Advertisement

Pelatihan Jurnalistik di Sekolah Binar, Siap Cetak Jurnalis Muda Untuk Masa Depan

14 May 2025 15:40 WIB

thumbnail-article

Dosen Ilmu Komunikasi UNPAM Bersama dengan Kepala Sekolah dan Siswa Sekolah Binar Sumber: Sekolah Binar.

Penulis: Press Release

Editor: Press Release

Panas terik matahari siang dan lelahnya marathon menerima pelajaran sejak pukul 7 pagi, tidak menyurutkan langkah 53 siswa dan siswi sekolah Binar untuk berkumpul di aula usai jam istirahat siang selesai. Satu per satu siswa dan siswi berbaris rapih memenuhi ruang aula. Sejatinya, 53 siswa dan siswi setingkat Sekolah Menengah Atas ini akan mengikuti pelatihan jurnalistik yang diadakan dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang pada 30 April 2025. Pelatihan ini dilaksanakan dengan memanfaatkan celah waktu sebelum waktu pulang dan seusai istirahat siang. Biasanya jam ini digunakan para relawan guru untuk memberikan pelatihan dan keterampilan bagi para siswa.

Pemberian Materi oleh Dosen Ilmu Komunikasi UNPAM
Pemberian Materi oleh Dosen Ilmu Komunikasi UNPAM

Potensi Sekolah Binar

Sekolah Binar merupakan sekolah nonformal setingkat SMA, yang beralamat di Jalan Sumatera, kecamatan Ciputat, kota Tangerang Selatan, Banten. Sekolah Binar hanya terdiri dari tiga kelas, yakni kelas 10, 11, dan 12, di bawah pengawasan lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Binar. Seluruh siswa yang menuntut ilmu dan belajar di sekolah Binar, tidak dipungut biaya, dan karena hanya terdiri dari 3 kelas, setiap siswa yang masuk di Sekolah Binar harus melalui seleksi tes termasuk tes psikologi dan survei ke rumah dan latar belakang orang tua yang dipastikan berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi dan finansial. Dengan demikian, pihak sekolah memastikan menjaga kualitas dari para siswa sehingga menjadi lulusan yang tidak hanya meraih prestasi secara akademis setingkat SMA (melalui kejar Paket C) tapi juga memiliki skill atau keterampilan yang bermanfaat di kemudian hari. Tidak sedikit juga para siswa lulusan sekolah Binar yang meraih beasiswa untuk kuliah di sejumlah perguruan tinggi.

Selain belajar secara akademis, para siswa sekolah Binar juga mendapatkan pembelajaran keterampilan seperti merajut, menjahit, hingga latihan sepak bola. Namun masih sedikit pembelajaran dari para relawan guru terkait literasi, terutama terkait jurnalistik. Latar belakang inilah yang menggerakkan dua dosen Fakultas Ilmu Komunikasi dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang, untuk memberikan pelatihan gratis Dasar-Dasar Jurnalistik kepada para siswa sekolah Binar. Pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pelatihan Dasar Jurnalistik untuk Siswa SMA; Menulis, Membaca dan Membuat Berita.

Diskusi Antara Siswa Sekolah Binar dengan Dosen UNPAM
Diskusi antara Dosen Ilmu Komunikasi UNPAM dengan Siswa Sekolah Binar 

Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dijalani oleh para dosen, termasuk dosen prodi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang. Jurnalistik merupakan salah satu penjurusan yang ada di prodi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang (ILKOM UNPAM). Pelatihan dasar jurnalistik yang diberikan kepada puluhan siswa sekolah Binar merupakan cuplikan dan rangkuman dari materi mata kuliah Dasar-Dasar Jurnalistik yang ada di prodi ILKOM UNPAM. Materi kemudian diadaptasi agar mudah dimengerti oleh siswa setingkat SMA dan bisa segera dipraktekkan. Pelatihan dasar jurnalistik oleh dosen ILKOM UNPAM ini disambut baik Kepala Sekolah Binar, Biardini, yang berharap materi pelatihan bisa bermanfaat untuk para siswa, “Harapannya para siswa mengerti dan meningkatkan literasi sehingga mengetahui bagaimana dunia jurnalistik dan bijak menggunakan media digital.”

Dua dosen ILKOM UNPAM yang memberikan materi adalah Prima Virginia dan Aprilia Dwi Permatasari. Dengan latar belakang jurnalis dan bekerja di media televisi nasional, dosen Prima Virginia memberikan dasar pelatihan materi menulis, membaca dan membuat berita. Disini peserta diberikan penjelasan mengenai penulisan dasar jurnalistik yang menggunakan tata bahasa yang berbeda. Menurut dosen Prima, penulisan naskah untuk media cetak, radio dan televisi menggunakan kata dan bahasa yang berbeda yang disesuaikan dengan target audiensnya, “Biasanya naskah di media cetak lebih rinci mengolah data dan fakta yang disampaikan, sementara naskah di media televisi dan radio cenderung menggunakan bahasa tutur dan bercerita.” Perbedaan penulisan naskah ini memengaruhi kepada membaca berita, dimana ‘membaca’ berita disini berarti bagaimana jurnalis menyampaikan isi naskah kepada khalayak. Sementara untuk materi membuat berita, para siswa dibekali dengan materi dasar dan teknik wawancara. Dosen Aprilia menambahkan, teknik wawancara harus memahami materi pertanyaan termasuk latar belakang narasumber yang akan diwawancarai, “karena dengan mengetahui latar belakang narasumber, memudahkan jurnalis untuk mengolah pertanyaan dan membuat narasumber nyaman menjawab pertanyaan.”

