Advertisement

Pabrik Penipuan di Asia Tenggara: Perdagangan Manusia & Penipuan Terhadap Ratusan Juta Orang

15 May 2025 19:30 WIB

thumbnail-article

Korban pusat penipuan yang ditipu atau diperdagangkan untuk bekerja di Myanmar, terjebak dalam ketidakpastian di sebuah kompleks di dalam KK Park, sebuah pabrik penipuan, dan pusat perdagangan manusia di perbatasan Thailand-Myanmar setelah tindakan keras multinasional terhadap kompleks yang dijalankan oleh geng kriminal, yang dioperasikan oleh Pasukan Penjaga Perbatasan Karen (BGF) di Myawaddy, Myanmar, 26 Februari 2025. Sumber: Reuters.

Penulis: Juan Robin dan Achmad Wahib

Editor: Laban Abraham

RINGKASAN

“Myanmar, jadi titik terpanas pusat penipuan daring yang beroperasi menipu ratusan juta orang di seluruh dunia. Ketidakstabilan politik di daerah itu memungkinkan para mafia China mengoperasikan bisnis mereka tanpa hukuman.”

Andi, bukan nama sebenarnya masih ingat saat tawaran kerja ke luar negeri itu datang, ia buru-buru menyambutnya. Harapan mengubah ekonomi keluarganya dan mimpinya bekerja di luar negeri seolah terkabulkan. Segera, ia menyetujui untuk menerima tawaran itu dari sahabatnya.

“Tawarannya bekerja di Thailand sebagai customer service,” kata Andi kepada Narasi beberapa waktu lalu.

“Saya tidak mengeluarkan biaya, semua tiket mereka yang membelikan,” katanya.

Dua hari setelahnya, Andi terbang ke Thailand melalui bandara Soekarno Hatta di Jakarta  berbekal tiket yang diberikan dari seseorang yang dihubungkan lewat daring oleh temannya. Sesampainya di Bandara Swarabumi, ia dijemput oleh seseorang dan membawanya untuk menginap di Bangkok.

“Saya lupa nama hotelnya, tapi itu di Bangkok,” katanya.

Mulanya, ia tak curiga karena ia telah sampai di Bangkok, tapi esok harinya ia justru dibawa terbang lagi dari Bangkok ke Mae Sot, sebuah daerah yang berbatasan antara Thailand dan Myanmar. Di sana, ia dijemput menggunakan mobil oleh orang berkebangsaan China dan dipindahkan ke mobil lain saat transit di sebuah pelataran hotel.

Andi mengingat, Hotel itu bernama 02 di sebuah distrik di Mae Sot. Lokasi tepatnya, berada di 200, Mae Pa, Mae Sot District, Tak 63110, Thailand. Dari sana, ia kemudian dipindahkan ke mobil lain untuk melanjutkan perjalanan. Ia sempat dibawa ke sebuah tempat dekat perbatasan Thailand dan Myanmar dan menunggu hampir setengah jam di sana.

 

Hotel 02, Mae Sot, Thailand

 

Andi menduga, ia dibawa ke tempat oknum imigrasi Thailand di perbatasan karena sebelumnya ia diminta memberikan identitas di tempat itu. Setelahnya, Andi dibawa menyeberangi sungai Moei. Ia baru tersadar dan merasa banyak kejanggalan karena ia telah dibawa jauh dari Bangkok.

Apalagi saat tiba di Myanmar ia dijemput tentara bersenjata di perbatasan dan dibawa menggunakan mobil penjelajah bersama dengan warga negara asal China yang telah lebih dulu dan ia temui di Mae Sot.

“Saya mulai merasa janggal karena lokasinya kerja yang dijanjikan itu ada di Bangkok, tapi saya malah dibawa jauh dari sana sampai perbatasan,” ujarnya.

Abdul, warga Bekasi, Jawa Barat masih ingat saat tawaran bekerja di Thailand itu datang menghampirinya saat pandemi Covid-19 pada 2022. Ia bersama dengan sekitar sebelas orang lainnya dikumpulkan di sebuah rumah makan kawasan Bekasi sebelum ia terbang ke Thailand bersama sepasang suami-istri.

