prabowo menegaskan bahwa hanya bangsa yang mampu menguasai IPTEK yang akan mendapatkan kemakmuran.
Brian menekankan bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kunci untuk mendorong berbagai inovasi yang mendatangkan dampak positif bagi sektor-sektor strategis di Indonesia.
"Pak Presiden juga menyampaikan hanya bangsa yang menguasai sains dan teknologi ini akan menjadi bangsa yang makmur," tutur Brian.
Juga, ditekankan pentingnya integritas agar budaya antikorupsi digalakkan di kalangan generasi muda.
"Integritas yang tinggi, jadi budaya antikorupsi itu harus terus diingatkan kepada generasi masa depan bangsa Indonesia," katanya.
Prabowo juga menyampaikan bahwa program Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan menjadi motor penggerak bagi industri strategis di Indonesia. Pendidikan tinggi akan mengambil peran penting untuk memenuhi kebutuhan tersebut, khususnya dalam riset, inovasi, serta pengembangan SDM.
"Selanjutnya tadi disampaikan juga bahwa Danantara tentu akan menjadi motor penggerak industri-industri strategis di Indonesia," kata Brian.
Perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai tulang punggung riset dan inovasi, serta penyiapan SDM untuk berbagai program industri yang akan datang. Brian menegaskan pentingnya kolaborasi antara pendidikan dan industri untuk kemajuan Indonesia.
"Di situ peran perguruan tinggi akan menjadi tulang punggung riset, inovasi serta penyiapan-penyiapan SDM untuk mengisi gerakan atau program-program industri yang akan bergerak dengan cepat di masa depan," imbuhnya.