Malam Nisfu Syaban menjadi malam yang penuh suka cita dan hikmat bagi umat Islam terkhusu Masyarakat Jawa di kota Jepara, dalam perayaannya ada hal menarik salah satunya hidangan kerupuk puli yang dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga.
Diketahui malam Nisfu Syaban jika dilihat dari kalender Masehi bertepatan dengan 25 Februari 2024.Dengan demikian, malam Nisfu Syaban sendiri jatuh pada 24 Februari 2024.
Biasanya pada malam ke 15 dalam kalender bulan Sya'ban ini masyarakat Jepara akan merayakannya dengan berkumpul di masjid atau surau kampung untuk membacakan doa doa surat Yasin dan dilanjutkan membaca doa Nisfu Syaban yang dipimpin oleh kyai atau tokoh masyarakat setempat.
Setelah doa-doa selesai, Masyarakat biasanya langsung menyantap hidangan yang mereka bawa dari rumah, salah satunya Puli, makanan ini terbuat dari berasa yang masak, kemudian di campurkan dengan bumbu rempah-rempah.
Puli sendiri bisa disajikan sebagai jajanan basah ataupun olahan kerupuk. Konon katanya kalau “puli” berasal dari Bahasa Arab u’fuu lii, yang berarti “ampunilah aku”.
Mengenal krupuk puli
Mengutip dari laman Kompas.com hidangan puli, terutama kerupuk diyakini sebagai peninggalan dari Sunan Kalijaga untuk mempersatukan keanekaragaman yang ada saat itu.
Kita ketahui bersama, dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Kalijaga mengajarkan toleransi antar umat beragama.
Cerita ini cukup berkembang di Tengah Masyarakat Jepara, saat itu Sunan Kalijaga ingin mempersatukan umat Islam dengan non muslim pada perayaan Nisfu Syaban.
Saat itu Masyarakat berkumpul bersama-sama memasak kerupuk puli sebagai hidangan dan memakannya secara bersama sama.
Kepercayaan ini juga dibenarkan secara langsung oleh KH Abdul Gofur, pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Kendengsidialit, hawa puncak dari perayaan malam Nisfu Syaban adalah pembacaan doa dan diakhiri dengan menyantap kerupuk puli bersama sama.
"Hidangan utama Nisfu Sya'ban adalah kerupuk puli. Dulu dipelopori Sunan Kalijaga yang ingin mempersatukan seluruh warga dari berbagai agama. Ini wujud toleransi agama yang harus dijaga dan dilestarikan dengan baik” ungkap Abdul Gofur pada Kompas, 21 April 2023
Sementara itu Kahoni Wibowo selaku Kepala Desa Kendengsidialit berharap tradisi ini akan terus dilestarikan.
"Harapannya tradisi yang baik terus dapat dilestarikan," tandasnya, mengutip detik