Tak ada kecurigaan, singkatnya Abdul berangkat ke Thailand dengan sebelas orang lainnya dari Indonesia. Ia berangkat dari Bandara Soekarno Hatta dini hari dan kemudian masuk melalui Thailand melalui Bandara Don Mueang. Di Thailand, ia bertemu dengan sosok berkewarganegaraan Singapura yang menyambutnya dan mengajak makan di Bangkok.

Di sana ia di brief bahwa akan bekerja di perusahaan digital untuk kemudian pada esok harinya dibawa menggunakan sebuah minibus ke Mae Sot, sebuah distrik di Thailand yang berbatasan dengan Myanmar. Mulanya Abdul tak curiga, tapi kemudian ia baru merasa adanya kejanggalan saat menyeberangi sungai Moei dan dijemput tentara dengan senjata laras panjang.

“Kami dijemput tentara bersenjata dan langsung dibawa menggunakan mobil,” kata Abdul.

Ia kemudian dibawa ke sebuah tempat yang belakangan ia ketahui di sana adalah tempat penipuan daring. Di lokasi itu pula ia bertemu Robiin, mantan anggota DPRD Indramayu, Jawa Barat yang juga ikut terjebak dalam perdagangan manusia untuk penipuan online di perbatasan Myanmar-Thailand.

Kami bertemu Robiin, usai ia dibebaskan dari markas penipuan online di Myanmar beberapa hari setelah ia tiba di Indonesia. Kepada Narasi, Robiin bercerita bahwa mulanya ia terjebak perdagangan manusia di Myanmar karena iklan lowongan di Facebook. Robiin saat itu berada di Singapura untuk bekerja, tawaran mencari pendapatan dengan bekerja di Thailand lewat facebook kemudian ia ambil.

Ia terbang ke Thailand dengan ongkos tiket yang ia beli sendiri untuk menemui pemberi kerja yang ia kenal lewat facebook. Di Thailand Robiin berhubungan dengan si penipu melalui telepon yang mengantarkannya hingga perbatasan Thailand dan Myanmar melalui sungai Moei. Robiin baru menyadari ia menjadi korban setelah berada di Myanmar ketika ia dijemput tentara bersenjata yang membawanya ke pusat penipuan di perbatasan.

“Saya waktu itu di Singapura, karena tawaran bekerja dengan gaji menggiurkan, saya tertarik dan terbang ke Thailand,” kata Robiin.

Dipaksa Menipu & Hari-hari Penuh Kekerasan 

Andi masih mengingat, saat sampai di markas penipuan itu, ia lantas menemui manajer perekrutan berkewarganegaraan Malaysia. Ia sempat meminta untuk dipulangkan, tapi upaya itu sia-sia. Yang ia ingat, manajer asal Malaysia itu berkata: “Saya juga korban, maka turuti saja pekerjaan dan tetap bertahan di sini. Karena kalau kamu melarikan diri, nyawa taruhannya,” kata Andi mengingat perkataan si manajer perekrutan saat ia sampai di markas penipuan.

Andi menggambarkan bagaimana tempat penipuan itu tertutup dan sulit untuk melarikan diri. Ia bilang, bagian depan dijaga oleh tentara bersenjata sementara di sekelilingnya dipasang kawat berduri dan CCTV. Tempat penipuan itu mirip kompleks perkantoran, dikelilingi pagar beton dan setiap beberapa meter berdiri pos penjagaan yang dijaga pasukan bersenjata.

Di tempat penipuan itu, segala fasilitas lengkap dibangun, mulai dari supermarket, hotel hingga pusat hiburan. Hanya ada satu pintu di gerbang utama untuk masuk ke kawasan itu. Sementara di sekelilingnya berdiri bangunan empat lantai yang digunakan untuk menampung para korban dan gedung lainnya digunakan sebagai kantor operasional penipuan.

Belakangan Andi baru mengetahui bahwa ia berada di KK Park, sebuah kawasan penipuan daring yang kemudian terkenal di pemberitaaan. Lokasi itu ia baru ketahui setelah bebas dan berhasil kabur dari KK Park, karena sebelumnya ia sempat mengirim pesan dan mengirim lokasi kepada keluarganya di Indonesia.

“Saya sempat mengirim lokasi ke keluarga,” kata Andi.

Citra satelit KK Park ©2024 Maxar Technologies

 

Andi berkata, selama berada di KK Park ia menjalani pekerjaan sebagai penipu online. Ia diminta membuat banyak akun di Instagram dengan berbagai nama dan mengaku sebagai wanita. Tujuannya ialah mencari korban dari Eropa dan Amerika.

“Saya diminta membuat banyak akun dan mengaku sebagai pengusaha,” katanya.

“Target korbannya adalah Eropa dan Amerika,” kata Andi.

Selama dipaksa menipu, ia mendapatkan target. Jika tak terpenuhi, maka ada hukuman yang akan diberikan. Apalagi, jika berupaya melarikan diri dari lokasi penipuan. Maka hukumannya semakin berat. Andi berkata, hukuman yang ia terima terkadang berbentuk kekerasan, kadang ia dipukul dan paling parah katanya, ada temannya yang mengalami penyiksaan karena melakukan perlawanan.

“Ada juga yang disetrum,” kata Andi.

“Saya belum pernah, lebih banyak fisik, misalnya berlari mengelilingi lapangan,” terangnya lagi.

Di Kompleks penipuan di KK Park, para korban memang tak bisa berbuat banyak selain menuruti kemauan para bandar penipu untuk bekerja mencari korban yang bisa diperas uangnya.

Saban hari mereka selalu diawasi oleh para pelaku dan bekerja nyaris 24 jam sepanjang hari di depan komputer.

 

Tangkapan layar Akun Instagram wanita  yang dibuat Andi untuk menjerat para korban penipuan online di KK Park/ Narasi

 

Jika Andi bekerja dipaksa bekerja sebagai penipu, lain hal ceritanya dengan Abdul. Mulanya Abdul juga diminta mencari korban yang bisa ditipu dengan membuat akun, tapi belakangan ia ditarget untuk mengumpulkan sebanyak mungkin nomor telepon korban untuk kemudian diserahkan ke tim lain yang bertugas untuk menghubungi dan menjerat lewat daring.

Sama seperti Andi, di tempat Abdul, kekerasan dan perlakuan tak manusiawi juga terjadi jika mereka tak bekerja sesuai dan memenuhi target. Abdul misalnya pernah mengalami kekerasan berupa pukulan karena tak mencapai target mendapatkan ratusan nomor setiap hari.

“Saya juga pernah mengalami, tapi memang tidak seperti yang beredar di video,” kata Abdul.

“Kekerasan yang paling parah itu dipukuli dan di setrum,” ujarnya.

Tekanan, ancaman dan kekerasan memang membuat para korban tak bisa berbuat banyak selain bekerja menjadi penipu daring. Mereka bekerja dibawah tekanan dan jam kerja yang tak manusiawi. Apalagi kebanyakan dari mereka tak menerima imbalan.

Robiin, bercerita bahwa selama ia bekerja menjadi penipu di markas penipuan di Myanmar, ia tak pernah sekalipun menerima imbalan dan bahkan harus bekerja lebih dari 12 jam sehari untuk mencari calon nomor korban melalui akun TikTok. Jika target mendapatkan nomornya tak berhasil, maka selain jam kerja ada juga kekerasan yang ia alami.

Para korban memang mengalami hari-hari paling traumatis selama hidup mereka di markas penipuan. Pagi bagun untuk bekerja menjadi penipu dan pulang menjelang dini hari, dan begitu hari-hari mereka di markas penipuan.

Kata Abdul, untuk lepas dari lingkaran setan kekerasan dan bisa keluar dari markas penipuan, uang tebusan adalah jawabannya.

Para pelaku biasanya meminta uang tebusan puluhan ribu dollar ke pihak keluarga agar mereka bisa dibebaskan dari markas penipuan. Tapi hal itu tak pernah menjamin bahwa mereka benar-benar akan dibebaskan.

“Kalau mau bebas maka harus memberikan tebusan,” kata Robiin.

Sebuah analisis dari Chainanlysis menemukan bahwa pola para pelaku geng kriminal yang beroperasi di markas penipuan di Myanmar khususnya KK Park dikendalikan oleh geng kriminal asal Tiongkok. KK Park sendiri menampung sekitar kurang lebih 2.000 ribu orang pekerja penipuan yang juga jadi korban perdagangan orang untuk bekerja melakukan penipuan.

Grafik Chainalysis Reactor di atas menunjukkan beberapa aktivitas on-chain hubungan ke KK Park.

 

Menariknya mereka menemukan bahwa para pelaku geng kriminal ini menemukan dompet Krypto untuk hasil transaksi kejahatan mereka yang juga digunakan untuk menerima uang tebusan dari para korban perdagangan manusia yang ingin bebas dari markas penipuan.

“Beberapa operasi penipuan mungkin mencampur hasil penipuan dengan pembayaran tebusan dari keluarga-keluarga korban," kata Eric Heintz, Analis Global di Global Fusion Center dari International Justice Mission.

Heintz dan timnya membantu kantor lapangan IJM dalam upaya mereka membantu korban perdagangan manusia dari geng-geng markas penipuan atau penyembelihan babi. Sebagai bagian dari upaya ini, mereka juga melacak geng-geng itu sendiri, memantau aktivitas perekrutan mereka di media sosial, memetakan tempat-tempat mereka melalui citra satelit, dan berkomunikasi dengan para korban.

Jaringan Bisnis Tentara BGF & Geng Kriminal Tiongkok 

Selama dekade terakhir, wilayah Karen BGF/KNA telah menjadi simpul utama dalam jaringan pusat penipuan dunia maya dan perjudian daring ilegal di Asia Tenggara, tempat kelompok kriminal meraup miliaran dolar.

Para pemimpin Karen BGF/KNA memperoleh keuntungan dari kejahatan transnasional melalui penguasaan lahan, kepemilikan langsung dalam pengembangan real estat melalui perusahaan patungan, pajak, keamanan, penyelundupan, perdagangan manusia, dan penjualan utilitas. 

Cyber ​​Scam Monitor, sebuah proyek yang dibentuk untuk mendokumentasikan dan mengungkap operasi penipuan siber di Asia Tenggara, menjelaskan model bisnis penipuan siber. Dalam beberapa kasus, kompleks besar telah didirikan untuk menampung puluhan perusahaan, di tempat lain, hotel dan kondominium telah disewakan kepada operator.

Kebanyakan kasus, operasinya dikendalikan oleh gangster dan elemen kriminal, sering kali memiliki hubungan dengan elit lokal, atau setidaknya dengan persetujuan dan perlindungan diam-diam mereka.

Di antara banyak tempat-tempat penipuan yang dikendalikan BGF, KK Park adalah salah satunya. Seperti kata Andi, yang ia ingat ketika masih masih berada di pabrik penipuan, di tembok tertulis nama Dongmei Group. Narasi mencoba menelusuri perusahaan ini.

Laporan yang pertama kali muncul dan menyebut tentang Dongmei adalah investigasi New York Times pada 2023 tentang kompleks penipuan ini di KK Park. Laporan ini mengungkap bagaimana seorang pria Tiongkok yang dijuluki Neo yang diperdagangkan ke situs tersebut dan dipaksa bekerja pada penipuan mata uang kripto untuk sebuah geng kriminal Tiongkok setelah secara keliru dijanjikan pekerjaan penerjemahan dengan bayaran tinggi.

Dia dikurung di Dongmei Park selama tujuh bulan. Taman tersebut digambarkan sebagai "tempat terlarang", dimana narkoba dengan mudah bisa dibeli dan bangunan-bangunan seperti asrama berfungsi ganda sebagai rumah bordil. Keamanan yang ketat mencegah tawanan melarikan diri, dengan menara pengawas dan penjaga berseragam militer dan senapan ditempatkan di gerbang utama. Cerita yang juga sama diceritakan oleh Andi selama berada di KK Park.

“Yang saya tahu tertulis di tembok Dongmei Group,” kata Andi.

Salah satu investor utama di Dongmei Park adalah Wan Kuok-koi (juga dikenal sebagai Broken Tooth, Yin Gouju), mantan pemimpin Triad 14K, organisasi kriminal besar Tiongkok yang dicari oleh polisi Malaysia, seperti temuan Justice for Myanmar. Ia juga dikenal dengan dan bengkongsi dengan San Myint akrab dikenal Saw Chit Thu, seorang pria berusia 54 tahun berpangkat kolonel dan merupakan sekretaris jenderal dan “penasihat senior” BGF.

Pada 2020, dalam Hari Anti-Korupsi Internasional, Amerika Serikat pernah menjatuhkan sanksi kepada Wan Kuok-koi, Dongmei Group dan World Hongmen History and Culture Association yang dipimpinnya.

Pengumuman Departemen Keuangan AS mencatat bahwa World Hongmen History and Culture Association “menyebar ke seluruh Asia Tenggara” dan menggambarkannya sebagai organisasi yang dimanfaatkan oleh Triad 14K.   

