Menggali Makna Balas Dendam dan Trauma di The Last of Us Season 2: Game vs Serial

15 Apr 2025 16:46 WIB

thumbnail-article

The Last of Us. Sumber: IMDb .

Penulis: Satria Andrean

Editor: Moniqe Putri

The Last of Us Season 2 bukan hanya sekedar sekuel yang melanjutkan kisah pasca-apokaliptik dari protagonisnya, Joel dan Ellie, tetapi juga sebuah eksplorasi mendalam tentang kegelapan yang menyelimuti dunia dan karakter-karakternya. Cerita ini menggambarkan bagaimana keadaan sukar dan ancaman zombie mendatangkan suasana yang suram, menekankan bagaimana karakter utama berjuang melalui berbagai tantangan moral dan emosional. Dalam dunia yang rusak ini, karakter-karakter berhadapan dengan konsekuensi dari pilihan yang mereka buat, sehingga efek dari tragedi yang menimpa mereka terasa semakin menghantui.

Melalui perjalanan Ellie, penonton diajak melihat bagaimana keputusan yang diambil untuk melindungi orang-orang terkasih bisa menimbulkan luka yang lebih dalam. Kegelapan di The Last of Us Season 2 tidak hanya berasal dari ancaman fisik, tapi juga kehampaan emosional yang ditinggalkan oleh kehilangan dan pengkhianatan. Ini menciptakan suasana yang mencekam di mana pemirsa akan merasakan setiap ketegangan dan kepedihan yang dialami oleh para karakter.

Motif Balas Dendam dalam Cerita

Salah satu tema sentral dalam The Last of Us Season 2 adalah balas dendam, yang diaktualisasikan melalui ketegangan antara Ellie dan Abby. Kedua karakter ini, meskipun berada di sisi yang berbeda, berjuang untuk mencapai keadilan dengan caranya masing-masing. Ellie, yang terakit emosional dan kehilangan, terpicu untuk membalas dendam atas kematian seseorang yang sangat ia cintai. Sementara itu, Abby digambarkan dengan cara yang kompleks; meskipun ia merupakan antagonis, latar belakang dan motivasinya menunjukkan bahwa ia juga berjuang untuk keadilan sendiri.

Konflik antara Ellie dan Abby berakar pada rasa sakit dan ketidakadilan yang terjadi dalam kehidupan masing-masing. The Last of Us Season 2 memberi penonton pandangan yang mendalam mengenai bagaimana kemarahan dapat mengubah seseorang. Ellie, yang awalnya merupakan karakter yang penuh harapan, berangsur-angsur terjebak dalam spiral kebencian dan kekerasan. Ini menciptakan ketegangan yang dramatis di sepanjang cerita.

Melihat Perbedaan antara di Game dan Serial

Dalam adaptasi dari game The Last of Us Part II, The Last of Us Season 2 mengambil langkah yang berani dengan membawa beberapa perubahan yang signifikan pada jalan cerita dan karakter. Sambil tetap setia pada tema inti, serial ini mengeksplorasi plot yang lebih dalam dan memberikan konteks baru yang tidak ada dalam game. Dengan cara ini, cerita diolah ulang untuk memberikan nuansa baru bagi penontonnya.

Satu perbedaan yang jelas adalah cara karakter-konsekuensi diuraikan dalam serinya. Dalam game, banyak informasi dan motivasi karakter ditemukan dalam elemen gameplay dan narasi yang lebih ringkas. Namun, di serial ini, banyak lapisan detail diberikan untuk membantu penonton memahami keputusan dan perasaan setiap karakter. Hal ini membuat drama dalam cerita menjadi lebih mendalam, hayati, dan kompleks.

Keseimbangan antara aksi dan drama juga menjadi fokus utama di The Last of Us Season 2. Dalam game, aspek aksi menjadi lebih menonjol, dengan gameplay yang mendebarkan dan pertarungan yang intens. Namun, serial ini lebih menekankan pada nilai-nilai naratif dan pengembangan karakter. Pendekatan ini membantu memperdalam pemahaman penonton tentang dampak emosional dari setiap tindakan, dan jelas memperlihatkan bahwa kekerasan tidak selalu menjadi solusi.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER