Mitos atau Fakta: Benarkah Pasta Gigi Bisa Mengurangi Efek Gas Air Mata?

17 Feb 2025 18:25 WIB

thumbnail-article

Pexels/Joel Santos

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Gas air mata merupakan senjata pengendali huru-hara yang sering digunakan oleh aparat keamanan dalam situasi kerusuhan.

Saat terpapar gas ini, tubuh bereaksi secara fisik dengan mengeluarkan air mata sebagai respons alami terhadap iritasi. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang parah, termasuk pandangan yang kabur, kesulitan bernapas, dan perasaan terbakar di mata.

Salah satu mitos umum yang beredar adalah penggunaan pasta gigi atau odol untuk meredakan efek gas air mata. Namun, banyak ahli medis menyatakan bahwa pasta gigi tidak memiliki efek yang signifikan dalam mengatasi masalah ini.

Penelitian menunjukkan bahwa gas air mata bertindak melalui inhalasi, bukan melalui kontak dengan mata. Karenanya, mengoleskan pasta gigi pada area mata justru tidak membantu dan dapat memperburuk iritasi.

Menggunakan pasta gigi di area yang sensitif seperti mata dapat berisiko menimbulkan efek samping serius. Beberapa risiko termasuk iritasi kulit, kemerahan, dan bahkan luka bakar kimia jika pasta gigi tersebut mengandung bahan yang kuat.

Oleh karena itu, penggunaan pasta gigi sebagai metode penanganan gas air mata sangat tidak disarankan.

Penjelasan ilmiah tentang gas air mata

Gas air mata mengandung berbagai senyawa kimia yang dirancang untuk mengiritasi selaput lendir, termasuk chlorobenzylidene malononitrile (CS), yang menjadi zat aktif utama dalam banyak jenis gas air mata. Zat ini bekerja dengan meningkatkan sekresi air mata dan menyebabkan rasa perih.

Ketika terhirup, gas air mata akan masuk ke dalam saluran pernapasan dan mulai memberikan efek melalui iritasi pada membran mukosa. Pada saat yang sama, iritasi ini menyebabkan kelenjar air mata memproduksi air mata dalam jumlah berlebih, sebagai bentuk pertahanan tubuh terhadap zat asing yang merugikan.

Paparan gas air mata dapat menimbulkan dampak kesehatan jangka pendek dan, dalam kasus tertentu, bahkan jangka panjang. Beberapa efek samping yang biasa dialami adalah sesak napas, bengkak pada selaput mata, dan reaksi alergi, terutama pada individu yang memiliki riwayat asma atau masalah pernapasan lainnya.

Alternatif penanganan yang aman

Jika seseorang terpapar gas air mata, tindakan pertama yang sebaiknya dilakukan adalah membilas mata dengan air bersih yang mengalir. Proses ini dapat membantu mengeluarkan sisa-sisa gas dan mengurangi iritasi. Pembersihan selama 10 hingga 15 menit sangat dianjurkan untuk mengurangi efek gas tersebut.

Ahli merekomendasikan beberapa bahan alami yang dapat membantu meredakan efek gas air mata. Misalnya, larutan garam, susu, atau santan dapat digunakan untuk membersihkan area yang terkena gas dengan lebih aman. Bahan-bahan ini tidak hanya mengurangi iritasi, tetapi juga lebih ramah lingkungan dan aman untuk kulit.

Langkah-langkah pertolongan pertama

Pertolongan pertama yang sebaiknya diberikan jika terpapar gas air mata adalah:

  • Segera menjauh dari area paparan.

  • Bilas mata dengan air bersih.

  • Lepas pakaian yang terkena kontaminasi.

  • Jika gejala berlanjut, segera cari bantuan medis.

Praktik terbaik selama demonstrasi

Menghindari paparan gas air mata

Selalu disarankan untuk menjauh dari area yang diketahui menggunakan gas air mata. Hindari berdiam di dataran rendah karena gas biasanya akan menumpuk di area tersebut. Pilihlah tempat yang lebih tinggi untuk menghindari paparan langsung.

Perlengkapan yang dianjurkan saat demo

Sangat penting untuk menggunakan perlindungan yang tepat, seperti masker wajah atau kacamata pelindung. Ini dapat membantu melindungi saluran pernapasan dan mata dari iritasi yang disebabkan oleh gas air mata serta mencegah gangguan visi.

Tindakan yang harus diambil jika terpapar

Jika seseorang sudah terpapar gas air mata, langkah pertama adalah segera mencari tempat aman dan melakukan pembersihan mata dengan air bersih. Jika ada gejala berkelanjutan seperti sesak napas atau iritasi parah, penting untuk mendapatkan bantuan medis sesegera mungkin. Penanganan yang cepat dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER