Festival Pacu Jalur menuai perhatian global di media sosial. Perlombaan perahu tradisional yang berasal dari Kuantan Singingi ini viral lantaran aksi anak kecil yang menari dan bergaya di atas perahu yang melaju kencang.
Netizen internasional pun ramai menyebut aksi tersebut dengan “aura farming” dan mulai memparodikan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak kecil tersebut.
Sejarah Pacu Jalur, Dari Transportasi ke Pesta Rakyat
Pacu Jalur adalah tradisi olahraga tradisional yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Indonesia.
Sejarahnya dapat ditelusuri hingga abad ke-17, ketika jalur, yaitu perahu panjang yang terbuat dari kayu, digunakan sebagai alat transportasi utama oleh masyarakat di sepanjang Sungai Kuantan.
Jalur berfungsi untuk mengangkut hasil bumi, termasuk pisang dan tebu, serta dapat memuat antara 40 hingga 60 penumpang.
Pada masa itu, karena minimnya transportasi darat, masyarakat sangat bergantung pada jalur untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Seiring dengan perkembangan zaman, jalur yang digunakan mulai dihias dengan ukiran khas seperti kepala ular dan buaya, serta ornamen lainnya yang meningkatkan estetika dan nilai simbolis dari perahu.
Perlombaan Pacu Jalur dimulai sekitar satu abad setelah penggunaan jalur sebagai alat transportasi. Masyarakat mulai menggelar lomba adu cepat antar jalur, yang kemudian dikenal dengan Pacu Jalur.
Pacu Jalur pada awalnya digelar untuk memperingati hari besar Islam, seperti Tahun Baru Islam, Idul Fitri, dan Maulid Nabi.
Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur diselenggarakan setiap 31 Agustus untuk memperingati hari lahir Ratu Belanda, Wilhelmina.
Kini, Pacu Jalur digelar untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Peran Anak Pacu dan Makna Gerakan yang Dilakukan Penari
Orang-orang yang berada di dalam perahu disebut dengan anak pacu. Setiap anak pacu memiliki tugas dan peran masing-masing, yaitu:
-
Tukang Concang, berperan sebagai komandan.
-
Tukang Pinggang (Juru Mudi) dan Tukang Onjai, berperan sebagai pemberi irama pada bagian kemudi.
-
Tukang Tari atau Anak Coki, berada pada posisi paling depan dan berperan dalam membantu Tukang Onjai dalam memberi tekanan pada jalur, sehingga dapat berjungkat-jungkit dengan berirama.
Tukang tari menjadi posisi yang paling menarik perhatian. Posisi ini diisi oleh anak-anak agar perahu dapat melaju dengan cepat.
Tukang tari berada di bagian depan perahu, berdiri, sambil melakukan gerakan-gerakan seperti menari, ataupun bergaya. Setiap gerakan memiliki makna tersendiri.
Tukang tari akan menari di atas jalur apabila perahunya unggul. Apabila sampai garis finish, tukang tari akan melakukan sujud syukur di ujung perahu.
Pacu Jalur Viral di TikTok, Netizen Sebut Aksi Anak Tari “Aura Farming”
Belakangan ini, fenomena media sosial terkait Pacu Jalur semakin berkembang, terutama di platform TikTok dengan munculnya tren Aura Farming.
Aura Farming merujuk pada tindakan individu yang dianggap keren atau instagenic, yang dapat terlihat dalam berbagai aktivitas, termasuk gerakan khas dari olahraga Pacu Jalur.
Tren ini mengaitkan gerakan aktif dan energik dari bocah pendayung dengan istilah yang tengah viral.
Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tukang tari saat perahu melaju cepat menciptakan tampilan yang menarik dan dinamis, sehingga berhasil menarik perhatian pengguna global.
Beberapa video TikTok menunjukkan para penari bocah ini menari di atas perahu menjadi viral di media sosial, diiringi dengan lagu "Young Black & Rich" oleh Melly Mike.
Ribuan pengguna TikTok pun mulai memadukan tarian khas Pacu Jalur ini dalam kreasi video mereka, menciptakan berbagai parodi dan meme yang kemudian menyebar luas di jagat maya.