Wan Kuok-koi mendirikan Dongmei Park dengan warga negara Malaysia bernama Dato Dr Mashitah Ibrahim. Mashitah Ibrahim adalah mantan Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri dan mantan senator Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dengan gelar PhD dalam Syariah Islam.

Dia terus memainkan peran aktif di UMNO setelah dia memulai hubungannya dengan Wan Kuok-koi dan Dongmei Group, mencalonkan diri dalam pemilihan 2022 sebagai kandidat partai untuk daerah pemilihan federal Kuala Kedah (dia kalah). Mashitah Ibrahim telah menggambarkan dirinya sebagai "wanita besi" untuk proyek Dongmei Park dalam sebuah posting di akun Facebook pribadinya.

Sementara suaminya, Datuk Abdul Shakor bin Abu Bakar adalah mantan diplomat . Dato Sri Liong Kee Huat digambarkan oleh World Hongmen History and Culture Association sebagai penasihat Kementerian Dalam Negeri Malaysia.

Dongmei Group memiliki perusahaan terdaftar di Hong Kong, Dongmei Investment Group Company Limited, yang memiliki dua direktur dan pemegang saham Malaysia: Datuk Abdul Shakor bin Abu Bakar dan Yong Mun Hong.

Dongmei Group terkait dengan perusahaan Malaysia, Grand Commerce Network Sdn. Bhd. Grand Commerce Network dimiliki oleh Mashitah Ibrahim dan Abdul Shakor bin Abu Bakar, dengan Ibrahim memegang saham pengendali.

Dongmei Group memiliki bisnis terdaftar di Hong Kong, Dongmei Investment Group Company Limited yang disetujui AS, dengan 2 direktur & pemegang saham Malaysia: Datuk Abdul Shakor bin Abu Bakar & Yong Mun Hong.

 

Mashitah Ibrahim, Abdul Shakor bin Abu Bakar, dan Sri Liong Kee Huat diketahui pernah melakukan perjalanan ke Thailand dan kotapraja Myawaddy pada tanggal 29 Januari 2020, bersama beberapa rekan mereka. Satu foto memperlihatkan Mashitah Ibrahim dan Sri Liong Kee Huat di lokasi yang tampaknya merupakan lokasi pembangunan Taman Industri Saixigang, ditemani oleh pasukan BGF Karen. 

Pada 24 Februari 2020, Mashitah Ibrahim memposting dari upacara peletakan batu pertama di lokasi proyek di kotapraja Myawaddy, sebuah acara yang dipublikasikan oleh Asosiasi Sejarah dan Budaya Hongmen Dunia.

Datuk Abdul Shakor bin Abu Bakar berpidato di upacara peletakan batu pertama Taman Dongmei di kotapraja Myawaddy. Pasukan BGF Karen berdiri di latar belakang. Sumber: Akun Facebook Mashitah Ibrahim, 2020

 

Pada upacara tersebut, Abdul Shakor bin Abu Bakar memberikan pidato di mana ia merujuk pada "penelitian terperinci dan analisis pasar" mereka dan memberi tahu orang banyak bahwa Myawaddy adalah "surga investasi potensial", menyebutkan prospek untuk pariwisata, permata, rekreasi dan hiburan dan pengembangan blockchain (pada tahun 2022, Dato Sri Liong Kee Huat dan satu investor Dongmei Park lainnya meluncurkan mata uang kripto yang disebut Meta X Dao).

Dalam video lain dari upacara peletakan batu pertama, para tamu berkumpul di panggung, menghitung mundur dalam bahasa Mandarin dan bersorak. Wan Kuok-ki berada di depan dan tengah, berdiri di antara Mashitah Ibrahim dan Abdul Shakor bin Abu Bakar.

Cuplikan dari video upacara peletakan batu pertama Taman Dongmei di kotapraja Myawaddy. Wan-Kuok Koi berada di tengah, di antara Mashitah Ibrahim dan Abdul Shakor bin Abu Bakar. Sumber: Akun Facebook Mashitah Ibrahim, 2020.

Pada Agustus 2024, Kepolisian dan Komisi Anti Korupsi Malaysia melakukan investigasi keterlibatan Mashitah Ibrahim dan suaminya, Datuk Abdul Shakor bin Abu Bakar. Mereka berencana memeriksa saksi termasuk juga memeriksa Mashitah pada bulan Juli 2024. Mashitah sendiri telah membantah keterlibatannya dalam pusat penipuan daring di KK Park, tapi temuan Justice For Myanmar membuat mereka sulit untuk balik menyangkal semua tuduhan.

“Saya tidak akan ragu untuk mengambil tindakan hukum terhadap siapa pun yang mencoba mengaitkan saya dengan fitnah yang bertujuan merusak reputasi saya.” kata seperti dikutip dari Malaymail.com.

Kamboja & Kisah Markas Penipuan Lainnya 

Dalam ingatan Ujang, nama samaran, seorang pria asal Sumatera, mendapat tawaran bekerja di luar negeri adalah impiannya. Pada suatu hari di tahun 2022, tawaran itu datang dari seorang yang baru ia kenal di Facebook. Sosok itu menawarkankan pekerjaan di sebuah perusahaan digital di Thailand, pola yang sama dan metode perekrutan serupa di banyak kisah para korban perdagangan manusia untuk penipuan online yang dijual di Myanmar yang kami temui.

Singkatnya, Ujang menerima tawaran itu. Ia berangkat ke Thailand, tapi kemudian ia malah dibawa ke Kamboja. Di sana, ia ditawan di sebuah tempat di perbatasan. Ia dikurung, paspornya disita dan dipaksa melakukan penipuan online dalam berbagai jenis mulai dari penipuan asmara hingga penipuan marketplace. “Ada love scamming juga,” kata Ujang bercerita.

Love Scamming adalah penipuan asmara berbasis digital yang belakangan marak terjadi dan korbannya adalah orang-orang Eropa dan Amerika atau bahkan orang-orang Timur Tengah tajir dengan uang pensiunan melimpah. Pelakunya menjadi sosok seorang pengusaha, kebanyakan mengaku sebagai wanita dan berbisnis investasi saham, lantas menjerat korbannya untuk ikut menyetor dana untuk investasi. Jika masuk jeratan, uang korban akan dikuras habis dan ditransfer melalui dompet krypto.

Saat bekerja sebagai penipu di Kamboja, nyaris ia tak pernah bisa keluar dari kompleks tempat ia ditahan. Menariknya, kompleks itu, kata dia berada di tengah-tengah pusat keramaian dan menyatu dengan gedung-gedung bertingkat lainnya. Ujang, tak bisa mengetahui dimana ia ditahan, tapi yang ia ketahui, lokasinya ada di perbatasan antara Thailand dan Kamboja.

“Penjagaannya ketat. Kalau melarikan diri terlalu bersiko,” ujarnya.

Tekanan, intimidasi dan kekerasan membuat para korban tak pernah punya kesempatan dan takut untuk melarikan diri. Di tempat ini pula lah, Rio, seorang pria asal Batam, bertemu dengan Ujang sesama dari Indonesia. Rio datang hanya beda beberapa bulan dengan Ujang, ia terjebak jadi korban perdagangan manusia setelah tergiur tawaran bekerja di Thailand dengan upah besar. Kenyataannya, ia malah dijual di Kamboja sebagai penipu online.

Rio berangkat masuk lewat Singapura pada medio 2023, dari orang yang baru ia kenal di Batam. Ia berhubungan dengan orang yang mengajaknya melalui sambungan telepon dan tak pernah bertemu.

“Semua melalui telepon, orangnya tak pernah saya temui,” katanya.

Ujang dan Rio berhasil bebas setelah polisi Kamboja mereka membuat sebuah testimoni ke  Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Phnom Penh di Kamboja. Video itu mereka kirimkan beberapa bulan sebelum dibebaskan. Kata Ujang, mereka sempat diancam dan bahkan dianggap membocorkan soal kondisi mereka ke polisi dan bahkan mereka mendapat ancaman pembunuhan. Tapi, kemudian mereka dibebaskan.

Menariknya, menurut Ujang, sebelum mereka lapor ke KJRI melalui email diam-diam, para korban dari Indonesia yang jumlahnya 5 orang itu telah melaporkan bahwa mereka korban perdagangan orang ke polisi Kamboja. Sayangnya, laporan itu justru bocor ke perusahaan dan mereka malah menerima ancaman.