Tiga materi dasar jurnalistik yang dibawakan dua dosen ILKOM UNPAM ini mendapat tanggapan dan antusias dari para siswa, termasuk pertanyaan seputar pekerjaan reporter atau wartawan, dan bagaimana memainkan isu hangat dan isu viral. Seperti pertanyaan yang dilontarkan siswa kelas 12, Rahma Nurul, “Bagaimana bila reporter melakukan kesalahan saat melakukan reportase atau laporan?” Untuk menjawab pertanyaan ini, dosen Prima menjelaskan, bahwa setiap reporter atau wartawan sebelum bertugas melakukan peliputan berita harus memiliki bekal data dan fakta awalan termasuk latar belakang narasumber yang akan ditemui. Setiap manusia tentu pernah melakukan kesalahan, tapi reporter harus segera menyadari kesalahannya dan bisa langsung memperbaikinya saat laporan sedang berlangsung, “misalnya saat siaran langsung, reporter bisa langsung meralat dan memperbaiki laporannya dengan data dan fakta yang sebenarnya.” Salah satu kesalahan yang seringkali terjadi dan tanpa disadari yakni kesalahan pelafalan atau biasa disebut slip-tongue. Keseruan diskusi berlanjut karena para siswa semakin ingin tahu bagaimana cara kerja reporter dan wartawan di lapangan.

POTENSI JURNALIS MUDA

Suasana Tes Penyiar pada Pelatihan Jurnalistik di Sekolah Binar
Siswa Sekolah Binar melakukan tes penyiar

Hampir satu setengah jam membawakan materi dasar jurnalistik, tidak satu pun siswa sekolah Binar yang beranjak dari tempat duduknya, meski cuaca panas terik begitu terasa hingga kipas angin dalam ruangan tidak lagi terasa memberikan hawa sejuk. Para siswa masih antusias bertanya dan menanggapi berbagai materi dan diskusi yang disampaikan dua dosen ILKOM UNPAM. Antusias para siswa semakin tinggi ketika mencoba menjadi reporter dan penyiar untuk praktik materi membaca berita.

Kamelia Ahsanti, siswi kelas 12, mencoba bersuara lewat membaca naskah berita televisi untuk materi dubbing, yakni pengisi suara naskah berita di televisi. Meski terbata-bata, Kamelia berhasil menyelesaikan satu naskah berita tentang kemelut partai politik. Menurut Kamelia, ada perbendaharaan kata yang baru diketahuinya, “Aduh salah..boleh diulang ya, bu?” ujar Kamelia. Sementara Laury Az-Zahra, siswi kelas 12, mencoba membaca naskah penyiar radio berita sekaligus simulasi bertanya kepada narasumber mengenai prakiraan cuaca. Baik Kamelia maupun Laury patut diapresiasi karena sudah berani maju dan mencoba pengalaman baru, membaca naskah berita media penyiaran.

Sesi praktik ditutup dengan pertanyaan dari dosen ILKOM UNPAM, “Jika seseorang yang cadel dan buta warna, bisakah menjadi reporter?”, tanya dosen Prima. Ucapan, “Bisaaa..” dan “Tidak Bisaa…” silih berganti terdengar dari dua sisi. Ada siswa yang tertawa, atau langsung menutup mulut dan wajahnya karena takut salah. Dosen Aprilia memastikan, benar atau salah bukan masalah tapi berani mengajukan pendapat dan argumentasi adalah keberanian yang patut diapresiasi. Hingga salah satu siswa berani berujar, “sebaiknya orang yang cadel tidak bisa menjadi reporter karena pengucapannya untuk membaca naskah dan menyampaikan informasi berita akan terdengar kurang sempurna. Demikian juga yang buta warna, nanti dia salah menginterpretasikan warna yang sebenarnya sehingga membuat bingung pemirsa.” Jawaban siswi ini patut diacungi jempol karena berani mengungkapkan pendapatnya dan argumentasinya. Dua dosen ILKOM UNPAM juga menyiapkan hadiah kecil bagi para siswa yang sudah berani mencoba membaca berita, menjadi penyiar, dan menjawab pertanyaan.

Antusias para siswa sekolah Binar menunjukkan potensi jurnalis muda ada di antara para siswa, apalagi ada beberapa siswa yang terang-terangan mengaku tertarik kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi. Literasi para siswa tentang jurnalistik dan media juga patut diapresiasi karena mengetahui sejumlah tokoh di dunia penyiaran hingga aturan kode etik jurnalistik. Pelatihan dasar jurnalistik ini pun memberikan ruang para siswa untuk melengkapi literasi mereka tentang kode etik jurnalistik dan media penyiaran di Indonesia.

Antusias para siswa dan didukung penuh pihak sekolah membuat pelatihan dasar jurnalistik diharapkan bisa berlangsung setiap tahun, seiring bertambahnya siswa baru dan berkembangnya dunia media penyiaran dan digital di Indonesia. Bak gayung bersambut, pihak Sekolah Binar pun bersedia menandatangani Kerjasama terkait Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan dosen ILKOM UNPAM. Harapannya, Kerjasama antara Sekolah Binar dan ILKOM UNPAM tidak hanya seputar materi jurnalistik, tapi juga materi-materi terkait dua jurusan lain yakni Broadcasting dan Corporate Communication, bisa diberikan kepada para siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan para siswa sekolah Binar.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement