Dalam upaya untuk mengangkat keindahan laut Kabupaten Kaimana, Papua Barat, Prilly Latuconsina berkolaborasi dengan Konservasi Indonesia untuk memproduksi Film Dokumenter Menjaga Laut, Menjaga Kehidupan. Proses produksi film tersebut berlangsung selama satu minggu dengan jadwal yang sangat padat. Prilly menjelaskan bahwa mereka harus memaksimalkan setiap momen untuk merekam keindahan alam yang ditawarkan Kaimana.
Prilly dan timnya menetapkan agenda yang cukup ketat, dimulai dari diving di Teluk Bicari hingga menjelajahi hutan mangrove. Mereka mengatur waktu dengan baik agar bisa menangkap setiap footage yang diperlukan untuk menceritakan kisah indah Kaimana dalam film dokumenter ini. Durasi film yang singkat, hanya 17 menit, membuat mereka harus selektif dalam memilih adegan yang akan ditampilkan.
Baca Juga:Film dengan Tema Horor Komedi, Setan Botak di Jembatan Ancol Siap Tayang di Bioskop 6 Maret 2025
Tantangan dalam Produksi
Tantangan yang dihadapi cukup beragam, salah satunya adalah ketiadaan titik kumpul jelas di laut. Sering kali, Prilly dan tim terpisah saat melakukan pengambilan gambar dari arah yang berbeda. Ada momen di mana Prilly sempat terpisah dari timnya karena terlalu fokus mengejar lumba-lumba, sebuah pengalaman mendebarkan namun berisiko.
Waktu tidur yang terbatas juga menjadi tantangan tersendiri. Prilly mengatakan bahwa mereka sering bangun lebih awal, sekitar pukul 4 pagi, untuk menjangkau tempat di mana burung-burung aktif. Dengan tidak adanya sinyal di tengah laut, mereka harus sangat bergantung kepada satu sama lain untuk tetap berkoordinasi. Meskipun banyak rintangan yang dihadapi, semangat untuk menyampaikan kekayaan bawah laut dan keindahan alam Kaimana menjadi pendorong utama bagi tim.
Keindahan Alam Kaimana
Kaimana, sebagai lokasi utama dari Film Dokumenter Menjaga Laut Menjaga Kehidupan, dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Daerah ini memiliki ekosistem laut yang kaya dan beragam, menjadikannya sebagai tujuan wisata yang menarik, meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan tempat-tempat seperti Raja Ampat atau Labuan Bajo. Melalui film tersebut, keindahan Kaimana dipaparkan dengan jelas, mengajak penonton untuk melihat sisi lain dari Indonesia yang belum banyak terjamah.
Kaimana tidak hanya menawarkan keindahan di bawah laut tetapi juga berbagai aktivitas seru yang dapat dilakukan oleh para wisatawan. Dari diving yang mempertemukan wisatawan dengan kehidupan laut hingga eksplorasi hutan mangrove, setiap pengalaman memperkaya wawasan mengenai ekosistem lokal. Banyak wisatawan yang datang untuk mendapatkan lisensi diving atau sekadar menikmati keindahan panorama tanpa merusak habitat asli.
Harapan dari Penayangan Film
Salah satu tujuan utama dari peluncuran film ini adalah untuk mendorong kesadaran tentang pentingnya konservasi lingkungan. Prilly berharap agar penonton tidak hanya terpesona oleh keindahan alam, tetapi juga terinspirasi untuk berperan dalam melindungi ekosistem laut yang rapuh. Film ini berfungsi sebagai panggilan bagi semua orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan, mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan, dan mempromosikan perjalanan berkelanjutan.
Melalui Film Dokumenter Menjaga Laut Menjaga Kehidupan, Prilly dan tim berharap untuk membangkitkan minat masyarakat terhadap konservasi laut di Indonesia. Mereka ingin menghapus stigma bahwa wilayah-wilayah tertentu, seperti Kaimana, kurang menarik dibandingkan dengan tujuan populer lainnya. Dengan menampilkan keindahan tersendiri dari Kaimana, mereka berharap dapat menarik lebih banyak pengunjung serta memperkuat gerakan konservasi di daerah tersebut.
Film ini adalah langkah awal untuk menunjukkan bahwa Kaimana memiliki potensi luar biasa yang bisa menarik perhatian dunia. Harapannya, film ini tidak hanya akan ditonton oleh banyak orang tetapi juga dapat mendorong tindakan nyata untuk melindungi keindahan alam Indonesia agar tetap lestari untuk generasi mendatang.