“Lapor polisi di sana percuma, karena mereka sudah bekerjasama, tapi beruntung kami sudah di Indonesia,” katanya, lega.

Seingat Ujang, perusahaan tempat mereka bekerja tercatat sebagai kasino. Mereka juga memiliki izin resmi dari pemerintah Kamboja untuk menjalankan dan membuka operasi kasino di sana. Sayangnya, Kasino hanya kamuflase, kantor aslinya ialah markas penipuan digital yang dikendalikan oleh sosok berkewarganegaraan China. Ujang dan Rio tak mengetahui detail nama kantornya termasuk perusahaan apa mereka di pekerjakan.

“Saya tidak tahu, yang kami tahu itu mereka terdaftar sebagai kasino,” kata Ujang.

Kami kesulitan untuk memverifikasi termasuk mengidentifikasi perusahaan apa yang mempekerjakan mereka di Kamboja termasuk perusahaan itu berdiri. Keduanya hanya mengatakan, seingat mereka, berada diantara perbatasan Thailand dan Kamboja. Dugaan kami lokasi yang menjadi tempat perusahaan Ujang dan Rio ditahan ialah kawasan Provinsi Kandal, Kamboja.

Pada Agustus 2022, kawasan ini pernah jadi sorotan menjadi salah satu tempat markas penipuan online setelah para korbannya melarikan diri. Para korban itu berasal dari Vietnam. Mereka melarikan diri karena eksploitasi dan bekerja tak sesuai seperti yang dijanjikan.

Dari Pusat Judi ke Pusat Penipuan 

Kamboja, memang dikenal menjadi markas judi legal yang berkembang pesat sejak 2010. Ledakan pembangunan di Kamboja, khususnya judi mulanya berkembang di Sihanoukville, di mana pembangunan di daerah ini mencapai puncaknya pada 2019 ketika pemerintah setempat melegalkan dan memberikan izin bagi investasi Tiongkok untuk perjudian.

Seiring dengan perkembangannya, Sihanoukville menjelma seperti Wild West, sebuah wilayah di perbatasan Amerika yang sempat tersohor pada abad ke-19 dikenal menjadi tempat pelanggaran hukum, kekerasan dan citra koboi dan penjahat yang diromantisasi. Sihanoukville adalah wujudnya di Asia Tenggara, dimana kejahatan dan kekerasan terjadi juga di daerah ini.

Jika merujuk peta google, setidaknya ada 135 tempat perjudian daring yang tercatat hingga 2019 bersamaan dengan Perdana Menteri Hun Sen mengumumkan bahwa perjudian daring akan dilarang dan tidak akan ada lisensi baru yang dikeluarkan.

Larangan tersebut resmi berlaku pada tanggal 1 Januari 2020, dan pada akhir bulan tersebut, pemerintah melaporkan bahwa 200.000 warga negara Tiongkok telah meninggalkan Kamboja setelah larangan perjudian daring. Kemudian Covid-19 terjadi.

Tangkapan layar casino di Sihanoukville, file aslinya bisa dilihat di sini

 

Meski dulunya dikenal sebagai tempat perjudian, Kamboja kini juga telah bersalin rupa sebagai tempat kejahatan daring. Meski pemerintah Kamboja telah berkali-kali membantah tuduhan ini, tapi banyak laporan yang muncul dan berkaitan dengan kejahatan dan geng kriminal yang beroperasi di wilayah mereka.

Pada Oktober 2024, media KBS berbasis di Korea telah melaporkan bahwa salah seorang warga negara Korea telah menjadi korban perdagangan orang dan dipaksa bekerja di markas penipuan daring di Phnom Penh. Otoritas Kepolisian Kamboja buru-bru membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa berita itu fitnah belaka. Bantahan itu mereka posting di facebook.

Dan di Indonesia, kabar mengerikan datang setelah dua orang dikabarkan meninggal di Kamboja dan diduga terjebak dalam perdagangan manusia yang dipekerjakan untuk penipuan online. Kasus ini pun masih dalam proses penyidikan Indonesia dan belum ada tanggapan dari pemerintah Kamboja. 

Meski otoritas keamanan Kamboja terus membantah dan mereka menegaskan bahwa terus berkomitmen untuk memerangi industri penipuan tersebut, kunjungan ke tempat-tempat kejahatan daring oleh Cyber ​​Scam Monitor dan berbagai pengamat lainnya telah mengidentifikasi aktivitas konstruksi yang ekstensif di banyak lokasi dan disinyalir berkaitan dengan pusat penipuan.

Salah satunya ialah pusat penipuan daring terpencil paling terkenal di Kamboja, MDS Henghe Thmorda SEZ, telah mengalami penggusuran besar-besaran dan sebanyak 20 gedung baru dibangun atau sedang dibangun tahun ini. Laporan tentang perdagangan manusia dan penahanan di dalam zona tersebut telah tercatat setidaknya sejak tahun 2021.

Di Koh Kong, sebuah situs yang dikaitkan dengan Senator Ly Yong Phat yang sekarang dikenai sanksi dalam laporan New York Times tahun 2023 sedang diperluas ke selatan, dengan beberapa bangunan besar dibangun dan lebih banyak lahan disiapkan untuk pengembangan.

Sementara lokasi lain yang diketahui menahan pekerja di balik tembok tinggi dalam bangunan berkandang adalah Wo Casino di Kampot. Pembersihan dan pembangunan terus berlanjut pada tahun 2024.

Di Kandal, pembangunan pesat berbagai pembangunan baru dan perluasan kompleks daring yang sudah ada terus berlanjut di Kota Sampeou Poun.

Reporter dari CamboJA mendokumentasikan pembangunan yang sedang berlangsung di kompleks Jinwan yang sudah beroperasi sebagian, serta sebuah lokasi misterius di dekatnya. Lokasi yang terakhir ini berada di pinggir jalan di tengah sawah, dan muncul dari ketiadaan hanya dalam 10 bulan terakhir.

Di luar batas kota Poipet, pembangunan lain telah muncul di bekas persawahan di O Bei Choan, di mana sekitar 100 hektar lahan telah dibersihkan dan bangunan-bangunan bermunculan dengan cepat. Diskusi dalam grup pesan industri penipuan daring menunjukkan bahwa operator pindah ke sini dari bagian lain negara ini dan Myanmar. Kabarnya ratusan warga negara asing telah pindah ke daerah tersebut.

Pembangunan pusat penipuan daring di O Bei Choan, lokasi ini diduga berkaitan dengan pusat penipuan di Myanmar @Cyber Scam Monitor

 

Kota Bavet di Provinsi Svay Rieng telah lama dikenal sebagai kota kasino, tetapi sejak maraknya bisnis daring, banyak pembangunan bermunculan yang bercabang dari jalan utama, semakin masuk ke daerah pedesaan. Dua pembangunan terkini telah berakar dan seluas langsung di sepanjang perbatasan dengan Vietnam.

Pembangunan pertama dimulai pada tahun 2022, dengan penambahan lebih dari setengah lusin bangunan baru pada tahun 2024. Pembangunan kedua dimulai pada tahun 2023 dan luasnya bertambah lebih dari dua kali lipat tahun ini. Di kedua lokasi, bangunan yang telah selesai dibangun sudah beroperasi.

Tidak jauh dari Phnom Penh, sebuah kompleks bertembok baru berdiri hanya dalam waktu sepuluh bulan. Dikenal sebagai 'Mango 2', lokasi tersebut ditampilkan dalam siaran terbaru yang disebutkan di atas oleh KBS Korea , yang melaporkan tentang warga negara Korea yang dibujuk untuk melakukan pekerjaan penipuan di Kamboja dan dipaksa bekerja.

Meskipun Kepolisian Nasional Kamboja menolak laporan tersebut sebagai rekayasa, salah satu kompleks lain yang ditampilkan dalam laporan tersebut terletak di dekatnya dan digerebek beberapa hari setelah siaran KBS .

Dua lokasi baru telah diidentifikasi di Provinsi Tbong Khmum, masing-masing seluas lebih dari 50 hektar. Di Anlong Chrey, ada kompleks besar gedung perkantoran dengan beberapa di antaranya setinggi lebih dari 15 lantai. Meskipun masih dalam tahap pembangunan, proyek ini memiliki kemiripan dengan banyak taman daring lainnya yang tersebar di seluruh Kamboja yang juga dekat dengan perbatasan.

Di Trapeang Phlong puluhan gedung baru ikut berdiri dengan cepat sejak awal 2024. Daerah ini, kabarnya bakal dijadikan tempat pindahan markas judi dari Sihanoukville yang kini mulai sepi. 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement