Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengusulkan pemindahan kucing liar di Ibu Kota ke pulau kecil di Kepulauan Seribu. Pulau Tidung Kecil menjadi opsi incaran untuk membuat destinasi wisata pulau kucing.
Rencana ini diusulkan sebagai upaya untuk mengatasi masalah populasi kucing liar yang semakin meningkat di Jakarta. Gagasan ini terinspirasi oleh fenomena keberadaan pulau-pulau kucing di Jepang, yang telah menjadi daya tarik wisata global.
Rencana ini menuai pro dan kontra dari masyarakat maupun pemerhati lingkungan. Sebagian masyarakat melihat adanya peluang positif, terutama dalam konteks pariwisata. Bagi sebagian penggemar kucing, keberadaan Pulau Kucing dapat menjadi daya tarik wisata yang menarik.
Pendukung proyek ini beranggapan bahwa pulau tersebut akan memberikan ruang bagi kucing liar dan juga peluang bagi para pengunjung untuk berinteraksi dengan hewan-hewan menggemaskan itu.
Sementara itu, tak sedikit pula yang skeptis terhadap rencana ini. Mereka yang kontra memiliki kekhawatiran terkait pengelolaan lingkungan dan sumber daya untuk merawat populasi kucing yang dipindahkan.
Ada juga kekhawatiran bahwa proyek ini hanya bersifat jangka pendek dan tidak akan diikuti oleh pengelolaan yang berkelanjutan. Di sisi lain, muncul dorongan agar pemerintah lebih memberikan perhatian serius terhadap dampak ekologis yang dapat ditimbulkan.
"Bagaimana dengan pangannya? Kucing-kucing itu bisa mati massal. Sebaliknya, kalau terlalu dominan, mereka bisa menjadi spesies invasif yang mengancam keberadaan hewan lokal," kata dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) Mahawan Karuniasa mengutip detiktravel, Selasa (3/6/2025).
Penempatan kucing liar pada suatu ekosistem baru berpotensi mengganggu keseimbangan flora dan fauna yang telah ada. Para pakar lingkungan memperingatkan bahwa kucing yang berada di alam liar dapat menjadi predator yang dapat membahayakan spesies lokal. Kucing yang dipindahkan bisa menjadi spesies invasif yang mengganggu spesies asli dan mengubah rantai makanan yang ada.
Khususnya di Pulau Tidung Kecil, kehadiran kucing sebagai predator dapat mengancam keberlangsungan beberapa spesies lokal yang sudah menyesuaikan diri dengan habitat tersebut. Ketimbang memindahkan hewan begitu saja, Mahawan berpendapat bahwa pendekatan yang lebih baik adalah dengan memperkuat program-program pengendalian populasi yang ada di Jakarta seperti sterilisasi dan penampungan.
Namun, jika rencana ini berhasil, pulau kucing dapat membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya pengelolaan pulau ini, keterlibatan petugas untuk merawat kucing dan menjaga lingkungan bisa mendukung perekonomian lokal. Untuk mencapai hal ini, tentunya diperlukan dukungan penuh dari pemerintah, pakar lingkungan, serta organisasi pemerhati hewan.